Surat Al Anbiya' (Para Nabi)

Surat Al Anbiya' (Para Nabi) adalah surat ke-21 dalam Al Quran, terdiri dari 112 ayat, diturunkan di Mekkah.


  • 1
    اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ Iqtaraba lin-n±si ¥is±buhum wa hum f³ gaflatim mu‘ri«µn(a). Telah makin dekat kepada manusia perhitungan (amal) mereka, sedangkan mereka dalam keadaan lengah lagi berpaling (darinya).
  • 2
    مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ ۙ M± ya't³him min ©ikrim mir rabbihim mu¥da£in illastama‘µhu wa hum yal‘abµn(a). Tidaklah diturunkan kepada mereka peringatan yang baru dari Tuhan, kecuali mereka mendengarkannya sambil bermain-main
  • 3
    لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ L±hiyatan qulµbuhum, wa asarrun-najwal-la©³na §alamµ, hal h±©± ill± basyarum mi£lukum, afa ta'tµnas-si¥ra wa antum tub¡irµn(a). (dan) hati mereka dalam keadaan lalai. Mereka, orang-orang yang zalim itu, merahasiakan pembicaraan (dengan saling berbisik), “Bukankah (orang) ini (Nabi Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kamu? Apakah kamu mengikuti sihir itu padahal kamu menyaksikannya?”
  • 4
    قٰلَ رَبِّيْ يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۖ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Q±la rabb³ ya‘lamul-qaula fis-sam±'i wal-ar«(i), wa huwas-sam³‘ul-‘al³m(u). Dia (Nabi Muhammad) berkata, “Tuhanku mengetahui (semua) perkataan di langit serta di bumi dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
  • 5
    بَلْ قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍۢ بَلِ افْتَرٰىهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌۚ فَلْيَأْتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَآ اُرْسِلَ الْاَوَّلُوْنَ Bal q±lµ a«g±£u a¥l±mim baliftar±hu bal huwa sy±‘ir(un), falya'tin± bi'±yatin kam± ursilal-awwalµn(a). Bahkan, mereka berkata, “(Al-Qur’an itu buah) mimpi-mimpi kosong. Malah, dia (Nabi Muhammad) merekayasanya. Lebih dari itu, dia seorang penyair. Maka, hendaklah dia mendatangkan kepada kami suatu tanda (mukjizat) sebagaimana rasul-rasul yang diutus terdahulu.”
  • 6
    مَآ اٰمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَاۚ اَفَهُمْ يُؤْمِنُوْنَ M± ±manat qablahum min qaryatin ahlakn±h±, afahum yu'minµn(a). Tidak ada satu pun (penduduk) negeri sebelum mereka yang telah Kami binasakan itu beriman, (padahal telah Kami kirimkan bukti). Apakah mereka (penduduk Makkah) akan beriman (jika Kami kirimkan bukti)?
  • 7
    وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ Wa m± arsaln± qablaka ill± rij±lan nµ¥³ ilaihim fas'alµ ahla©-©ikri in kuntum l± ta‘lamµn(a). Kami tidak mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka, bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui.
  • 8
    وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ Wa m± ja‘aln±hum jasadal l± ya'kulµna¯-¯a‘±ma wa m± k±nµ kh±lid³n(a). Kami tidak menjadikan mereka (para utusan) sebagai jasad yang tidak membutuhkan makanan. Mereka tidak (pula) hidup kekal.
  • 9
    ثُمَّ صَدَقْنٰهُمُ الْوَعْدَ فَاَنْجَيْنٰهُمْ وَمَنْ نَّشَاۤءُ وَاَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِيْنَ ¤umma ¡adaqn±humul-wa‘da fa anjain±hum wa man nasy±'u wa ahlaknal-musrif³n(a). Kemudian Kami tepati janji kepada mereka (para utusan). Maka, Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.
  • 10
    لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ Laqad anzaln± ilaikum kit±ban f³hi ©ikrukum, afal± ta‘qilµn(a). Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur’an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Apakah kamu tidak mengerti?
  • 11
    وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَّاَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَ Wa kam qa¡amn± min qaryatin k±nat §±limataw wa ansya'n± ba‘dah± qauman ±khar³n(a). Betapa banyak (penduduk) negeri yang zalim telah Kami binasakan dan Kami lahirkan generasi yang lain setelah mereka (sebagai penggantinya).
  • 12
    فَلَمَّآ اَحَسُّوْا بَأْسَنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَرْكُضُوْنَ ۗ Falamm± a¥assµ ba'san± i©± hum minh± yarku«µn(a). Maka, ketika mereka menyadari (dekatnya) azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri darinya (negeri itu).
  • 13
    لَا تَرْكُضُوْا وَارْجِعُوْٓا اِلٰى مَآ اُتْرِفْتُمْ فِيْهِ وَمَسٰكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْـَٔلُوْنَ L± tarku«µ warji‘µ il± m± utriftum f³hi wa mas±kinikum la‘allakum tus'alµn(a). Janganlah kamu berlari tergesa-gesa. Kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu (yang baik) agar kamu dapat ditanya.
  • 14
    قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ Q±lµ y± wailan± inn± kunn± §±lim³n(a). Mereka berkata, “Betapa celaka kami! Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim.”
  • 15
    فَمَا زَالَتْ تِّلْكَ دَعْوٰىهُمْ حَتّٰى جَعَلْنٰهُمْ حَصِيْدًا خٰمِدِيْنَ Fam± z±lat tilka da‘w±hum ¥att± ja‘aln±hum ¥a¡³dan kh±mid³n(a). Kemudian, (kalimat) itu selalu menjadi keluhan mereka hingga mereka Kami jadikan seperti tanaman yang telah dituai dan (seperti api yang) padam.
  • 16
    وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ Wa m± khalaqnas-sam±'a wal-ar«a wa m± bainahum± l±‘ib³n(a). Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.
  • 17
    لَوْ اَرَدْنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّآ ۖاِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ Lau aradn± an nattakhi©a lahwal lattakha©n±hu mil ladunn±, in kunn± f±‘il³n(a). Seandainya Kami hendak menjadikan sesuatu sebagai permainan, tentulah Kami akan membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat (demikian).
  • 18
    بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ Bal naq©ifu bil-¥aqqi ‘alal-b±¯ili fa yadmaguhµ fa i©± huwa z±hiq(un), wa lakumul-wailu mimm± ta¡ifµn(a). Sebaliknya, Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu (yang hak) itu menghancurkannya. Maka, seketika itu ia (yang batil) lenyap. Celakalah kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya).
  • 19
    وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ Wa lahµ man fis-sam±w±ti wal-ar«(i), wa man ‘indahµ l± yastakbirµna ‘an ‘ib±datih³ wa l± yasta¥sirµn(a). Hanya milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. (Malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.
  • 20
    يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ Yusabbi¥µnal-laila wan-nah±ra l± yafturµn(a). Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih pada waktu malam dan siang dengan tidak henti-hentinya.
  • 21
    اَمِ اتَّخَذُوْٓا اٰلِهَةً مِّنَ الْاَرْضِ هُمْ يُنْشِرُوْنَ Amittakha©µ ±lihatam minal-ar«i hum yunsyirµn(a). Apakah mereka mengambil dari bumi tuhan-tuhan yang dapat menghidupkan (orang-orang yang mati)?
  • 22
    لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ Lau k±na f³him± ±lihatun illall±hu lafasadat±, fa sub¥±nall±hi rabbil-‘arsyi ‘amm± ya¡ifµn(a). Seandainya pada keduanya (langit dan bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah, Tuhan pemilik ʻArasy, dari apa yang mereka sifatkan.
  • 23
    لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُوْنَ L± yus'alu ‘amm± yaf‘alu wa hum yus'alµn(a). (Allah) tidak ditanya tentang apa yang Dia kerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya.
  • 24
    اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْۚ هٰذَا ذِكْرُ مَنْ مَّعِيَ وَذِكْرُ مَنْ قَبْلِيْۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۙ الْحَقَّ فَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ Amittakha©µ min dµnih³ ±lihah(tan), qul h±tµ burh±nakum, h±©± ©ikru mam ma‘iya wa ©ikru man qabl³, bal ak£aruhum l± ya‘lamµnal-¥aqqa fahum mu‘ri«µn(a). Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kemukakanlah alasan-alasanmu! Ini (ajaran tauhid) adalah sesuatu yang selalu diingatkan kepada orang yang bersamaku dan kepada orang sebelumku.” Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak (kebenaran) sehingga mereka berpaling.
  • 25
    وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ Wa m± arsaln± min qablika mir rasµlin ill± nµ¥³ ilaihi annahµ l± il±ha ill± ana fa‘budµn(i). Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku.
  • 26
    وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗبَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُوْنَ ۙ Wa q±luttakha©ar-ra¥m±nu waladan sub¥±nah(µ), bal ‘ib±dum mukramµn(a). Mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak.” Mahasuci Dia. Sebaliknya, mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
  • 27
    لَا يَسْبِقُوْنَهٗ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِاَمْرِهٖ يَعْمَلُوْنَ L± yasbiqµnahµ bil-qauli wa hum bi'amrih³ ya‘malµn(a). Mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.
  • 28
    يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى وَهُمْ مِّنْ خَشْيَتِهٖ مُشْفِقُوْنَ Ya‘lamu m± baina aid³him wa m± khalfahum wa l± yasyfa‘µna ill± limanirta«± wa hum min khasy-yatih³ musyfiqµn(a). Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka (malaikat) dan yang ada di belakang mereka. Mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang Dia ridai dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
  • 29
    ۞ وَمَنْ يَّقُلْ مِنْهُمْ اِنِّيْٓ اِلٰهٌ مِّنْ دُوْنِهٖ فَذٰلِكَ نَجْزِيْهِ جَهَنَّمَۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ ࣖ Wa may yaqul minhum inn³ il±hum min dµnih³ fa ©±lika najz³hi jahannam(a), ka©±lika najzi§-§±lim³n(a). Siapa saja di antara mereka (malaikat) yang berkata, “Sesungguhnya aku adalah tuhan selain-Nya,” maka (dia) itu Kami beri balasan dengan (neraka) Jahanam. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang zalim.
  • 30
    اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ Awalam yaral-la©³na kafarµ annas-sam±w±ti wal-ar«a k±nat± ratqan fa fataqn±hum±, wa ja‘aln± minal-m±'i kulla syai'in ¥ayy(in), afal± yu'minµn(a). Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?
  • 31
    وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ Wa ja‘aln± fil-ar«i raw±siya an tam³da bihim, wa ja‘aln± f³h± fij±jan subulal la‘allahum yahtadµn(a). Kami telah menjadikan di bumi gunung-gunung yang kukuh agar (tidak) berguncang bersama mereka dan Kami menjadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas agar mereka mendapat petunjuk.
  • 32
    وَجَعَلْنَا السَّمَاۤءَ سَقْفًا مَّحْفُوْظًاۚ وَهُمْ عَنْ اٰيٰتِهَا مُعْرِضُوْنَ Wa ja‘alnas-sam±'a saqfam ma¥fµ§±(n), wa hum ‘an ±y±tih± mu‘ri«µn(a). Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, tetapi mereka tetap berpaling dari tanda-tandanya (yang menunjukkan kebesaran Allah, seperti matahari dan bulan).
  • 33
    وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ Wa huwal-la©³ khalaqal-laila wan-nah±ra wasy-syamsa wal-qamar(a), kullun f³ falakiy yasba¥µn(a). Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
  • 34
    وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ Wa m± ja‘aln± libasyarim min qablikal-khuld(a), afa'im mitta fahumul-kh±lidµn(a). Kami tidak menjadikan keabadian bagi seorang manusia pun sebelum engkau (Nabi Muhammad). Maka, jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?
  • 35
    كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ Kullu nafsin ©±'iqatul-maut(i), wa nablµkum bisy-syarri wal-khairi fitnah(tan), wa ilain± turja‘µn(a). Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.
  • 36
    وَاِذَا رَاٰكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّتَّخِذُوْنَكَ اِلَّا هُزُوًاۗ اَهٰذَا الَّذِيْ يَذْكُرُ اٰلِهَتَكُمْۚ وَهُمْ بِذِكْرِ الرَّحْمٰنِ هُمْ كٰفِرُوْنَ Wa i©± ra'±kal-la©³na kafarµ iy yattakhi©µnaka ill± huzuw±(n), ah±©al-la©³ ya©kuru ±lihatakum, wa hum bi©ikrir-ra¥m±ni hum k±firµn(a). Apabila orang-orang yang kufur itu melihat engkau (Nabi Muhammad), mereka hanya menjadikan engkau bahan ejekan. (Mereka mengatakan,) “Inikah orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” Padahal, mereka orang yang ingkar mengingat (Allah) Yang Maha Pengasih.
  • 37
    خُلِقَ الْاِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍۗ سَاُورِيْكُمْ اٰيٰتِيْ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْنِ Khuliqal-ins±nu min ‘ajal(in), sa'ur³kum ±y±t³ fal± tasta‘jilµn(i). Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak Aku akan memperlihatkan kepadamu (azab yang menjadi) tanda-tanda (kekuasaan)- Ku. Maka, janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.
  • 38
    وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqµlµna mat± h±©al-wa‘du in kuntum ¡±diq³n(a). Mereka berkata, “Kapankah janji ini (akan datang), jika kamu orang yang benar?”
  • 39
    لَوْ يَعْلَمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا حِيْنَ لَا يَكُفُّوْنَ عَنْ وُّجُوْهِهِمُ النَّارَ وَلَا عَنْ ظُهُوْرِهِمْ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ Lau ya‘lamul-la©³na kafarµ ¥³na l± yakuffµna ‘aw wujµhihimun n±ra wa l± ‘an §uhµrihim wa l± hum yun¡arµn(a). Seandainya orang-orang yang kufur itu mengetahui saat mereka tidak mampu mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka dan saat mereka tidak mendapat pertolongan, (tentulah mereka tidak meminta agar azab itu disegerakan).
  • 40
    بَلْ تَأْتِيْهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَ Bal ta't³him bagtatan fa tabhatuhum fal± yasta¯³‘µna raddah± wa l± hum yun§arµn(a). Sebenarnya (hari Kiamat) itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu menjadikan mereka panik. Maka, mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak pula diberi penangguhan (waktu).
  • 41
    وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa ¥±qa bil-la©³na sakhirµ minhum m± k±nµ bih³ yastahzi'µn(a). Sungguh, rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad) telah diperolok-olokkan, lalu (karena itu) turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka (rasul-rasul) apa (azab) yang selalu mereka perolok-olokkan.
  • 42
    قُلْ مَنْ يَّكْلَؤُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمٰنِۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُّعْرِضُوْنَ Qul may yakla'ukum bil-laili wan-nah±ri minar-ra¥m±n(i), bal hum ‘an ©ikri rabbihim mu‘ri«µn(a). Katakanlah, “Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam dan siang dari (siksaan) Allah Yang Maha Pengasih?” Bahkan, mereka berpaling dari mengingat Tuhan mereka.
  • 43
    اَمْ لَهُمْ اٰلِهَةٌ تَمْنَعُهُمْ مِّنْ دُوْنِنَاۗ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَ اَنْفُسِهِمْ وَلَا هُمْ مِّنَّا يُصْحَبُوْنَ Am lahum ±lihatun tamna‘uhum min dµnin±, l± yasta¯³‘µna na¡ra anfusihim wa l± hum minn± yu¡¥abµn(a). Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan selain Kami yang dapat memelihara mereka (dari azab Kami)? (Tuhan-tuhan mereka itu) tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) dilindungi dari (azab) Kami.
  • 44
    بَلْ مَتَّعْنَا هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى طَالَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُۗ اَفَلَا يَرَوْنَ اَنَّا نَأْتِى الْاَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ اَطْرَافِهَاۗ اَفَهُمُ الْغٰلِبُوْنَ Bal matta‘n± h±'ul±'i wa ±b±'ahum ¥att± ¯±la ‘alaihimul-‘umur(u), afal± yarauna ann± na'til-ar«a nanqu¡uh± min a¯r±fih±, afahumul-g±libµn(a). Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjang usia mereka. Maka, tidakkah mereka melihat bahwa Kami mendatangi negeri (yang berada di bawah kekuasaan orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujungnya? Merekakah yang menang?
  • 45
    قُلْ اِنَّمَآ اُنْذِرُكُمْ بِالْوَحْيِۖ وَلَا يَسْمَعُ الصُّمُّ الدُّعَاۤءَ اِذَا مَا يُنْذَرُوْنَ Qul innam± un©irukum bil-wa¥y(i), wa l± yasma‘u¡-¡ummud-du‘±'a i©± m± yun©arµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya memperingatkanmu dengan wahyu.” Akan tetapi, orang-orang tuli (musyrik) tidak mendengarkan seruan bila mereka diberi peringatan.
  • 46
    وَلَىِٕنْ مَّسَّتْهُمْ نَفْحَةٌ مِّنْ عَذَابِ رَبِّكَ لَيَقُوْلُنَّ يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ Wa la'im massathum naf¥atum min ‘a©±bi rabbika layaqµlunna y± wailan± inn± kunn± §±lim³n(a). Jika mereka ditimpa sedikit saja azab Tuhanmu, pastilah mereka berkata, “Celakalah kami! Sesungguhnya kami adalah orang yang selalu menzalimi (diri sendiri).”
  • 47
    وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ Wa na«a‘ul-maw±z³nal-qis¯a liyaumil-qiy±mati fal± tu§lamu nafsun syai'±(n), wa in k±na mi£q±la ¥abbatim min khardalin atain± bih±, wa kaf± bin± ¥±sib³n(a). Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
  • 48
    وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاۤءً وَّذِكْرًا لِّلْمُتَّقِيْنَ ۙ Wa laqad ±tain± mµs± wa h±rµnal-furq±na wa «iy±'aw wa ©ikral lil-muttaq³n(a). Sungguh, Kami telah menganugerahkan kepada Musa dan Harun Al-Furqan (Kitab Taurat), sinar (kehidupan), dan peringatan bagi orang-orang yang bertakwa.
  • 49
    الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُوْنَ Alla©³na yakhsyauna rabbahum bil-gaibi wa hum minas-s±‘ati musyfiqµn(a). (Yaitu) orang-orang yang takut (azab) Tuhannya, sekalipun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari Kiamat.
  • 50
    وَهٰذَا ذِكْرٌ مُّبٰرَكٌ اَنْزَلْنٰهُۗ اَفَاَنْتُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ ࣖ Wa h±©± ©ikrum mub±rakun anzaln±h(u), afa antum lahµ munkirµn(a). Ini (Al-Qur’an) adalah peringatan yang diberkahi yang telah Kami turunkan. Maka, apakah kamu menjadi pengingkar terhadapnya?
  • 51
    ۞ وَلَقَدْ اٰتَيْنَآ اِبْرٰهِيْمَ رُشْدَهٗ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهٖ عٰلِمِيْنَ Wa laqad ±tain± ibr±h³ma rusydahµ min qablu wa kunn± bih³ ‘±lim³n(a). Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan kepada Ibrahim petunjuk sebelum (Musa dan Harun) dan Kami telah mengetahui dirinya.
  • 52
    اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا هٰذِهِ التَّمَاثِيْلُ الَّتِيْٓ اَنْتُمْ لَهَا عٰكِفُوْنَ I© q±la li'ab³hi wa qaumih³ m± h±©ihit-tam±£³lul-lat³ antum lah± ‘±kifµn(a). (Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?”
  • 53
    قَالُوْا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا لَهَا عٰبِدِيْنَ Q±lµ wajadn± ±b±'an± lah± ‘±bid³n(a). Mereka menjawab, “Kami mendapati nenek moyang kami menjadi para penyembahnya”
  • 54
    قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Q±la laqad kuntum antum wa ±b±'ukum f³ «al±lim mub³n(in). Dia (Ibrahim) berkata, “Sungguh, kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.”
  • 55
    قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ اَمْ اَنْتَ مِنَ اللّٰعِبِيْنَ Q±lµ aji'tan± bil-¥aqqi am anta minal-l±‘ib³n(a). Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau (hanya) bermain-main?”
  • 56
    قَالَ بَلْ رَّبُّكُمْ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الَّذِيْ فَطَرَهُنَّۖ وَاَنَا۠ عَلٰى ذٰلِكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ Q±la bar rabbukum rabbus-sam±w±ti wal-ar«il-la©³ fa¯arahunn(a), wa ana ‘al± ©±likum minasy-sy±hid³n(a). Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya, Tuhan kamu adalah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya dan aku adalah salah satu saksi atas itu.”
  • 57
    وَتَاللّٰهِ لَاَكِيْدَنَّ اَصْنَامَكُمْ بَعْدَ اَنْ تُوَلُّوْا مُدْبِرِيْنَ Wa tall±hi la'ak³danna a¡n±makum ba‘da an tuwallµ mudbir³n(a). (Nabi Ibrahim berkata dalam hatinya,) “Demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.”
  • 58
    فَجَعَلَهُمْ جُذٰذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ Fa ja‘alahum ju©±©an ill± kab³ral lahum la‘allahum ilaihi yarji‘µn(a). Dia (Ibrahim) lalu menjadikan mereka (berhala-berhala itu) hancur berkeping-keping, kecuali (satu patung) yang terbesar milik mereka agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
  • 59
    قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَآ اِنَّهٗ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ Q±lµ man fa‘ala h±©± bi'±lihatin± innahµ lamina§-§±lim³n(a). Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orang zalim.”
  • 60
    قَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُ ۗ Q±lµ sami‘n± fatay ya©kuruhum yuq±lu lahµ ibr±h³m(u). Mereka (para penyembah berhala yang lain) berkata, “Kami mendengar seorang pemuda yang mencela mereka (berhala-berhala). Dia dipanggil dengan nama Ibrahim.”
  • 61
    قَالُوْا فَأْتُوْا بِهٖ عَلٰٓى اَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُوْنَ Q±lµ fa'tµ bih³ ‘al± a‘yunin-n±si la‘allahum yasyhadµn(a). Mereka berkata, “(Kalau demikian,) bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak agar mereka menyaksikan(-nya).”
  • 62
    قَالُوْٓا ءَاَنْتَ فَعَلْتَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَا يٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۗ Q±lµ a'anta fa‘alta h±©± bi'±lihatin± y± ibr±h³m(u). Mereka bertanya, “Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?”
  • 63
    قَالَ بَلْ فَعَلَهٗ كَبِيْرُهُمْ هٰذَا فَسْـَٔلُوْهُمْ اِنْ كَانُوْا يَنْطِقُوْنَ Q±la bal fa‘alahµ kab³ruhum h±©± fas'alµhum in k±nµ yan¯iqµn(a). Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya (patung) besar ini yang melakukannya. Tanyakanlah kepada mereka (patung-patung lainnya) jika mereka dapat berbicara.”
  • 64
    فَرَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَنْفُسِهِمْ فَقَالُوْٓا اِنَّكُمْ اَنْتُمُ الظّٰلِمُوْنَ ۙ Fa raja‘µ il± anfusihim fa q±lµ innakum antumu§-§±limµn(a). Maka, mereka kembali kepada diri mereka sendiri (mulai sadar) lalu berkata (kepada sesama mereka), “Sesungguhnya kamulah yang menzalimi (diri sendiri).”
  • 65
    ثُمَّ نُكِسُوْا عَلٰى رُءُوْسِهِمْۚ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هٰٓؤُلَاۤءِ يَنْطِقُوْنَ ¤umma nukisµ ‘al± ru'µsihim, laqad ‘alimta m± h±'ul±'i yan¯iqµn(a). Kemudian mereka menundukkan kepala (lalu berkata), “Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara.”
  • 66
    قَالَ اَفَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يَضُرُّكُمْ ۗ Q±la afata‘budµna min dµnill±hi m± l± yanfa‘ukum syai'aw wa l± ya«urrukum. Dia (Ibrahim) berkata, “Mengapa kamu menyembah sesuatu selain Allah yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu?
  • 67
    اُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Uffil lakum wa lim± ta‘budµna min dµnill±h(i), afal± ta‘qilµn(a). Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Apakah kamu tidak mengerti?”
  • 68
    قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ Q±lµ ¥arriqµhu wan¡urµ ±lihatakum in kuntum f±‘il³n(a). Mereka berkata, “Bakarlah dia (Ibrahim) dan bantulah tuhan-tuhan kamu jika kamu benar-benar hendak berbuat.”
  • 69
    قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ Quln± y± n±ru kµn³ bardaw wa sal±man ‘al± ibr±h³m(a). Kami (Allah) berfirman, “Wahai api, jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!”
  • 70
    وَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَخْسَرِيْنَ ۚ Wa ar±dµ bih³ kaidan fa ja‘aln±humul-akhsar³n(a). Mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, tetapi Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi.
  • 71
    وَنَجَّيْنٰهُ وَلُوْطًا اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْناَ فِيْهَا لِلْعٰلَمِيْنَ Wa najjain±hu wa lµ¯an ilal-ar«il-lat³ b±rakn± f³h± lil-‘±lam³n(a). Kami menyelamatkannya (Ibrahim) dan Lut ke tanah (Syam) yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam.
  • 72
    وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ Wa wahabn± lahµ is¥±qa wa ya‘qµba n±filah(tan), wa kullan ja‘aln± ¡±li¥³n(a). Kami juga menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq (anak) dan sebagai tambahan (Kami anugerahkan pula) Ya‘qub (cucu). Masing-masing Kami jadikan orang yang saleh.
  • 73
    وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَاِقَامَ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءَ الزَّكٰوةِۚ وَكَانُوْا لَنَا عٰبِدِيْنَ ۙ Wa ja‘aln±hum a'immatay yahdµna bi'amrin± wa au¥ain± ilaihim fi‘lal-khair±ti wa iq±ma¡-¡al±ti wa ³t±'az-zak±h(ti), wa k±nµ lan± ‘±bid³n(a). Kami menjadikan mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk atas perintah Kami dan Kami mewahyukan kepada mereka (perintah) berbuat kebaikan, menegakkan salat, dan menunaikan zakat, serta hanya kepada Kami mereka menyembah.
  • 74
    وَلُوْطًا اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًا وَّنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ تَّعْمَلُ الْخَبٰۤىِٕثَ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمَ سَوْءٍ فٰسِقِيْنَۙ Wa lµ¯an ±tain±hu ¥umkaw wa ‘ilmaw wa najjain±hu minal-qaryatil-lat³ k±nat ta‘malul-khab±'i£(a), innahum k±nµ qauma sau'in f±siq³n(a). Kepada Lut, Kami menganugerahkan hikmah serta ilmu dan Kami menyelamatkannya dari (azab yang telah menimpa penduduk) negeri (Sodom) yang melakukan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik.
  • 75
    وَاَدْخَلْنٰهُ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهٗ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ ࣖ Wa adkhaln±hu f³ ra¥matin±, innahµ mina¡-¡±li¥³n(a). Kami memasukkannya ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya dia termasuk golongan orang-orang yang saleh.
  • 76
    وَنُوْحًا اِذْ نَادٰى مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِ ۚ Wa nµ¥an i© n±d± min qablu fastajabn± lahµ fa najjain±hu wa ahlahµ minal-karbil-‘a§³m(i). (Ingatlah) Nuh ketika dia berdoa sebelum itu. Kami memperkenankan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya bersama pengikutnya dari bencana yang besar.
  • 77
    وَنَصَرْنٰهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمَ سَوْءٍ فَاَغْرَقْنٰهُمْ اَجْمَعِيْنَ Wa na¡arn±hu minal-qaumil-la©³na ka©©abµ bi'±y±tin±, innahum k±nµ qauma sau'in fa agraqn±hum ajma‘³n(a). Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya.
  • 78
    وَدَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ اِذْ يَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْ نَفَشَتْ فِيْهِ غَنَمُ الْقَوْمِۚ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَ ۖ Wa d±wµda wa sulaim±na i© ya¥kum±ni fil-¥ar£i i© nafasyat f³hi ganamul-qaum(i), wa kunn± li¥ukmihim sy±hid³n(a). (Ingatlah) Daud dan Sulaiman ketika mereka memberikan keputusan mengenai ladang yang dirusak pada malam hari oleh kambing-kambing milik kaumnya. Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu.
  • 79
    فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاوٗدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّا فٰعِلِيْنَ Fa fahhamn±h± sulaim±n(a), wa kullan ±tain± ¥ukmaw wa ‘ilm±(n), wa sakhkharn± ma‘a d±wµdal-jib±la yusabbi¥na wa¯-¯air(a), wa kunn± f±‘il³n(a). Lalu, Kami memberi pemahaman kepada Sulaiman (tentang keputusan yang lebih tepat). Kepada masing-masing (Daud dan Sulaiman) Kami memberi hikmah dan ilmu. Kami menundukkan gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih bersama Daud. Kamilah yang melakukannya.
  • 80
    وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوْسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنْۢ بَأْسِكُمْۚ فَهَلْ اَنْتُمْ شٰكِرُوْنَ Wa ‘allamn±hu ¡an‘ata labµsil lakum litu¥¡inakum mim ba'sikum, fahal antum sy±kirµn(a). Kami mengajarkan pula kepada Daud cara membuat baju besi untukmu guna melindungimu dari serangan musuhmu (dalam peperangan). Maka, apakah kamu bersyukur (kepada Allah)?
  • 81
    وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ عَاصِفَةً تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖٓ اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عٰلِمِيْنَ Wa lisulaim±nar-r³¥a ‘±¡ifatan tajr³ bi'amrih³ ilal-ar«il-lat³ b±rakn± f³h±, wa kunn± bikulli syai'in ‘±lim³n(a). (Kami menundukkan) pula untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
  • 82
    وَمِنَ الشَّيٰطِيْنِ مَنْ يَّغُوْصُوْنَ لَهٗ وَيَعْمَلُوْنَ عَمَلًا دُوْنَ ذٰلِكَۚ وَكُنَّا لَهُمْ حٰفِظِيْنَ ۙ Wa minasy-syay±¯³ni may yagµ¡µna lahµ wa ya‘malµna ‘amalan dµna ©±lik(a), wa kunn± lahum ¥±fi§³n(a). (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain itu. Kamilah yang memelihara mereka itu.
  • 83
    ۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ Wa ayyµba i© n±d± rabbahµ ann³ massaniya«-«urru wa anta ar¥amur-r±¥im³n(a). (Ingatlah) Ayyub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku,) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
  • 84
    فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ Fastajabn± lahµ fa kasyafn± m± bih³ min «urriw wa ±tain±hu ahlahµ wa mi£lahum ma‘ahum ra¥matam min ‘indin± wa ©ikr± lil-‘±bid³n(a). Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami mengembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami melipatgandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami dan pengingat bagi semua yang menyembah (Kami).
  • 85
    وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِدْرِيْسَ وَذَا الْكِفْلِۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰبِرِيْنَ ۙ Wa ism±‘³la wa idr³sa wa ©al-kifl(i), kullum mina¡-¡±bir³n(a). (Ingatlah pula) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang sabar.
  • 86
    وَاَدْخَلْنٰهُمْ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهُمْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ Wa adkhaln±hum f³ ra¥matin±, innahum mina¡-¡±li¥³n(a). Kami memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang saleh.
  • 87
    وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ Wa ©an-nµni i© ©ahaba mug±«iban fa §anna allan naqdira ‘alaihi fa n±d± fi§-§ulum±ti all± il±ha ill± anta sub¥±naka inn³ kuntu mina§-§±lim³n(a). (Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”
  • 88
    فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـْۨجِى الْمُؤْمِنِيْنَ Fastajabn± lahµ wa najjain±hu minal-gamm(i), wa ka©±lika nunjil-mu'min³n(a). Kami lalu mengabulkan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin.
  • 89
    وَزَكَرِيَّآ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ ۚ Wa zakariyy± i© n±d± rabbahµ rabbi l± ta©arn³ fardaw wa anta khairul-w±ri£³n(a). (Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.
  • 90
    فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ Fastajabn± lah(µ), wa wahabn± lahµ ya¥y± wa a¡la¥n± lahµ zaujah(µ), innahum k±nµ yus±ri‘µna fil-khair±ti wa yad‘µnan± ragabaw wa rahab±(n), wa k±nµ lan± kh±syi‘³n(a). Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, menganugerahkan Yahya kepadanya, dan menjadikan istrinya (dapat mengandung). Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.
  • 91
    وَالَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهَا مِنْ رُّوْحِنَا وَجَعَلْنٰهَا وَابْنَهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ Wal-lat³ a¥¡anat farjah± fa nafakhn± f³h± mir rµ¥in± wa ja‘aln±h± wabnah± ±yatal lil-‘±lam³n(a). (Ingatlah pula Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami meniupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuh)-nya. Kami menjadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Kami) bagi seluruh alam.
  • 92
    اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ Inna h±©ih³ ummatukum ummataw w±¥idah(tan), wa ana rabbukum fa‘budµn(i). Sesungguhnya ini (agama tauhid) adalah agamamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu. Maka, sembahlah Aku.
  • 93
    وَتَقَطَّعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْۗ كُلٌّ اِلَيْنَا رٰجِعُوْنَ ࣖ Wa taqa¯¯a‘µ amrahum bainahum, kullun ilain± r±ji‘µn(a). Akan tetapi, mereka terpecah-belah dalam urusan (agama) di antara mereka. Masing-masing (golongan itu) akan kembali kepada Kami.
  • 94
    فَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهٖۚ وَاِنَّا لَهٗ كٰتِبُوْنَ Famay ya‘mal mina¡-¡±li¥±ti wa huwa mu'minun fal± kufr±na lisa‘yih(³), wa inn± lahµ k±tibµn(a). Siapa yang mengerjakan kebajikan dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari (disia-siakan). Sesungguhnya Kamilah yang mencatat untuknya.
  • 95
    وَحَرٰمٌ عَلٰى قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَآ اَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ Wa ¥ar±mun ‘al± qaryatin ahlakn±h±, innahum l± yarji‘µn(a). Mustahil bagi (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan akan kembali (ke dunia),
  • 96
    حَتّٰىٓ اِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوْجُ وَمَأْجُوْجُ وَهُمْ مِّنْ كُلِّ حَدَبٍ يَّنْسِلُوْنَ ¦att± i©± futi¥at ya'jµju wa ma'jµju wa hum min kulli ¥adabiy yansilµn(a). hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibuka dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
  • 97
    وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَاِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ اَبْصَارُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُنَّا ظٰلِمِيْنَ Waqtarabal-wa‘dul-¥aqqu fa i©± hiya sy±khi¡atun ab¡±rul-la©³na kafarµ, y± wailan± qad kunn± f³ gaflatim min h±©± bal kunn± §±lim³n(a). (Apabila) janji yang benar (yakni hari Kiamat) telah makin dekat, tiba-tiba mata orang-orang yang kufur terbelalak. (Mereka berkata,) “Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang zalim.”
  • 98
    اِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ حَصَبُ جَهَنَّمَۗ اَنْتُمْ لَهَا وٰرِدُوْنَ Innakum wa m± ta‘budµna min dµnill±hi ¥a¡abu jahannam(a), antum lah± w±ridµn(a). Sesungguhnya kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar (neraka) Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya.
  • 99
    لَوْ كَانَ هٰٓؤُلَاۤءِ اٰلِهَةً مَّا وَرَدُوْهَاۗ وَكُلٌّ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Lau k±na h±'ul±'i ±lihatam m± waradµh±, wa kullun f³h± kh±lidµn(a). Seandainya (berhala-berhala) itu tuhan, tentu mereka tidak akan memasukinya (neraka). Semuanya akan kekal di dalamnya.
  • 100
    لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّهُمْ فِيْهَا لَا يَسْمَعُوْنَ Lahum f³h± zaf³ruw wa hum f³h± l± yasma‘µn(a). Mereka merintih dan menjerit di dalamnya (neraka) dan mereka di dalamnya tidak dapat mendengar (apa pun).
  • 101
    اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰىٓۙ اُولٰۤىِٕكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ ۙ Innal-la©³na sabaqat lahum minnal-¥usn±, ul±'ika ‘anh± mub‘adµn(a). Sesungguhnya orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik untuk mereka dari Kami, mereka akan dijauhkan (dari neraka).
  • 102
    لَا يَسْمَعُوْنَ حَسِيْسَهَاۚ وَهُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ اَنْفُسُهُمْ خٰلِدُوْنَ ۚ L± yasma‘µna ¥as³sah±, wa hum f³masytahat anfusuhum kh±lidµn(a). Mereka tidak mendengar bunyi desis (api neraka) dan mereka kekal dalam (menikmati) semua yang mereka inginkan.
  • 103
    لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْاَكْبَرُ وَتَتَلَقّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُۗ هٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ L± ya¥zunuhumul-faza‘ul-akbaru wa tatalaqq±humul-mal±'ikah(tu), h±©± yaumukumul-la©³ kuntum tµ‘adµn(a). Kejutan yang dahsyat (hari Kiamat) tidak membuat mereka sedih dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.”
  • 104
    يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ Yauma na¯wis-sam±'a ka¯ayyis-sijilli lil-kutub(i), kam± bada'n± awwala khalqin nu‘³duh(µ), wa‘dan ‘alain±, inn± kunn± f±‘il³n(a). (Ingatlah) hari ketika Kami menggulung langit seperti (halnya) gulungan lembaran-lembaran catatan. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Itu adalah) janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kami akan melaksanakannya.
  • 105
    وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ Wa laqad katabn± fiz-zabµri mim ba‘di©-©ikri annal-ar«a yari£uh± ‘ib±diya¡-¡±li¥µn(a). Sungguh, Kami telah menuliskan di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam aż-Żikr (Lauh Mahfuz) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.
  • 106
    اِنَّ فِيْ هٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوْمٍ عٰبِدِيْنَ ۗ Inna f³ h±©± labal±gal liqaumin ‘±bid³n(a). Sesungguhnya di dalam (Al-Qur’an) ini benar-benar terdapat pesan (yang jelas) bagi kaum penyembah (Allah).
  • 107
    وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ Wa m± arsaln±ka ill± ra¥matal lil-‘±lam³n(a). Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.
  • 108
    قُلْ اِنَّمَا يُوْحٰىٓ اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ Qul innam± yµ¥± ilayya annam± il±hukum il±huw w±¥id(un), fahal antum muslimµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku hanyalah (ketetapan) bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, apakah kamu telah berserah diri (kepada-Nya)?”
  • 109
    فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ اٰذَنْتُكُمْ عَلٰى سَوَاۤءٍۗ وَاِنْ اَدْرِيْٓ اَقَرِيْبٌ اَمْ بَعِيْدٌ مَّا تُوْعَدُوْنَ Fa in tawallau fa qul ±©antukum ‘al± saw±'(in), wa in adr³ aqar³bun am ba‘³dum m± tµ‘adµn(a). Maka, jika mereka berpaling, katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku telah menyampaikan kepadamu (seluruh ajaran sehingga kita mempunyai pengetahuan) yang sama. Aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh.”
  • 110
    اِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ مِنَ الْقَوْلِ وَيَعْلَمُ مَا تَكْتُمُوْنَ Innahµ ya‘lamul-jahra minal-qauli wa ya‘lamu m± taktumµn(a). Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan mengetahui (pula) apa yang kamu rahasiakan.
  • 111
    وَاِنْ اَدْرِيْ لَعَلَّهٗ فِتْنَةٌ لَّكُمْ وَمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ Wa in adr³ la‘allahµ fitnatul lakum wa mat±‘un il± ¥³n(in). Aku tidak mengetahui (bahwa) boleh jadi hal itu (penundaan azab) merupakan cobaan dan kesenangan bagimu sampai waktu yang ditentukan.
  • 112
    قٰلَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ ࣖ Q±la rabbi¥kum bil-¥aqq(i), wa rabbunar-ra¥m±nul-musta‘±nu ‘al± m± ta¡ifµn(a). Dia (Nabi Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Tuhan kami adalah Tuhan Yang Maha Pengasih (dan) yang dimintai segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.”

Sumber: Terjemah Kementerian Agama RI