Surat Al Ahqaf (Bukit Pasir)
Surat Al Ahqaf (Bukit Pasir) adalah surat ke-46 dalam Al Quran, terdiri dari 35 ayat, diturunkan di Mekkah.
-
1حٰمۤ ۚ ¦± m³m. Ḥā Mīm.
-
2تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ Tanz³lul-kit±bi minall±hil ‘az³zil-¥ak³m(i). Diturunkannya Kitab (Al-Qur’an) ini (berasal) dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
-
3مَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَمَّآ اُنْذِرُوْا مُعْرِضُوْنَ M± khalaqnas-sam±w±ti wal-ar«a wa m± bainahum± ill± bil-¥aqqi wa ajalim musamm±(n), wal-la©³na kafarµ ‘amm± un©irµ mu‘ri«µn(a). Kami tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali dengan hak dan dalam waktu yang ditentukan. Namun demikian, orang-orang yang kufur berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.
-
4قُلْ اَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقُوْا مِنَ الْاَرْضِ اَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى السَّمٰوٰتِ ۖائْتُوْنِيْ بِكِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ هٰذَآ اَوْ اَثٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Qul ara'aitum m± tad‘µna min dµnill±hi arµn³ m±©± khalaqµ minal-ar«i am lahum syirkun fis-sam±w±t(i), ³tµn³ bikit±bim min qabli h±©± au a£±ratim min ‘ilmin in kuntum ¡±diq³n(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah! Perlihatkanlah kepadaku (bagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka memiliki peran serta dalam (penciptaan) langit! Datangkanlah kepadaku kitab yang sebelum ini (Al-Qur’an) atau peninggalan dari pengetahuan (generasi terdahulu) jika kamu adalah orang-orang benar.”
-
5وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنْ يَّدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَنْ لَّا يَسْتَجِيْبُ لَهٗٓ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَاۤىِٕهِمْ غٰفِلُوْنَ Wa man a«allu mimmay yad‘µ min dµnill±hi mal l± yastaj³bu lahµ il± yaumil-qiy±mati wa hum ‘an du‘±'ihim g±filµn(a). Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah selain Allah (sembahan) yang tidak dapat mengabulkan (doa)-nya sampai hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?
-
6وَاِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوْا لَهُمْ اَعْدَاۤءً وَّكَانُوْا بِعِبَادَتِهِمْ كٰفِرِيْنَ Wa i©± ¥usyiran-n±su k±nµ lahum a‘d±'aw wa k±nµ bi‘ib±datihim k±fir³n(a). Apabila manusia dikumpulkan (pada hari Kiamat), mereka (sesembahan) itu menjadi musuh-musuh mereka dan mereka mengingkari pemujaan-pemujaan yang dahulu mereka lakukan kepadanya.
-
7وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ قَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۙ هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌۗ Wa i©± tutl± ‘alaihim ±y±tun± bayyin±tin q±lal-la©³na kafarµ lil-¥aqqi lamm± j±'ahum, h±©± si¥rum mub³n(un). Apabila dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas kepada mereka, orang-orang yang kufur berkata tentang kebenaran itu ketika datang kepada mereka, “Ini adalah sihir yang nyata.”
-
8اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَلَا تَمْلِكُوْنَ لِيْ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗهُوَ اَعْلَمُ بِمَا تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ كَفٰى بِهٖ شَهِيْدًا ۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Am yaqµlµnaftar±h(u), qul iniftaraituhµ fal± tamlikµna l³ minall±hi syai'±(n), huwa a‘lamu bim± tuf³«µna f³h(i), kaf± bih³ syah³dam bain³ wa bainakum, wa huwal-gafµrur-ra¥³m(u). Bahkan, mereka berkata, “Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakannya (Al-Qur’an).” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika aku mengada-adakannya, tentu kamu tidak mampu sedikit pun menghindarkan aku dari (azab) Allah. Dia lebih tahu apa yang kamu percakapkan tentang itu (Al-Qur’an). Cukuplah Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
-
9قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِّنَ الرُّسُلِ وَمَآ اَدْرِيْ مَا يُفْعَلُ بِيْ وَلَا بِكُمْۗ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ وَمَآ اَنَا۠ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ Qul m± kuntu bid‘am minar-rusuli wa m± adr³ m± yuf‘alu b³ wa l± bikum, in attabi‘u ill± m± yµ¥± ilayya wa m± ana ill± na©³rum mub³n(un). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara para rasul dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat (Allah) kepadaku dan kepadamu. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.”
-
10قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ وَكَفَرْتُمْ بِهٖ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى مِثْلِهٖ فَاٰمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ Qul ara'aitum in k±na min ‘indill±hi wa kafartum bih³ wa syahida sy±hidum mim ban³ isr±'³la ‘al± mi£lih³ fa ±mana wastakbartum, innall±ha l± yahdil-qauma§-§±lim³n(a). Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika ia (Al-Qur’an) itu datang dari Allah dan kamu mengingkarinya, padahal seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an lalu dia beriman, sedangkan kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
-
11وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا سَبَقُوْنَآ اِلَيْهِۗ وَاِذْ لَمْ يَهْتَدُوْا بِهٖ فَسَيَقُوْلُوْنَ هٰذَآ اِفْكٌ قَدِيْمٌ Wa q±lal-la©³na kafarµ lil-la©³na ±manµ lau k±na khairam m± sabaqµn± ilaih(i), wa i© lam yahtadµ bih³ fasayaqµlµna h±©± ifkun qad³m(un). Orang-orang yang kufur berkata tentang orang-orang yang beriman, “Sekiranya Al-Qur’an itu adalah sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami (beriman) kepadanya.” (Akan tetapi,) karena tidak mendapat petunjuk dengannya, mereka akan berkata, “Ini adalah kedustaan lama (yang disampaikan kembali).”
-
12وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰٓى اِمَامًا وَّرَحْمَةً ۗوَهٰذَا كِتٰبٌ مُّصَدِّقٌ لِّسَانًا عَرَبِيًّا لِّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۖوَبُشْرٰى لِلْمُحْسِنِيْنَ Wa min qablih³ kit±bu mµs± im±maw wa ra¥mah(tan), wa h±©± kit±bum mu¡addiqul lis±nan ‘arabiyyal liyun©iral-la©³na §alamµ, wa busyr± lil-mu¥sin³n(a). Sebelum itu (Al-Qur’an) telah ada Kitab Musa sebagai imam (anutan) dan rahmat. Ini (Al-Qur’an) adalah Kitab yang membenarkan (kitab-kitab sebelumnya) yang berbahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang muhsin.
-
13اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ Innal-la©³na q±lµ rabbunall±hu £ummastaq±mµ fal± khaufun ‘alaihim wa l± hum ya¥zanµn(a). Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap istikamah, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih.
-
14اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Ul±'ika a¡¥±bul-jannati kh±lid³na f³h±, jaz±'am bim± k±nµ ya‘malµn(a). Mereka itulah para penghuni surga (dan) kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
-
15وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Wa wa¡¡ainal-ins±na biw±lidaihi i¥s±n±(n), ¥amalathu ummuhµ kurhaw wa wa«a‘athu kurh±(n), wa ¥amluhµ wa fi¡±luhµ £al±£µna syahr±(n), ¥att± i©± balaga asyuddahµ wa balaga arba‘³na sanah(tan), q±la rabbi auzi‘n³ an asykura ni‘matakal-lat³ an‘amta ‘alayya wa ‘al± w±lidayya wa an a‘mala ¡±li¥an tar«±hu wa a¡li¥ l³ f³ ©urriyyat³, inn³ tubtu ilaika wa inn³ minal-muslim³n(a). Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”
-
16اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّاٰتِهِمْ فِيْٓ اَصْحٰبِ الْجَنَّةِۗ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ Ul±'ikal-la©³na nataqabbalu ‘anhum a¥sana m± ‘amilµ wa nataj±wazu ‘an sayyi'±tihim f³ a¡¥±bil-jannah(ti), wa‘da¡-¡idqil-la©³ k±nµ yµ‘adµn(a). Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal terbaiknya yang telah mereka kerjakan, Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (dan mereka) termasuk para penghuni surga. Itu merupakan janji yang benar yang dahulu dijanjikan kepada mereka.
-
17وَالَّذِيْ قَالَ لِوَالِدَيْهِ اُفٍّ لَّكُمَآ اَتَعِدَانِنِيْٓ اَنْ اُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُوْنُ مِنْ قَبْلِيْۚ وَهُمَا يَسْتَغِيْثٰنِ اللّٰهَ وَيْلَكَ اٰمِنْ ۖاِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّۚ فَيَقُوْلُ مَا هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ Wal-la©³ q±la liw±lidaihi uffil lakum± ata‘id±nin³ an ukhraja wa qad khalatil qurµnu min qabl³, wa hum± yastag³£±nill±ha wailaka ±min, inna wa‘dall±hi ¥aqq(un), fayaqµlu m± h±©± ill± as±¯³rul-awwal³n(a). Namun, orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah, kamu berdua! Apakah kamu berdua memperingatkanku bahwa aku akan dibangkitkan (dari kubur), padahal umat-umat sebelumku telah berlalu?” Sementara itu, kedua orang tuanya memohon pertolongan kepada Allah (seraya berkata,) “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah itu benar.” Lalu, dia (anak itu) berkata, “Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.”
-
18اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَ Ul±'ikal-la©³na ¥aqqa ‘alaihimul-qaulu f³ umamin qad khalat min qablihim minal-jinni wal-ins(i), innahum k±nµ kh±sir³n(a). Mereka itulah orang-orang yang pasti terkena ketetapan (azab) bersama umat-umat sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi.
-
19وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۚ وَلِيُوَفِّيَهُمْ اَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Wa likullin daraj±tum mimm± ‘amilµ, wa liyuwaffiyahum a‘m±lahum wa hum l± yu§lamµn(a). Setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah menyempurnakan balasan amal mereka serta mereka tidak dizalimi.
-
20وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَاۚ فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ ࣖ Wa yauma yu‘ra«ul-la©³na kafarµ ‘alan-n±r(i), a©habtum ¯ayyib±tikum f³ ¥ay±tikumud-dun-y± wastamta‘tum bih±, fal-yauma tujzauna ‘a©±bal-hµni bim± kuntum tastakbirµna fil-ar«i bigairil-¥aqqi wa bim± kuntum tafsuqµn(a). Pada hari (ketika) orang-orang yang kufur dihadapkan pada neraka, (dikatakan kepada mereka,) “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik dalam kehidupan duniamu dan bersenang-senang dengannya. Pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu takabur di bumi, padahal tidak berhak (untuk sombong), dan (juga) karena kamu selalu durhaka.”
-
21۞ وَاذْكُرْ اَخَا عَادٍۗ اِذْ اَنْذَرَ قَوْمَهٗ بِالْاَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖٓ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۗاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ Wa©kur akh± ‘±d(in), i© an©ara qaumahµ bil-a¥q±fi wa qad khalatin-nu©uru mim baini yadaihi wa min khalfih³ all± ta‘budµ illall±h(a), inn³ akh±fu ‘alaikum ‘a©±ba yaumin ‘a§³m(in). Ingatlah saudara (kaum) ‘Ad (Hud) ketika dia mengingatkan kaumnya (yang tinggal) di (lembah) Ahqaf. Sungguh, telah berlalu para pemberi peringatan sebelum dan setelahnya. (Dia berkata,) “Janganlah kamu menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.”
-
22قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ اٰلِهَتِنَاۚ فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ Q±lµ aji'tan± lita'fikan± ‘an ±lihatin± fa'tin± bim± ta‘idun± in kunta mina¡-¡±diq³n(a). Mereka menjawab, “Apakah engkau datang untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka, datangkanlah azab yang telah engkau janjikan kepada kami jika engkau termasuk orang-orang benar.”
-
23قَالَ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖوَاُبَلِّغُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖ وَلٰكِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ Q±la innamal ‘ilmu ‘indall±h(i), wa uballigukum m± ursiltu bih³ wa l±kinn³ ar±kum qauman tajhalµn(a). Dia (Hud) berkata, “Sesungguhnya ilmu (kapan datangnya azab itu) hanya ada pada Allah. Aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku melihat kamu adalah kaum yang berlaku bodoh.”
-
24فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ Falamm± ra'auhu ‘±ri«am mustaqbila audiyatihim, q±lµ h±©± ‘±ri«um mum¯irun±, bal huwa masta‘jaltum bih(³), r³¥un f³h± ‘a©±bun al³m(un). Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih.
-
25تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍۢ بِاَمْرِ رَبِّهَا فَاَصْبَحُوْا لَا يُرٰىٓ اِلَّا مَسٰكِنُهُمْۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْنَ Tudammiru kulla syai'im bi'amri rabbih± fa'a¡ba¥µ l± yur± ill± mas±kinuhum, ka©±lika najzil-qaumal-mujrim³n(a). (Azab itu) menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya sehingga mereka (kaum ‘Ad) menjadi tidak terlihat lagi, kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang durhaka.
-
26وَلَقَدْ مَكَّنّٰهُمْ فِيْمَآ اِنْ مَّكَّنّٰكُمْ فِيْهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَّاَبْصَارًا وَّاَفْـِٕدَةًۖ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَآ اَبْصَارُهُمْ وَلَآ اَفْـِٕدَتُهُمْ مِّنْ شَيْءٍ اِذْ كَانُوْا يَجْحَدُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa laqad makkann±hum f³m± im makkann±kum f³hi wa ja‘aln± lahum sam‘aw wa ab¡±raw wa af'idah(tan), fam± agn± ‘anhum sam‘uhum wa l± ab¡±ruhum wa l± af'idatuhum min syai'in i© k±nµ yaj¥adµna bi'±y±till±hi wa ¥±qa bihim m± k±nµ bih³ yastahzi'µn(a). Sungguh, Kami benar-benar telah meneguhkan kedudukan mereka (‘Ad) yang tidak Kami berikan kepadamu (kafir Makkah). Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi tidak berguna pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu sedikit pun karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah dikepung oleh apa (azab) yang selalu mereka perolok-olokkan.
-
27وَلَقَدْ اَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُمْ مِّنَ الْقُرٰى وَصَرَّفْنَا الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ Wa laqad ahlakn± m± ¥aulakum minal-qur± wa ¡arrafnal-±y±ti la‘allahum yarji‘µn(a). Sungguh, benar-benar telah Kami binasakan negeri-negeri di sekitarmu (penduduk Makkah) dan telah Kami ulang-ulang (jelaskan) tanda-tanda (kebesaran Kami) agar mereka kembali (dari kekufuran).
-
28فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ قُرْبَانًا اٰلِهَةً ۗبَلْ ضَلُّوْا عَنْهُمْۚ وَذٰلِكَ اِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Falau l± na¡arahumul-la©³nattakha©µ min dµnill±hi qurb±nan ±lihah(tan), bal «allµ ‘anhum, wa ©±lika ifkuhum wa m± k±nµ yaftarµn(a). Maka, mengapa (tuhan-tuhan) yang mereka sembah selain Allah untuk mendekatkan diri (kepada-Nya) itu tidak menolong mereka? Bahkan, tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka. Itulah kebohongan mereka dan apa yang selalu mereka ada-adakan.
-
29وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ Wa i© ¡arafn± ilaika nafaram minal-jinni yastami‘µnal-qur'±n(a), falamm± ¥a«arµhu q±lµ an¡itµ, falamm± qu«iya wallau il± qaumihim mun©ir³n(a). (Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an. Ketika menghadirinya, mereka berkata, “Diamlah!” Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan.
-
30قَالُوْا يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ Q±lµ y± qauman± inn± sami‘n± kit±ban unzila mim ba‘di mµs± mu¡addiqal lim± baina yadaihi yahd³ ilal-¥aqqi wa il± ¯ar³qim mustaq³m(in). Mereka berkata, “Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan setelah Musa sebagai pembenar (kitab-kitab) yang datang sebelumnya yang menunjukkan pada kebenaran dan yang (membimbing) ke jalan yang lurus.
-
31يٰقَوْمَنَآ اَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللّٰهِ وَاٰمِنُوْا بِهٖ يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ Y± qauman± aj³bµ d±‘iyall±hi wa ±minµ bih³ yagfir lakum min ©unµbikum wa yujirkum min ‘a©±bin al³m(in). Wahai kaum kami, penuhilah (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menyelamatkanmu dari azab yang pedih.
-
32وَمَنْ لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللّٰهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِى الْاَرْضِ وَلَيْسَ لَهٗ مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءُ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Wa mal l± yujib d±‘iyall±hi falaisa bimu‘jizin fil-ar«i wa laisa lahµ min dµnih³ auliy±'(u), ul±'ika f³ «al±lim mub³n(in). Siapa yang tidak memenuhi (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah tidak kuasa (melepaskan diri dari siksa Allah) di bumi dan tidak ada para pelindung baginya selain Allah. Mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata.”
-
33اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يُّحْيِ َۧ الْمَوْتٰى ۗبَلٰٓى اِنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Awalam yarau annall±hal-la©³ khalaqas-sam±w±ti wal-ar«a wa lam ya‘ya bikhalqihinna biq±dirin ‘al± ay yu¥yiyal-maut±, bal± innahµ ‘al± kulli syai'in qad³r(un). Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi serta tidak merasa lelah karena menciptakannya, Dia kuasa untuk menghidupkan yang mati? Tentu demikian. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
-
34وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ اَلَيْسَ هٰذَا بِالْحَقِّ ۗ قَالُوْا بَلٰى وَرَبِّنَا ۗقَالَ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ Wa yauma yu‘ra«ul-la©³na kafarµ ‘alan-n±r(i), alaisa h±©± bil-¥aqq(i), q±lµ bal± wa rabbin±, q±la fa©µqul-‘a©±ba bim± kuntum takfurµn(a). Pada hari (ketika) orang-orang yang kufur dihadapkan pada neraka, (dikatakan kepada mereka,) “Bukankah (azab) ini merupakan kebenaran?” Mereka menjawab, “Tentu demikian, demi Tuhan kami.” Allah berfirman, “Maka, rasakanlah azab ini karena kamu selalu mengingkarinya.”
-
35فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَّهُمْ ۗ كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍ ۗ بَلٰغٌ ۚفَهَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُوْنَ ࣖ Fa¡bir kam± ¡abara ulul-‘azmi minar-rusuli wa l± tasta‘jil lahum, ka'annahum yauma yarauna m± yµ‘adµn(a), lam yalba£µ ill± s±‘atam min nah±r(in), bal±g(un), fahal yuhlaku illal-qaumul-f±siqµn(a). Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) sebagaimana ululazmi (orang-orang yang memiliki keteguhan hati) dari kalangan para rasul telah bersabar dan janganlah meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari ketika melihat azab yang dijanjikan, seolah-olah mereka hanya tinggal (di dunia) sesaat saja pada siang hari. (Nasihatmu itu) merupakan peringatan (dari Allah). Maka, tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum yang fasik.
Sumber: Terjemah Kementerian Agama RI