Surat Yunus (Yunus)
Surat Yunus (Yunus) adalah surat ke-10 dalam Al Quran, terdiri dari 109 ayat, diturunkan di Mekkah.

-
1الۤرٰ ۗتِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِ Alif l±m r±, tilka ±y±tul-kit±bil-¥ak³m(i). Alif Lām Rā. Itulah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang penuh hikmah
-
2اَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا اَنْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى رَجُلٍ مِّنْهُمْ اَنْ اَنْذِرِ النَّاسَ وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ الْكٰفِرُوْنَ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ مُّبِيْنٌ Ak±na lin-n±si ‘ajaban an au¥ain± il± rajulim minhum an an©irin-n±sa wa basysyiril-la©³na ±manµ anna lahum qadama ¡idqin ‘inda rabbihim, q±lal-k±firµna inna h±©± las±¥irum mub³n(un). Pantaskah menjadi suatu keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka (yaitu), “Berilah peringatan kepada manusia dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.” Orang-orang kafir berkata, “Sesungguhnya dia (Nabi Muhammad) ini benar-benar seorang penyihir yang nyata.”
-
3اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ Inna rabbakumull±hul -la©³ khalaqas-sam±w±ti wal-ar«a f³ sittati ayy±min £ummastaw± ‘alal-‘arsyi yudabbirul-amr(a), m± min syaf³‘in ill± mim ba‘di i©nih(³), ©±likumull±hu rabbukum fa‘budµh(u), afal± ta©akkarµn(a). Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ʻArasy (seraya) mengatur segala urusan. Tidak ada seorang pun pemberi syafaat, kecuali setelah (mendapat) izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu. Maka, sembahlah Dia! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
-
4اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّاۗ اِنَّهٗ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ لِيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ بِالْقِسْطِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيْمٍ وَّعَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢبِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ Ilaihi marji‘ukum jam³‘±(n), wa‘dall±hi ¥aqq±(n), innahµ yabda'ul-khalqa £umma yu‘³duhµ liyajziyal-la©³na ±manµ wa ‘amilu¡-¡±li¥±ti bil-qis¯(i), wal-la©³na kafarµ lahum syar±bum min ¥am³miw wa ‘a©±bun al³mum bim± k±nµ yakfurµn(a). Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya lagi) agar Dia memberi balasan dengan adil kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Adapun untuk orang-orang yang kufur, untuk mereka (disediakan) minuman dari air yang mendidih dan azab yang sangat pedih karena mereka selalu kufur.
-
5هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Huwal-la©³ ja‘alasy-syamsa «iy±'aw wal-qamara nµraw wa qaddarahµ man±zila lita‘lamµ ‘adadas-sin³na wal-¥is±b(a), m± khalaqall±hu z±lika ill± bil-¥aqq(i), yufa¡¡ilul-±y±ti liqaumiy ya‘lamµn(a). Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Dialah pula yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada kaum yang mengetahui.
-
6اِنَّ فِى اخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَّقُوْنَ Inna fikhtil±fil-laili wan-nah±ri wa m± khalaqall±hu fis-sam±w±ti wal-ar«i la'±y±til liqaumiy yattaqµn(a). Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi kaum yang bertakwa.
-
7اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا وَرَضُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَاطْمَـَٔنُّوْا بِهَا وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنْ اٰيٰتِنَا غٰفِلُوْنَۙ Innal-la©³na l± yarjµna liq±'an± wa ra«µ bil-¥ay±tid-dun-y± wa¯ma'annµ bih± wal-la©³na hum ‘an ±y±tin± g±filµn(a). Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat), merasa puas dengan kehidupan dunia, dan merasa tenteram dengannya, serta orang-orang yang lalai terhadap ayat-ayat Kami,
-
8اُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Ul±'ika ma'w±humun n±ru bim± k±nµ yaksibµn(a). mereka itu tempatnya adalah neraka karena apa yang selalu mereka kerjakan.
-
9اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ يَهْدِيْهِمْ رَبُّهُمْ بِاِيْمَانِهِمْۚ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ Innal-la©³na ±manµ wa ‘amilu¡-¡±li¥±ti yahd³him rabbuhum bi'³m±nihim, tajr³ min ta¥tihimul-anh±ru f³ jann±tin na‘³m(i). Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, niscaya mereka diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. (Mereka berada) di dalam surga yang penuh kenikmatan yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
-
10دَعْوٰىهُمْ فِيْهَا سُبْحٰنَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلٰمٌۚ وَاٰخِرُ دَعْوٰىهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ Da‘w±hum f³h± sub¥±nakall±humma wa ta¥iyyatuhum f³h± sal±m(un), wa ±khiru da‘w±hum anil-¥amdu lill±hi rabbil-‘±lam³n(a). Doa mereka di dalamnya adalah “Subhānakallāhumma” (‘Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami’) penghormatan mereka di dalamnya adalah (ucapan) salam, dan doa penutup mereka adalah “Alḥamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn” (‘segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam’).
-
11۞ وَلَوْ يُعَجِّلُ اللّٰهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ اِلَيْهِمْ اَجَلُهُمْۗ فَنَذَرُ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ Wa lau yu‘ajjilull±hu lin-n±sisy-syarrasti‘j±lahum bil-khairi laqu«iya ilaihim ajaluhum, fa na©arul-la©³na l± yarjµna liq±'an± f³ ¯ugy±nihim ya‘mahµn(a). Jikalau Allah menyegerakan keburukan bagi manusia sebagaimana permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pasti ajal mereka diakhiri. Akan tetapi, Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat) terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
-
12وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْۢبِهٖٓ اَوْ قَاعِدًا اَوْ قَاۤىِٕمًا ۚفَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنْ لَّمْ يَدْعُنَآ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Wa i©± massal-ins±na«-«urru da‘±n± lijambih³ au q±‘idan au q±'im±(n), falamm± kasyafn± ‘anhu «urrahµ marra ka'allam yad‘un± il± «urrim massah(µ), ka©±lika zuyyina lil-musrif³na m± k±nµ ya‘malµn(a). Apabila manusia ditimpa kesusahan, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Namun, setelah Kami hilangkan kesusahan itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) kesusahan yang telah menimpanya. Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas itu apa yang selalu mereka kerjakan.
-
13وَلَقَدْ اَهْلَكْنَا الْقُرُوْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوْاۙ وَجَاۤءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ وَمَا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْا ۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْنَ Wa laqad ahlaknal-qurµna min qablikum lamm± §alamµ, wa j±'athum rusuluhum bil-bayyin±ti wa m± k±nµ liyu'minµ, ka©±lika najzil-qaumal-mujrim³n(a). Sungguh, Kami benar-benar telah membinasakan beberapa generasi sebelum kamu ketika mereka berbuat zalim, padahal para rasul mereka telah datang membawa bukti-bukti yang nyata. Namun, mereka sama sekali tidak mau beriman. Demikianlah, Kami memberi balasan kepada kaum yang berbuat dosa.
-
14ثُمَّ جَعَلْنٰكُمْ خَلٰۤىِٕفَ فِى الْاَرْضِ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ ¤umma ja‘aln±kum khal±'ifa fil-ar«i mim ba‘dihim linan§ura kaifa ta‘malµn(a). Kemudian, Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti di bumi setelah mereka untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat.
-
15وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيَاتُنَا بَيِّنٰتٍۙ قَالَ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا ائْتِ بِقُرْاٰنٍ غَيْرِ هٰذَآ اَوْ بَدِّلْهُ ۗ قُلْ مَا يَكُوْنُ لِيْٓ اَنْ اُبَدِّلَهٗ مِنْ تِلْقَاۤئِ نَفْسِيْ ۚاِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ ۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ Wa i©± tutl± ‘alaihim ±y±tun± bayyin±t(in), q±lal-la©³na l± yarjµna liq±'ana'ti biqur'±nin gairi h±©± au baddilh(u), qul m± yakµnu l³ an ubaddilahµ min tilq±'i nafs³, in attabi‘u ill± m± yµ¥± ilayy(a), inn³ akh±fu in ‘a¡aitu rabb³ ‘a©±ba yaumin ‘a§³m(in). Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami secara jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat) berkata, “Datangkanlah kitab selain Al-Qur’an ini atau gantilah!” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidaklah pantas bagiku menggantinya atas kemauanku sendiri. Aku tidak mengikuti, kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang dahsyat jika mendurhakai Tuhanku.”
-
16قُلْ لَّوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا تَلَوْتُهٗ عَلَيْكُمْ وَلَآ اَدْرٰىكُمْ بِهٖ ۖفَقَدْ لَبِثْتُ فِيْكُمْ عُمُرًا مِّنْ قَبْلِهٖۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Qul lau sy±'all±hu m± talautuhµ ‘alaikum wa l± adr±kum bih(³), faqad labi£tu f³kum ‘umuram min qablih(³), afal± ta‘qilµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu. Sungguh, aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya (sebelum turun Al-Qur’an). Apakah kamu tidak mengerti?”
-
17فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُوْنَ Faman a§lamu mimmaniftar± ‘alall±hi ka©iban au ka©©aba bi'±y±tih(³), innahµ l± yufli¥ul-mujrimµn(a). Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya para pendurhaka itu tidak akan beruntung.
-
18وَيَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ هٰٓؤُلَاۤءِ شُفَعَاۤؤُنَا عِنْدَ اللّٰهِ ۗقُلْ اَتُنَبِّـُٔوْنَ اللّٰهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ Wa ya‘budµna min dµnill±hi m± l± ya«urruhum wa l± yanfa‘uhum wa yaqµlµna h±'ul±'i syufa‘±'un± ‘indall±h(i), qul atunabbi'µnall±ha bim± l± ya‘lamu fis-sam±w±ti wa l± fil-ar«(i), sub¥±nahµ wa ta‘±l± ‘amm± yusyrikµn(a). Mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat kepada mereka dan tidak (pula) memberi manfaat. Mereka berkata, “Mereka (sembahan) itu adalah penolong-penolong kami di hadapan Allah.” Katakanlah, “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah sesuatu di langit dan di bumi yang tidak Dia ketahui?” Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
-
19وَمَا كَانَ النَّاسُ اِلَّآ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْاۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ Wa m± k±nan-n±su ill± ummataw w±¥idatan fakhtalafµ, wa lau l± kalimatun sabaqat mir rabbika laqu«iya bainahum f³m± f³hi yakhtalifµn(a). Manusia itu dahulunya hanya umat yang satu (dalam ketauhidan), lalu mereka berselisih. Seandainya tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu, pastilah di antara mereka telah diberi keputusan (azab di dunia) tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
-
20وَيَقُوْلُوْنَ لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۚ فَقُلْ اِنَّمَا الْغَيْبُ لِلّٰهِ فَانْتَظِرُوْاۚ اِنِّيْ مَعَكُمْ مِّنَ الْمُنْتَظِرِيْنَ ࣖ Wa yaqµlµna lau l± unzila ‘alaihi ±yatum mir rabbih(³), faqul innamal-gaibu lill±hi fanta§irµ, inn³ ma‘akum minal-munta§ir³n(a). Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Nabi Muhammad) suatu bukti (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sungguh, segala yang gaib itu hanya milik Allah. Maka, tunggulah (siksaan Allah)! Sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang menunggu bersamamu.”
-
21وَاِذَآ اَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِّنْۢ بَعْدِ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُمْ اِذَا لَهُمْ مَّكْرٌ فِيْٓ اٰيٰتِنَاۗ قُلِ اللّٰهُ اَسْرَعُ مَكْرًاۗ اِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُوْنَ مَا تَمْكُرُوْنَ Wa i©± a©aqnan-n±sa ra¥matam mim ba‘di «arr±'a massathum i©± lahum makrun f³ ±y±tin±, qulill±hu asra‘u makr±(n), inna rusulan± yaktubµna m± tamkurµn(a). Apabila Kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah bencana menimpa mereka, mereka segera melakukan segala tipu daya (untuk menentang) ayat-ayat Kami. Katakanlah, “Allah lebih cepat pembalasan-Nya (atas tipu daya itu).” Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.
-
22هُوَ الَّذِيْ يُسَيِّرُكُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ حَتّٰٓى اِذَا كُنْتُمْ فِىْ الْفُلْكِۚ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيْحٍ طَيِّبَةٍ وَّفَرِحُوْا بِهَا جَاۤءَتْهَا رِيْحٌ عَاصِفٌ وَّجَاۤءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَّظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ اُحِيْطَ بِهِمْۙ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ لَىِٕنْ اَنْجَيْتَنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ Huwal-la©³ yusayyirukum fil-barri wal-ba¥r(i), ¥att± i©± kuntum fil-fulk(i), wa jaraina bihim bir³¥in ¯ayyibatiw wa fari¥µ bih± j±'ath± r³¥un ‘±¡ifuw wa j±'ahumul-mauju min kulli mak±niw wa §annµ annahum u¥³¯a bihim, da‘awull±ha mukhli¡³na lahud-d³n(a), la'in anjaitan± min h±©ih³ lanakµnanna minasy-sy±kir³n(a). Dialah (Allah) yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan (dan berlayar) di lautan sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, lalu meluncurlah (kapal) itu membawa mereka dengan tiupan angin yang baik dan mereka bergembira karenanya. Kemudian, datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru dan mereka pun mengira telah terkepung (bahaya). Maka, mereka berdoa dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya (seraya berkata), “Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.”
-
23فَلَمَّآ اَنْجٰىهُمْ اِذَا هُمْ يَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗيٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ مَّتَاعَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ ثُمَّ اِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Falamm± anj±hum i©± hum yabgµna fil-ar«i bigairil-¥aqq(i), y± ayyuhan-n±su innam± bagyukum ‘al± anfusikum mat±‘al-¥ay±tid-dun-y±, £umma ilain± marji‘ukum fa nunabbi'ukum bim± kuntum ta‘malµn(a). Namun, ketika Allah menyelamatkan mereka, seketika itu mereka berbuat kezaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia, sesungguhnya (bahaya) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri. (Itu hanya) kenikmatan hidup duniawi. Kemudian, kepada Kamilah kembalimu, lalu akan Kami kabarkan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.
-
24اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ ۗحَتّٰٓى اِذَآ اَخَذَتِ الْاَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَآ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَآ اَتٰىهَآ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ Innam± ma£alul-¥ay±tid-dun-y± kam±'in anzaln±hu minas-sam±'i fakhtala¯a bih³ nab±tul-ar«i mimm± ya'kulun-n±su wal-an‘±m(u), ¥att± i©± akha©atil-ar«u zukhrufah± wazzayyanat wa §anna ahluh± annahum q±dirµna ‘alaih±, at±h± amrun± lailan au nah±ran fa ja‘aln±h± ¥a¡³dan ka'allam tagna bil-ams(i), ka©±lika nufa¡¡ilul-±y±ti liqaumiy yatafakkarµn(a). Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia adalah ibarat air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah karenanya macam-macam tanaman bumi yang (dapat) dimakan oleh manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, terhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang. Lalu, Kami jadikan (tanaman)-nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu kepada kaum yang berpikir.
-
25وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓ اِلٰى دَارِ السَّلٰمِ ۚوَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wall±hu yad‘µ il± d±ris-sal±m(i), wa yahd³ may yasy±'u il± ¡ir±¯im mustaq³m(in). Allah menyeru (manusia) ke Dārussalām (surga) dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).
-
26۞ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌ ۗوَلَا يَرْهَقُ وُجُوْهَهُمْ قَتَرٌ وَّلَا ذِلَّةٌ ۗاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Lil-la©³na a¥sanul-¥usn± wa ziy±dah(tun), wa l± yarhaqu wujµhahum qataruw wa l± ©illah(tun), ul±'ika a¡¥±bul-jannati hum f³h± kh±lidµn(a). Bagi orang-orang yang berbuat baik (ada pahala) yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Wajah-wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula diliputi) kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya.
-
27وَالَّذِيْنَ كَسَبُوا السَّيِّاٰتِ جَزَاۤءُ سَيِّئَةٍ ۢبِمِثْلِهَاۙ وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗمَا لَهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ عَاصِمٍۚ كَاَنَّمَآ اُغْشِيَتْ وُجُوْهُهُمْ قِطَعًا مِّنَ الَّيْلِ مُظْلِمًاۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Wal-la©³na kasabus-sayyi'±ti jaz±'u sayyi'atim bimi£lih±, wa tarhaquhum ©illah(tun), m± lahum minall±hi min ‘±¡im(in), ka'annam± ugsyiyat wujµhuhum qi¯a‘am minal-laili mu§lim±(n), ul±'ika a¡¥±bun-n±r(i), hum f³h± kh±lidµn(a). Orang-orang yang berbuat kejahatan (akan mendapatkan) balasan kejahatan yang setimpal dan mereka diliputi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung (pun) dari (azab) Allah. Wajah-wajah mereka seakan-akan ditutupi kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
-
28وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا مَكَانَكُمْ اَنْتُمْ وَشُرَكَاۤؤُكُمْۚ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاۤؤُهُمْ مَّا كُنْتُمْ اِيَّانَا تَعْبُدُوْنَ Wa yauma na¥syuruhum jam³‘an £umma naqµlu lil-la©³na asyrakµ mak±nakum antum wa syurak±'ukum, fa zayyaln± bainahum wa q±la syurak±'uhum m± kuntum iyy±n± ta‘budµn(a). (Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan (Kami), “Tetaplah di tempatmu, kamu dan para sekutumu.” Lalu, Kami pisahkan di antara mereka, dan sekutu-sekutu mereka berkata, “Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.”
-
29فَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغٰفِلِيْنَ Fa kaf± bill±hi syah³dam bainan± wa bainakum in kunn± ‘an ‘ib±datikum lag±fil³n(a). Maka, cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa sesungguhnya kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami).”
-
30هُنَالِكَ تَبْلُوْا كُلُّ نَفْسٍ مَّآ اَسْلَفَتْ وَرُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ࣖ Hun±lika tablµ kullu nafsim m± aslafat wa ruddµ ilall±hi maul±humul-¥aqqi wa «alla ‘anhum m± k±nµ yaftarµn(a). Di sanalah (padang Mahsyar), setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya (dahulu) dan mereka dikembalikan kepada Allah, pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa (sesembahan) yang selalu mereka ada-adakan.
-
31قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَمَنْ يُّخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَمْرَۗ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚفَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ Qul may yarzuqukum minas-sam±'i wal-ar«i ammay yamlikus-sam‘a wal-ab¡±ra wa may yukhrijul-¥ayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-¥ayyi wa may yudabbirul-amr(a), fa sayaqµlµnall±h(u), faqul afal± tattaqµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapakah yang menganugerahkan rezeki kepadamu dari langit dan bumi, siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, serta siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka, mereka akan menjawab, “Allah.” Maka, katakanlah, “Apakah kamu tidak takut (akan azab Allah)?”
-
32فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۖفَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ Fa ©±likumull±hu rabbukumul-¥aqq(u), fa m±©± ba‘dal-¥aqqi illa«-«al±l(u), fa ann± tu¡rafµn(a). Maka, itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya. Tidak ada setelah kebenaran itu kecuali kesesatan. Maka, bagaimana kamu dipalingkan (dari kebenaran)?
-
33كَذٰلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِيْنَ فَسَقُوْٓا اَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Ka©±lika ¥aqqat kalimatu rabbika ‘alal-la©³na fasaqµ annahum l± yu'minµn(a). Demikianlah, telah pasti (berlaku) ketentuan Tuhanmu terhadap orang-orang yang berbuat fasik bahwa sesungguhnya mereka tidak beriman.
-
34قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَاۤىِٕكُمْ مَّنْ يَّبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗۗ قُلِ اللّٰهُ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ Qul hal min syurak±'ikum may yabda'ul-khalqa £umma yu‘³duh(µ), qulill±hu yabda'ul-khalqa £umma yu‘³duhµ fa ann± tu'fakµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah di antara sekutu-sekutu kamu ada yang dapat memulai penciptaan (makhluk) kemudian mengembalikannya (menghidupkannya lagi)?” Katakanlah, “Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya lagi). Lalu, bagaimana kamu dapat dipalingkan (dari kebenaran)?”
-
35قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَاۤىِٕكُمْ مَّنْ يَّهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّۗ قُلِ اللّٰهُ يَهْدِيْ لِلْحَقِّۗ اَفَمَنْ يَّهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ اَحَقُّ اَنْ يُّتَّبَعَ اَمَّنْ لَّا يَهِدِّيْٓ اِلَّآ اَنْ يُّهْدٰىۚ فَمَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَ Qul hal min syurak±'ikum may yahd³ ilal-¥aqq(i),qulill±hu yahd³ lil-¥aqq(i), afamay yahd³ ilal-¥aqqi a¥aqqu ay yuttaba‘a ammal l± yahidd³ ill± ay yuhd±, fam± lakum, kaifa ta¥kumµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah di antara sekutu-sekutu kamu ada yang membimbing pada kebenaran?” Katakanlah, “Allah membimbing pada kebenaran.” Maka, apakah yang membimbing pada kebenaran lebih berhak diikuti ataukah yang tidak mampu membimbing bahkan perlu dibimbing? Maka, mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu memberi keputusan?
-
36وَمَا يَتَّبِعُ اَكْثَرُهُمْ اِلَّا ظَنًّاۗ اِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِيْ مِنَ الْحَقِّ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِمَا يَفْعَلُوْنَ Wa m± yattabi‘u ak£aruhum ill± §ann±(n), inna§-§anna l± yugn³ minal-¥aqqi syai'±(n), innall±ha ‘al³mum bim± yaf‘alµn(a). Kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun berguna menyangkut (perolehan) kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.
-
37وَمَا كَانَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ اَنْ يُّفْتَرٰى مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ الْكِتٰبِ لَا رَيْبَ فِيْهِ مِنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ Wa m± k±na h±©al-qur'±nu ay yuftar± min dµnill±hi wa l±kin ta¡d³qal-la©³ baina yadaihi wa taf¡³lal-kit±bi l± raiba f³hi mir rabbil-‘±lam³n(a). Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi (Al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci ketetapan (Allah). Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.
-
38اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّثْلِهٖ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Am yaqµlµnaftar±h(u), qul fa'tµ bisµratim mi£lih³ wad‘µ manista¯a‘tum min dµnill±hi in kuntum ¡±diq³n(a). Bahkan, apakah (pantas) mereka mengatakan, “Dia (Nabi Muhammad) telah membuat-buat (Al-Qur’an) itu.”? Katakanlah (Nabi Muhammad), “(Kalau demikian,) buatlah satu surah yang semisal dengannya dan ajaklah siapa yang dapat kamu (ajak) selain Allah (untuk menolongmu), jika kamu orang-orang yang benar.”
-
39بَلْ كَذَّبُوْا بِمَا لَمْ يُحِيْطُوْا بِعِلْمِهٖ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيْلُهٗۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظّٰلِمِيْنَ Bal ka©©abµ bim± lam yu¥³¯µ bi‘ilmih³ wa lamm± ya'tihim ta'w³luh(µ), ka©±lika ka©©abal-la©³na min qablihim fan§ur kaifa k±na ‘±qibatu§-§±lim³n(a). Bahkan, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna dan belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah halnya umat-umat sebelum mereka telah mendustakan (para rasul). Maka, perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang zalim.
-
40وَمِنْهُمْ مَّنْ يُّؤْمِنُ بِهٖ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهٖۗ وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِيْنَ ࣖ Wa minhum may yu'minu bih³ wa minhum mal l± yu'minu bih(³), wa rabbuka a‘lamu bil-mufsid³n(a). Di antara mereka ada orang yang beriman padanya (Al-Qur’an), dan di antara mereka ada (pula) orang yang tidak beriman padanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
-
41وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ عَمَلُكُمْۚ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ Wa in ka©©abµka faqul l³ ‘amal³ wa lakum ‘amalukum, antum bar³'µna mimm± a‘malu wa ana bar³'um mimm± ta‘malµn(a). Jika mereka mendustakanmu (Nabi Muhammad), katakanlah, “Bagiku perbuatanku dan bagimu perbuatanmu. Kamu berlepas diri dari apa yang aku perbuat dan aku pun berlepas diri dari apa yang kamu perbuat.”
-
42وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُوْنَ اِلَيْكَۗ اَفَاَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوْا لَا يَعْقِلُوْنَ Wa minhum may yastami‘µna ilaik(a), afa anta tusmi‘u¡-¡umma wa lau k±nµ l± ya‘qilµn(a). Di antara mereka ada orang yang mendengarkan engkau (Nabi Muhammad). Apakah engkau dapat menjadikan orang yang tuli itu bisa mendengar walaupun mereka tidak mengerti?
-
43وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْظُرُ اِلَيْكَۗ اَفَاَنْتَ تَهْدِى الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوْا لَا يُبْصِرُوْنَ Wa minhum may yan§uru ilaik(a), afa anta tahdil-‘umya wa lau k±nµ l± yub¡irµn(a). Di antara mereka ada orang yang melihat kepada engkau. Apakah engkau dapat memberi petunjuk kepada orang yang buta, walaupun mereka tidak melihat?
-
44اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْـًٔا وَّلٰكِنَّ النَّاسَ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ Innall±ha l± ya§limun-n±sa syai'aw wa l±kinnan-n±sa anfusahum ya§limµn(a). Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.
-
45وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَاَنْ لَّمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُوْنَ بَيْنَهُمْۗ قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ Wa yauma ya¥syuruhum ka'allam yalba£µ ill± s±‘atam minan-nah±ri yata‘±rafµna bainahum, qad khasiral-la©³na ka©©abµ biliq±'ill±hi wa m± k±nµ muhtad³n(a). (Ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (seperti ketika) mereka (sejenak) saling mengenal di antara mereka (setelah dibangkitkan dari alam kubur). Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah dan mereka bukanlah orang-orang yang mendapat petunjuk.
-
46وَاِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِيْ نَعِدُهُمْ اَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَاِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللّٰهُ شَهِيْدٌ عَلٰى مَا يَفْعَلُوْنَ Wa imm± nuriyannaka ba‘«al-la©³ na‘iduhum au natawaffayannaka fa ilain± marji‘uhum £ummall±hu syah³dun ‘al± m± yaf‘alµn(a). Sesungguhnya jika Kami benar-benar memperlihatkan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagian dari (siksa) yang Kami janjikan kepada mereka (di dunia), atau jika Kami mewafatkan engkau (sebelum datangnya azab itu), hanya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Allah menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan.
-
47وَلِكُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلٌ ۚفَاِذَا جَاۤءَ رَسُوْلُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Wa likulli ummatir rasµl(un), fa i©± j±'a rasµluhum qu«iya bainahum bil-qis¯i wa hum l± yu§lamµn(a). Setiap umat mempunyai rasul. Apabila rasul mereka telah datang (di akhirat kelak), diputuskanlah (oleh Allah) di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dizalimi (sedikit pun).
-
48وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqµlµna mat± h±©al-wa‘du in kuntum ¡±diq³n(a). Mereka mengatakan, “Kapankah (datangnya) janji (azab) ini jika kamu (Nabi Muhammad dan para pengikutmu) adalah orang-orang benar?”
-
49قُلْ لَّآ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ لِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ Qul l± amliku linafs³ «arraw wa l± naf‘an ill± m± sy±'all±h(u), likulli ummatin ajal(un), i©± j±'a ajaluhum fal± yasta'khirµna s±‘ataw wa l± yastaqdimµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak kuasa (menolak) mudarat dan tidak pula (mendatangkan) manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki.” Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak (pula) dapat meminta percepatan.
-
50قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُهٗ بَيَاتًا اَوْ نَهَارًا مَّاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ الْمُجْرِمُوْنَ Qul ara'aitum in at±kum ‘a©±buhµ bay±tan au nah±ram m±©± yasta‘jilu minhul-mujrimµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku, jika datang kepada kamu siksaan-Nya pada waktu malam atau siang hari, (siksa) manakah yang diminta untuk disegerakan oleh para pendurhaka itu?”
-
51اَثُمَّ اِذَا مَا وَقَعَ اٰمَنْتُمْ بِهٖۗ اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهٖ تَسْتَعْجِلُوْنَ A£umma i©± m± waqa‘a ±mantum bih(³), ±l'±na wa qad kuntum bih³ tasta‘jilµn(a). Apabila azab itu terjadi, apakah kemudian kamu baru memercayainya? Apakah (baru) sekarang (kamu beriman), padahal sebelumnya kamu selalu meminta agar ia disegerakan?
-
52ثُمَّ قِيْلَ لِلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ذُوْقُوْا عَذَابَ الْخُلْدِۚ هَلْ تُجْزَوْنَ اِلَّا بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُوْنَ ¤umma q³la lil-la©³na §alamµ ©µqµ ‘a©±bal-khuld(i), hal tujzauna ill± bim± kuntum taksibµn(a). Kemudian, dikatakan kepada orang-orang yang zalim itu, “Rasakanlah olehmu azab yang kekal. (Bukankah) kamu tidak diberi balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang selama ini telah kamu usahakan?”
-
53وَيَسْتَنْۢبِـُٔوْنَكَ اَحَقٌّ هُوَ ۗ قُلْ اِيْ وَرَبِّيْٓ اِنَّهٗ لَحَقٌّ ۗوَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ ࣖ Wa yastambi'µnaka a¥aqqun huw(a), qul ³ wa rabb³ innahµ la¥aqq(un), wa m± antum bimu‘jiz³n(a). Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad), “Benarkah ia (azab yang dijanjikan Allah) itu?” Katakanlah, “Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan sekali-kali kamu tidak dapat menghindar.”
-
54وَلَوْ اَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِى الْاَرْضِ لَافْتَدَتْ بِهٖۗ وَاَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَۚ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Wa lau anna likulli nafsin §alamat m± fil-ar«i laftadat bih(³), wa asarrun-nad±mata lamm± ra'awul-‘a©±b(a), wa qu«iya bainahum bil-qis¯i wa hum l± yu§lamµn(a). Seandainya setiap orang yang berbuat zalim itu (mempunyai) apa yang ada di bumi, tentu dia menebus diri dengannya. Mereka menyembunyikan penyesalan ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Diputuskanlah (oleh Allah) di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dizalimi (sedikit pun).
-
55اَلَآ اِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَلَآ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Al± inna lill±hi m± fis-sam±w±ti wal-ar«(i), al± inna wa‘dall±hi ¥aqquw wa l±kinna ak£arahum l± ya‘lamµn(a). Ketahuilah, sesungguhnya milik Allahlah apa yang ada di langit dan di bumi. Ketahuilah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
-
56هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Huwa yu¥y³ wa yum³tu wa ilaihi turja‘µn(a). Dialah yang menghidupkan dan mematikan serta hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.
-
57يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ Y± ayyuhan-n±su qad j±'atkum mau‘i§atum mir rabbikum wa syif±'ul lim± fi¡-¡udµr(i), wa hudaw wa ra¥matul lil-mu'min³n(a). Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin.
-
58قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ Qul bifa«lill±hi wa bira¥matih³ fa bi©±lika falyafra¥µ, huwa khairum mimm± yajma‘µn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
-
59قُلْ اَرَءَيْتُمْ مَّآ اَنْزَلَ اللّٰهُ لَكُمْ مِّنْ رِّزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِّنْهُ حَرَامًا وَّحَلٰلًا ۗ قُلْ ءٰۤاللّٰهُ اَذِنَ لَكُمْ اَمْ عَلَى اللّٰهِ تَفْتَرُوْنَ Qul ara'aitum m± anzalall±hu lakum mir rizqin fa ja‘altum minhu ¥ar±maw wa ¥al±l±(n), qul ±ll±hu a©ina lakum am ‘alall±hi taftarµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal.” Katakanlah, “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) ataukah kamu mengada-ada atas nama Allah?”
-
60وَمَا ظَنُّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُوْنَ ࣖ Wa m± §annul-la©³na yaftarµna ‘alall±hil-ka©iba yaumal-qiy±mah(ti), innall±ha la©µ fa«lin ‘alan-n±si wa l±kinna ak£arahum l± yasykurµn(a). Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah (berkenaan dengan apa yang akan Allah berikan kepada mereka) pada hari Kiamat? Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur.
-
61وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa m± takµnu f³ sya'niw wa m± tatlµ minhu min qur'±niw wa l± ta‘malµna min ‘amalin ill± kunn± ‘alaikum syuhµdan i© tuf³«µna f³h(i), wa m± ya‘zubu ‘ar rabbika mim mi£q±li ©arratin fil-ar«i wa l± fis-sam±'i wa l± a¡gara min ©±lika wa l± akbara ill± f³ kit±bim mub³n(in). Engkau (Nabi Muhammad) tidak berada dalam suatu urusan, tidak membaca suatu ayat Al-Qur’an, dan tidak pula mengerjakan suatu pekerjaan, kecuali Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak ada yang luput sedikit pun dari (pengetahuan) Tuhanmu, walaupun seberat zarah, baik di bumi maupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, kecuali semua tercatat dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).
-
62اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ Al± inna auliy±'all±hi l± khaufun ‘alaihim wa l± hum ya¥zanµn(a). Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih.
-
63اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَۗ Al-la©³na ±manµ wa k±nµ yattaqµn(a). (Mereka adalah) orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
-
64لَهُمُ الْبُشْرٰى فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۗ لَا تَبْدِيْلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۗ Lahumul-busyr± fil-¥ay±tid-dun-y± wa fil-±khirah(ti), l± tabd³la likalim±till±h(i), ©±lika huwal-fauzul-‘a§³m((u). Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (ketetapan dan janji) Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.
-
65وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْۘ اِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًاۗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa l± ya¥zunka qauluhum, innal-‘izzata lill±hi jam³‘±(n), huwas-sam³‘ul-‘al³m(u). Janganlah engkau (Nabi Muhammad) sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya milik Allah. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
-
66اَلَآ اِنَّ لِلّٰهِ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِۗ وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ شُرَكَاۤءَ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ Al± inna lill±hi man fis-sam±w±ti wa man fil-ar«(i), wa m± yattabi‘ul-la©³na yad‘µna min dµnill±hi syurak±'(a), iy yattabi‘µna illa§-§anna wa in hum ill± yakhru¡µn(a). Ketahuilah bahwa sesungguhnya milik Allahlah siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi. Orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah tidaklah mengikuti (suatu kebenaran). Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka hanyalah menduga-duga.
-
67هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ Huwal-la©³ ja‘ala lakumul-laila litaskunµ f³hi wan-nah±ra mub¡ir±(n), inna f³ ©±lika la'±y±til liqaumiy yasma‘µn(a). Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang (mau) mendengar.
-
68قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗ هُوَ الْغَنِيُّ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ اِنْ عِنْدَكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍۢ بِهٰذَاۗ اَتَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ Q±luttakha©all±hu waladan sub¥±nah(µ), huwal-ganiyy(u), lahµ m± fis-sam±w±ti wa m± fil-ar«(i), in ‘indakum min sul¯±nim bih±©±, ataqµlµna ‘alall±hi m± l± ta‘lamµn(a). Mereka (yang menyekutukan Allah) berkata, “Allah mengangkat anak.” Mahasuci Dia. Dialah Yang Mahakaya. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai alasan kuat tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?
-
69قُلْ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَۗ Qul innal-la©³na yaftarµna ‘alall±hil-ka©iba l± yufli¥µn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung.”
-
70مَتَاعٌ فِى الدُّنْيَا ثُمَّ اِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيْقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيْدَ بِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ ࣖ Mat±‘un fid-dun-y± £umma ilain± marji‘uhum £umma nu©³quhumul-‘a©±basy syad³da bim± k±nµ yakfurµn(a). (Bagi mereka) kesenangan (sesaat) ketika di dunia, selanjutnya kepada Kamilah tempat mereka kembali, kemudian Kami jadikan mereka merasakan azab yang keras karena mereka selalu kufur.
-
71۞ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ نُوْحٍۘ اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَّقَامِيْ وَتَذْكِيْرِيْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَعَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْتُ فَاَجْمِعُوْٓا اَمْرَكُمْ وَشُرَكَاۤءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ اَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوْٓا اِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُوْنِ Watlu ‘alaihim naba'a nµ¥(in), i© q±la liqaumih³ y± qaumi in k±na kabura ‘alaikum maq±m³ wa ta©k³r³ bi'±y±till±hi fa ‘alall±hi tawakkaltu fa ajmi‘µ amrakum wa syurak±'akum £umma l± yakun amrukum ‘alaikum gummatan £ummaq«µ ilayya wa l± tun§irµn(i). Bacakanlah (sampaikanlah wahai Nabi Muhammad) kepada mereka berita penting (tentang) Nuh ketika dia berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, jika terasa berat bagi kamu keberadaanku tinggal (bersamamu) dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, kepada Allahlah aku bertawakal. Oleh karena itu, bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), selanjutnya janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian, bertindaklah terhadap diriku dan janganlah kamu tunda-tunda (tindakan itu) kepadaku.
-
72فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَاَلْتُكُمْ مِّنْ اَجْرٍۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ ۙوَاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Fa in tawallaitum fam± sa'altukum min ajr(in), in ajriya ill± ‘alall±h(i), wa umirtu an akµna minal-muslim³n(a). Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta imbalan sedikit pun darimu. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah dan aku diperintah agar aku masuk ke dalam golongan orang-orang muslim.”
-
73فَكَذَّبُوْهُ فَنَجَّيْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَجَعَلْنٰهُمْ خَلٰۤىِٕفَ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِيْنَ Fa ka©©abµhu fa najjain±hu wa mam ma‘ahµ fil-fulki wa ja‘aln±hum khal±'ifa wa agraqnal-la©³na ka©©abµ bi'±y±tin±, fan§ur kaifa k±na ‘±qibatul-mun©ar³n(a). Mereka mendustakannya (Nuh). Lalu, Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami jadikan mereka sebagai generasi penerus dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.
-
74ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهٖ رُسُلًا اِلٰى قَوْمِهِمْ فَجَاۤءُوْهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَمَا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْا بِمَا كَذَّبُوْا بِهٖ مِنْ قَبْلُ ۗ كَذٰلِكَ نَطْبَعُ عَلٰى قُلُوْبِ الْمُعْتَدِيْنَ ¤umma ba‘a£n± mim ba‘dih³ rusulan il± qaumihim fa j±'µhum bil-bayyin±ti fam± k±nµ liyu'minµ bim± ka©©abµ bih³ min qabl(u), ka©±lika na¯ba‘u ‘al± qulµbil-mu‘tad³n(a). Kemudian, Kami mengutus setelahnya (Nuh) beberapa rasul kepada kaum mereka (umat masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci hati orang-orang yang melampaui batas.
-
75ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ مُّوْسٰى وَهٰرُوْنَ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ بِاٰيٰتِنَا فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ ¤umma ba‘a£n± mim ba‘dihim mµs± wa h±rµna il± fir‘auna wa mala'ih³ bi'±y±tin± fastakbarµ wa k±nµ qaumam mujrim³n(a). Kemudian, setelah mereka Kami mengutus Musa dan Harun kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya, dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Lalu, mereka menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka.
-
76فَلَمَّا جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوْٓا اِنَّ هٰذَا لَسِحْرٌ مُّبِيْنٌ Falamm± j±'ahumul-¥aqqu min ‘indin± q±lµ inna h±©± lasi¥rum mub³n(un). Ketika telah datang kepada mereka kebenaran (mukjizat) dari sisi Kami, mereka berkata, “Sesungguhnya ini benar-benar sihir yang nyata.”
-
77قَالَ مُوْسٰٓى اَتَقُوْلُوْنَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَكُمْ ۗ اَسِحْرٌ هٰذَاۗ وَلَا يُفْلِحُ السّٰحِرُوْنَ Q±la mµs± ataqµlµna lil-¥aqqi lamm± j±'akum, asi¥run h±©±, wa l± yufli¥us-s±¥irµn(a). Musa berkata, “Apakah (pantas) kamu mengatakan terhadap kebenaran (mukjizat) ketika ia datang kepadamu, ‘sihirkah ini?’ Padahal, para penyihir itu tidaklah mendapat kemenangan.”
-
78قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَا وَتَكُوْنَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاۤءُ فِى الْاَرْضِۗ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِيْنَ Q±lµ aji'tan± litalfitan± ‘amm± wajadn± ‘alaihi ±b±'an± wa takµna lakumal-kibriy±'u fil-ar«(i), wa m± na¥nu lakum± bimu'min³n(a). Mereka berkata, “Apakah engkau (Musa) datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (menyembah berhala), dan agar kamu berdua (Musa dan Harun) mempunyai kekuasaan di bumi (negeri Mesir)? Kami tidak akan beriman kepada kamu berdua.”
-
79وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُوْنِيْ بِكُلِّ سٰحِرٍ عَلِيْمٍ Wa q±la fir‘aunu'tµn³ bikulli s±¥irin ‘al³m(in). Fir‘aun berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Datangkanlah kepadaku semua penyihir yang ulung!”
-
80فَلَمَّا جَاۤءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰٓى اَلْقُوْا مَآ اَنْتُمْ مُّلْقُوْنَ Falamm± j±'as-sa¥aratu q±la lahum mµs± alqµ m± antum mulqµn(a). Ketika para penyihir itu datang, Musa berkata kepada mereka, “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan!”
-
81فَلَمَّآ اَلْقَوْا قَالَ مُوْسٰى مَا جِئْتُمْ بِهِ ۙالسِّحْرُۗ اِنَّ اللّٰهَ سَيُبْطِلُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِيْنَ ࣖ Falamm± alqau q±la mµs± m± ji'tum bihis-si¥r(u), innall±ha sayub¯iluh(µ), innall±ha l± yu¡li¥u ‘amalal-mufsid³n(a). Setelah mereka melemparkan (tali-temali), Musa berkata, “Apa yang kamu bawa itulah sihir. Sesungguhnya Allah akan membatalkan (mengalahkan)-nya. Sesungguhnya Allah tidak membiarkan perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan.
-
82وَيُحِقُّ اللّٰهُ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَ Wa yu¥iqqull±hul-¥aqqa bikalim±tih³ wa lau karihal-mujrimµn(a). Allah akan mengukuhkan kebenaran dengan ketetapan-ketetapan-Nya, walaupun para pendurhaka tidak menyukainya.
-
83فَمَآ اٰمَنَ لِمُوْسٰىٓ اِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِّنْ قَوْمِهٖ عَلٰى خَوْفٍ مِّنْ فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهِمْ اَنْ يَّفْتِنَهُمْ ۗوَاِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِى الْاَرْضِۚ وَاِنَّهٗ لَمِنَ الْمُسْرِفِيْنَ Fam± ±mana limµs± ill± ©urriyyatum min qaumih³ ‘al± khaufim min fir‘auna wa mala'ihim ay yaftinahum, wa inna fir‘auna la‘±lin fil-ar«(i), wa innahµ laminal-musrif³n(a). Tidak ada yang beriman kepada Musa selain keturunan dari kaumnya disertai ketakutan kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya yang akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir‘aun benar-benar sewenang-wenang di bumi. Sesungguhnya ia benar-benar termasuk orang-orang yang melampaui batas.
-
84وَقَالَ مُوْسٰى يٰقَوْمِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّسْلِمِيْنَ Wa q±la mµs± y± qaumi in kuntum ±mantum bill±hi fa ‘alaihi tawakkalµ in kuntum muslim³n(a). Musa berkata, “Wahai kaumku, jika kamu sungguh-sungguh beriman kepada Allah, bertawakallah hanya kepada-Nya apabila kamu benar-benar orang-orang muslim (yang berserah diri kepada Allah).”
-
85فَقَالُوْا عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا ۚرَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ Fa q±lµ ‘alall±hi tawakkaln±, rabban± l± taj‘aln± fitnatal lil-qaumi§-§±lim³n(a). Mereka pun berkata, “Kepada Allahlah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim.
-
86وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ Wa najjin± bira¥matika minal-qaumil-k±fir³n(a). Selamatkanlah pula kami dengan rahmat-Mu dari kaum yang kafir.”
-
87وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰى وَاَخِيْهِ اَنْ تَبَوَّاٰ لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوْتًا وَّاجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قِبْلَةً وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa au¥ain± il± mµs± wa akh³hi an tabawwa'± liqaumikum± bimi¡ra buyµtaw waj‘alµ buyµtakum qiblataw wa aq³mu¡-¡al±h(ta), wa basysyiril-mu'min³n(a). Telah Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya (Harun), “Ambillah oleh kamu berdua beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal kaummu, jadikanlah rumah-rumahmu itu kiblat (tempat ibadah), dan tegakkanlah salat. Gembirakanlah orang-orang mukmin.”
-
88وَقَالَ مُوْسٰى رَبَّنَآ اِنَّكَ اٰتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَاَهٗ زِيْنَةً وَّاَمْوَالًا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ رَبَّنَا لِيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِكَ ۚرَبَّنَا اطْمِسْ عَلٰٓى اَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْا حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ Wa q±la mµs± rabban± innaka ±taita fir‘auna wa mala'ahµ z³nataw wa amw±lan fil-¥ay±tid-dun-y±, rabban± liyu«illµ ‘an sab³lik(a), rabbana¯mis ‘al± amw±lihim wasydud ‘al± qulµbihim fal± yu'minµ ¥att± yarawul-‘a©±bal-al³m(a). Musa berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan (yang banyak) dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibat pemberian itu) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang sangat pedih.”
-
89قَالَ قَدْ اُجِيْبَتْ دَّعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيْمَا وَلَا تَتَّبِعٰۤنِّ سَبِيْلَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ Q±la qad uj³bad da‘watukum± fastaq³m± wa l± tattabi‘±nni sab³lal-la©³na l± ya‘lamµn(a). Dia (Allah) berfirman, “Sungguh, permohonan kamu berdua telah diperkenankan. Maka, tetaplah kamu berdua (pada jalan yang lurus) dan janganlah sekali-kali kamu berdua mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.”
-
90۞ وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُوْدُهٗ بَغْيًا وَّعَدْوًا ۗحَتّٰىٓ اِذَآ اَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ اٰمَنْتُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِهٖ بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ وَاَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Wa j±wazn± biban³ isr±'³lal-ba¥ra fa atba‘ahum fir‘aunu wa junµduhµ bagyaw wa ‘adw±(n), ¥att± i©± adrakahul-garaqu q±la ±mantu annahµ l± il±ha illal-la©³ ±manat bih³ banµ isr±'³la wa ana minal-muslim³n(a). Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu (Laut Merah). Lalu, Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Fir‘aun hampir (mati) tenggelam, dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya).”
-
91اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ ²l'±na wa qad ‘a¡aita qablu wa kunta minal-mufsid³n(a). Apakah (baru) sekarang (kamu beriman), padahal sungguh kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?
-
92فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ Fal yauma nunajj³ka bibadanika litakµna liman khalfaka ±yah(tan), wa inna ka£³ram minan-n±si ‘an ±y±tin± lag±filµn(a). Pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelah kamu. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar lengah (tidak mengindahkan) tanda-tanda (kekuasaan) Kami.
-
93وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مُبَوَّاَ صِدْقٍ وَّرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ ۚفَمَا اخْتَلَفُوْا حَتّٰى جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ ۗاِنَّ رَبَّكَ يَقْضِيْ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ Wa laqad bawwa'n± ban³ isr±'³la mubawwa'a ¡idqiw wa razaqn±hum mina¯-¯ayyib±t(i), fam±khtalafµ ¥att± j±'ahumul-‘ilm(u), inna rabbaka yaq«³ bainahum yaumal-qiy±mati f³m± k±nµ f³hi yakhtalifµn(a). Sungguh, Kami benar-benar telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang benar (bagus dan nyaman) dan Kami beri mereka rezeki yang baik. Maka, mereka tidak berselisih hingga datang kepada mereka pengetahuan (yang tersurat dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhanmu akan memberi keputusan antara mereka pada hari Kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan.
-
94فَاِنْ كُنْتَ فِيْ شَكٍّ مِّمَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ فَسْـَٔلِ الَّذِيْنَ يَقْرَءُوْنَ الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاۤءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَۙ Fa in kunta f³ syakkim mimm± anzaln± ilaika fas'alil-la©³na yaqra'µnal-kit±ba min qablik(a), laqad j±'akal-¥aqqu mir rabbika fal± takµnanna minal-mumtar³n(a). Jika engkau (Nabi Muhammad) berada dalam keraguan tentang apa (kisah nabi-nabi terdahulu) yang Kami turunkan kepadamu, tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu. Maka, janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu.
-
95وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَتَكُوْنَ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ Wa l± takµnanna minal-la©³na ka©©abµ bi'±y±till±hi fa takµna minal-kh±sir³n(a). Janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu tergolong orang-orang yang merugi.
-
96اِنَّ الَّذِيْنَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ Innal-la©³na ¥aqqat ‘alaihim kalimatu rabbika l± yu'minµn(a). Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti mendapatkan ketentuan Tuhanmu (menjadi kufur atas pilihan sendiri) itu tidak akan beriman.
-
97وَلَوْ جَاۤءَتْهُمْ كُلُّ اٰيَةٍ حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ Wa lau j±'athum kullu ±yatin ¥att± yarawul-‘a©±bal-al³m(a). Meskipun semua tanda-tanda (kebesaran Allah) datang kepada mereka, (mereka tidak juga beriman) hingga mereka menyaksikan azab yang sangat pedih.
-
98فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ اٰمَنَتْ فَنَفَعَهَآ اِيْمَانُهَآ اِلَّا قَوْمَ يُوْنُسَۗ لَمَّآ اٰمَنُوْا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍ Falau l± k±nat qaryatun ±manat fa nafa‘ah± ³m±nuh± ill± qauma yµnus(a), lamm± ±manµ kasyafn± ‘anhum ‘a©±bal-khizyi fil-¥ay±tid-dun-y± wa matta‘n±hum il± ¥³n(in). Mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang segera beriman sehingga imannya itu bermanfaat kepadanya, selain kaum Yunus? Ketika mereka beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan Kami berikan kesenangan hidup (sementara) kepada mereka sampai waktu yang ditentukan.
-
99وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ Wa lau sy±'a rabbuka la'±mana man fil-ar«i kulluhum jam³‘±(n), afa anta tukrihun-n±sa ¥att± yakµnµ mu'min³n(a). Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau (Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?
-
100وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ اَنْ تُؤْمِنَ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ Wa m± k±na linafsin an tu'mina ill± bi'i©nill±h(i), wa yaj‘alur-rijsa ‘alal-la©³na l± ya‘qilµn(a). Tidak seorang pun akan beriman, kecuali dengan izin Allah dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak mau mengerti.
-
101قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗوَمَا تُغْنِى الْاٰيٰتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ Qulin§urµ m±©± fis-sam±w±ti wal-ar«(i), wa m± tugnil-±y±tu wan-nu©uru ‘an qaumil l± yu'minµn(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Perhatikanlah apa saja yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah berguna tanda-tanda (kebesaran Allah) dan peringatan-peringatan itu (untuk menghindarkan azab Allah) dari kaum yang tidak beriman.
-
102فَهَلْ يَنْتَظِرُوْنَ اِلَّا مِثْلَ اَيَّامِ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِهِمْۗ قُلْ فَانْتَظِرُوْٓا اِنِّيْ مَعَكُمْ مِّنَ الْمُنْتَظِرِيْنَ Fahal yanta§irµna ill± mi£la ayy±mil-la©³na khalau min qablihim, qul fanta§irµ inn³ ma‘akum minal-munta§ir³n(a). Mereka tidak menunggu kecuali seperti hari-hari (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang terdahulu sebelum mereka. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Maka, tunggulah (siksaan Allah)! Sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang menunggu bersamamu.”
-
103ثُمَّ نُنَجِّيْ رُسُلَنَا وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كَذٰلِكَ ۚحَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِيْنَ ࣖ ¤umma nunajj³ rusulan± wal-la©³na ±manµ ka©±lik(a), ¥aqqan ‘alain± nunjil-mu'min³n(a). Kemudian, Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman. Demikianlah menjadi ketentuan Kami untuk menyelamatkan orang-orang mukmin.
-
104قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْ دِيْنِيْ فَلَآ اَعْبُدُ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ اَعْبُدُ اللّٰهَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ ۖ وَاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Qul y± ayyuhan n±su in kuntum f³ syakkim min d³n³ fal± a‘budul-la©³na ta‘budµna min dµnill±hi wa l±kin a‘budull±hal-la©³ yatawaff±kum, wa umirtu an akµna minal-mu'min³n(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, aku tidak menyembah (apa atau siapa) yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku diperintah supaya aku termasuk orang-orang mukmin.”
-
105وَاَنْ اَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۚ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Wa an aqim wajhaka lid-d³ni ¥an³f±(n), wa l± takµnanna minal-musyrik³n(a). (Aku juga diperintah dengan firman-Nya), “Hadapkanlah wajahmu kepada agama (Islam) dengan lurus dan janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang musyrik.
-
106وَلَا تَدْعُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۚفَاِنْ فَعَلْتَ فَاِنَّكَ اِذًا مِّنَ الظّٰلِمِيْنَ Wa l± tad‘u min dµnill±hi m± l± yanfa‘uka wa l± ya«urruk(a), fa in fa‘alta fa innaka i©am mina§-§±lim³n(a). Janganlah engkau sembah selain Allah, sesuatu yang tidak memberi manfaat kepadamu dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu, sebab jika engkau lakukan (yang demikian itu), sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim.”
-
107وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Wa iy yamsaskall±hu bi«urrin fal± k±syifa lahµ ill± huw(a), wa iy yuridka bikhairin fal± r±dda lifa«lih(³), yu¡³bu bih³ may yasy±'u min ‘ib±dih(³), wa huwal-gafµrur-ra¥³m(u). Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya (kebaikan itu) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
108قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ ۚفَمَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖ ۚوَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚوَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍۗ Qul y± ayyuhan-n±su qad j±'akumul-¥aqqu mir rabbikum, fa manihtad± fa innam± yahtad³ linafsih(³), wa man «alla fa innam± ya«illu ‘alaih±, wa m± ana ‘alaikum biwak³l(in). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu kebenaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu. Maka, siapa yang mendapatkan petunjuk, sesungguhnya petunjuknya itu untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang sesat, sesungguhnya kesesatannya itu (mencelakakan) dirinya sendiri. Aku bukanlah penanggung jawab kamu.”
-
109وَاتَّبِعْ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ ۚوَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ Wattabi‘ m± yµ¥± ilaika wa¡bir ¥att± ya¥kumall±h(u), wa huwa khairul-¥±kim³n(a). Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan. Dia adalah pemberi putusan yang terbaik.
Sumber: Terjemah Kementerian Agama RI