Surat An Nisa' (Wanita)
Surat An Nisa' (Wanita) adalah surat ke-4 dalam Al Quran, terdiri dari 176 ayat, diturunkan di Madinah.

-
1[ik[يٰٓا]]َيُّهَا ال[gu[نّ]]َاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُ[gu[مْ مّ]]ِ[gu[نْ نّ]]َفْ[gu[سٍ وّ]]َاحِدَ[gu[ةٍ وّ]]َخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَا[ik[لً]]ا [ik[ك]]َثِيْ[gu[رً]]ا [gu[وّ]]َنِ[iq[سَاۤء]]ً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَ[iq[سَاۤء]]َلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا Y± ayyuhan-n±suttaqµ rabbakumul-la©³ khalaqakum min nafsiw w±¥idatiw wa khalaqa minh± zaujah± wa ba££a minhum± rij±lan ka£³raw wa nis±'±(n), wattaqull±hal-la©³ tas±'alµna bih³ wal-ar¥±m(a), innall±ha k±na ‘alaikum raq³b±(n). Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
-
2وَاٰتُوا الْيَتٰ[ik[مٰىٓ ا]]َمْوَالَهُمْ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيْثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُ[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َمْوَالَهُمْ اِ[ik[لٰٓى ا]]َمْوَالِكُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َهٗ كَانَ حُوْ[ik[بً]]ا [ik[ك]]َبِيْرًا Wa ±tul-yat±m± amw±lahum wa l± tatabaddalul-khab³£a bi¯-¯ayyib(i), wa l± ta'kulµ amw±lahum il± amw±likum, innahµ k±na ¥µban kab³r±(n). Berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka. Janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya (tindakan menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar.
-
3وَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تُ[qa[قْ]]سِطُوْا فِى الْيَتٰمٰى فَا[ik[نْك]]ِحُوْا مَا طَابَ لَكُ[gu[مْ مّ]]ِنَ ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَ[qa[دْ]]ن[ik[ٰٓى ا]]َلَّا تَعُوْلُوْاۗ Wa in khiftum all± tuqsi¯µ fil-yat±m± fanki¥µ m± ¯±ba lakum minan-nis±'i ma£n± wa £ul±£a wa rub±‘(a), fa in khiftum all± ta‘dilµ fa w±¥idatan au m± malakat aim±nukum, ©±lika adn± all± ta‘µlµ. Jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Akan tetapi, jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk tidak berbuat zalim.
-
4وَاٰتُوا ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]َ صَدُقٰتِهِ[gu[نّ]]َ نِحْلَةً ۗ فَاِ[ik[نْ ط]]ِ[qa[بْ]]نَ لَكُمْ عَ[ik[نْ ش]]َيْ[gu[ءٍ مّ]]ِنْهُ نَفْ[ik[سً]]ا [ik[ف]]َكُلُوْهُ هَ[iq[نِيْۤـٔ]][gu[ً]]ا [gu[مّ]]َ[iq[رِيْۤـٔ]]ًا Wa ±tun-nis±'a ¡aduq±tihinna ni¥lah(tan), fa in ¯ibna lakum ‘an syai'im minhu nafsan fa kulµhu han³'am mar³'±(n). Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.
-
5وَلَا تُؤْتُوا السُّفَ[iq[هَاۤء]]َ اَمْوَالَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ قِيٰ[gu[مً]]ا [gu[وّ]]َارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْ[gu[لً]]ا [gu[مّ]]َعْرُوْفًا Wa l± tu'tus-sufah±'a amw±lakumul-lat³ ja‘alall±hu lakum qiy±maw warzuqµhum f³h± waksµhum wa qµlµ lahum qaulam ma‘rµf±(n). Janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaan)-mu yang Allah jadikan sebagai pokok kehidupanmu. Berilah mereka belanja dan pakaian dari (hasil harta) itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
-
6وَا[qa[بْ]]تَلُوا الْيَتٰمٰى حَ[ik[تّٰىٓ ا]]ِذَا بَلَغُوا ال[gu[نّ]]ِكَاحَۚ فَاِنْ اٰنَسْتُ[gu[مْ مّ]]ِنْهُمْ رُشْ[ik[دً]]ا [ik[ف]]َا[qa[دْ]]فَ[ik[عُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ ۚ وَلَا تَأْكُلُوْ[ik[هَآ ا]]ِسْرَا[gu[فً]]ا [gu[وّ]]َبِدَارًا اَ[gu[نْ يّ]]َكْبَرُوْا ۗ وَمَ[ik[نْ ك]]َانَ غَنِ[ik[يّ]]ًا [ik[ف]]َلْيَسْتَعْفِفْ ۚ وَمَ[ik[نْ ك]]َانَ فَقِيْ[ik[رً]]ا [ik[ف]]َلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوْفِ ۗ فَاِذَا دَفَعْتُمْ اِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ فَاَشْهِدُوْا عَلَيْهِمْ ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيْبًا Wabtalul-yat±m± ¥att± i©± balagun-nik±¥(a), fa in ±nastum minhum rusydan fadfa‘µ ilaihim amw±lahum, wa l± ta'kulµh± isr±faw wa bid±ran ay yakbarµ, wa man k±na ganiyyan falyasta‘fif, wa man k±na faq³ran falya'kul bil-ma‘rµf(i), fa i©± dafa‘tum ilaihim amw±lahum fa asyhidµ ‘alaihim, wa kaf± bill±hi ¥as³b±(n). Ujilah anak-anak yatim itu (dalam hal mengatur harta) sampai ketika mereka cukup umur untuk menikah. Lalu, jika menurut penilaianmu mereka telah pandai (mengatur harta), serahkanlah kepada mereka hartanya. Janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (menghabiskannya) sebelum mereka dewasa. Siapa saja (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan siapa saja yang fakir, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang baik. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Cukuplah Allah sebagai pengawas.
-
7لِلرِّجَالِ نَصِيْ[gu[بٌ مّ]]ِ[gu[مّ]]َا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَ[qa[قْ]]رَبُوْنَۖ وَلِل[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ نَصِيْ[gu[بٌ م]]ِ[gu[ّ]][gu[مّ]]َا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَ[qa[قْ]]رَبُوْنَ مِ[gu[مّ]]َا قَلَّ مِنْهُ اَوْ كَثُرَ ۗ نَصِيْ[gu[بً]]ا [gu[مّ]]َفْرُوْضًا Lir-rij±li na¡³bum mimm± tarakal-w±lid±ni wal-aqrabµn(a), wa lin-nis±'i na¡³bum mimm± tarakal-w±lid±ni wal-aqrabµna mimm± qalla minhu au ka£ur(a), na¡³bam mafrµ«±(n). Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak, menurut bagian yang telah ditetapkan.
-
8وَاِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ اُولُوا الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنُ فَارْزُقُوْهُ[gu[مْ مّ]]ِنْهُ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْ[gu[لً]]ا [gu[مّ]]َعْرُوْفًا Wa i©± ¥a«aral-qismata ulul-qurb± wal-yat±m± wal-mas±k³nu farzuqµhum minhu wa qµlµ lahum qaulam ma‘rµf±(n). Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
-
9وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّ[ik[ةً ض]]ِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْ[ik[لً]]ا [ik[س]]َدِيْدًا Walyakhsyal-la©³na lau tarakµ min khalfihim ©urriyyatan «i‘±fan kh±fµ ‘alaihim, falyattaqull±ha walyaqµlµ qaulan sad³d±(n). Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).
-
10اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِ[gu[نّ]]َمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا ࣖ Innal-la©³na ya'kulµna amw±lal-yat±m± §ulman innam± ya'kulµna f³ bu¯µnihim n±r±(n), wa saya¡launa sa‘³r±(n). Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
-
11يُوْصِيْكُمُ اللّٰهُ [ik[فِيْٓ ا]]َوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُ[ik[نْث]]َيَيْنِ ۚ فَاِ[ik[نْ ك]]ُ[gu[نّ]]َ نِ[iq[سَاۤء]][ik[ً ف]]َوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُ[gu[نّ]]َ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۚ وَاِ[ik[نْ ك]]َانَتْ وَاحِدَ[ik[ةً ف]]َلَهَا ال[gu[نّ]]ِصْفُ ۗ وَلِاَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِ[gu[دٍ مّ]]ِنْهُمَا السُّدُسُ مِ[gu[مّ]]َا تَرَكَ اِ[ik[نْ ك]]َانَ لَهٗ وَلَ[qa[د]]ٌ ۚ فَاِ[id[نْ لّ]]َمْ يَكُ[id[نْ لّ]]َهٗ وَلَ[gu[دٌ وّ]]َوَرِ[ik[ثَهٗٓ ا]]َبَوٰهُ فَلِاُ[gu[مّ]]ِهِ الثُّلُثُ ۚ فَاِ[ik[نْ ك]]َانَ لَ[ik[هٗٓ ا]]ِخْوَ[ik[ةٌ ف]]َلِاُ[gu[مّ]]ِهِ السُّدُسُ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ وَصِيَّ[gu[ةٍ يّ]]ُوْصِيْ بِ[ik[هَآ ا]]َوْ دَيْنٍ ۗ اٰ[qa[بَا]]ۤؤُكُمْ وَاَبْ[iq[نَاۤؤ]]ُكُمْۚ لَا تَ[qa[دْ]]رُوْنَ اَيُّهُمْ اَ[qa[قْ]]رَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۗ فَرِيْضَ[gu[ةً مّ]]ِنَ اللّٰهِ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا Yµ¡³kumull±hu f³ aul±dikum li©-©akari mi£lu ¥a§§il-un£ayain(i), fa in kunna nis±'an fauqa£nataini fa lahunna £ulu£± m± tarak(a), wa in k±nat w±¥idatan fa lahan-ni¡f(u), wa li abawaihi likulli w±¥idim minhumas-sudusu mimm± taraka in k±na lahµ walad(un), fa illam yakul lahµ waladuw wa wari£ahµ abaw±hu fa li'ummihi£-£ulu£(u), fa in k±na lahµ ikhwatun fa li'ummihis-sudusu mim ba‘di wa¡iyyatiy yµ¡³ bih± au dain(in), ±b±'ukum wa abn±'ukum, l± tadrµna ayyuhum aqrabu lakum naf‘±(n), far³«atam minall±h(i), innall±ha k±na ‘al³man ¥ak³m±(n). Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Untuk kedua orang tua, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, ibunya mendapat seperenam. (Warisan tersebut dibagi) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan dilunasi) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
12۞ وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ اَزْوَاجُكُمْ اِ[id[نْ لّ]]َمْ يَكُ[id[نْ لّ]]َهُ[gu[نّ]]َ وَلَ[qa[د]]ٌ ۚ فَاِ[ik[نْ ك]]َانَ لَهُ[gu[نّ]]َ وَلَ[ik[دٌ ف]]َلَكُمُ الرُّبُعُ مِ[gu[مّ]]َا تَرَكْنَ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ وَصِيَّ[gu[ةٍ يّ]]ُوْصِيْنَ بِ[ik[هَآ ا]]َوْ دَيْنٍ ۗ وَلَهُ[gu[نّ]]َ الرُّبُعُ مِ[gu[مّ]]َا تَرَكْتُمْ اِ[id[نْ لّ]]َمْ يَكُنْ لَّكُمْ وَلَ[qa[د]]ٌ ۚ فَاِ[ik[نْ ك]]َانَ لَكُمْ وَلَ[ik[دٌ ف]]َلَهُ[gu[نّ]]َ الثُّمُنُ مِ[gu[مّ]]َا تَرَكْتُ[gu[مْ مّ]]ِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ وَصِيَّ[ik[ةٍ ت]]ُوْصُوْنَ بِهَ[ik[آ اَ]]وْ دَيْنٍ ۗ وَاِ[ik[نْ ك]]َانَ رَجُ[gu[لٌ يّ]]ُوْرَثُ كَلٰلَةً اَوِ امْرَاَ[gu[ةٌ وّ]]َ[ik[لَهٗٓ ا]]َخٌ اَوْ اُخْ[ik[تٌ ف]]َلِكُلِّ وَاحِ[gu[دٍ مّ]]ِنْهُمَا السُّدُسُۚ فَاِ[ik[نْ ك]]َا[ik[نُوْٓا]] [ik[ا]]َكْثَرَ مِ[ik[نْ ذ]]ٰلِكَ فَهُمْ شُرَ[iq[كَاۤء]]ُ فِى الثُّلُثِ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ وَصِيَّ[gu[ةٍ يّ]]ُوْصٰى بِ[ik[هَآ ا]]َوْ دَيْنٍۙ غَيْرَ مُ[gu[ضَاۤ]]ر[gu[ّ]]ٍ ۚ وَصِيَّ[gu[ةً مّ]]ِنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَلِيْمٌۗ Wa lakum ni¡fu m± taraka azw±jukum illam yakul lahunna walad(un), fa in k±na lahunna waladun fa lakumur-rubu‘u mimm± tarakna mim ba‘di wa¡iyyatiy yµ¡³na bih± au dain(in), wa lahunnar-rubu‘u mimm± taraktum illam yakul lakum walad(un), fa in k±na lakum waladun fa lahunna£-£umunu mimm± taraktum mim ba‘di wa¡iyyatin tµ¡µna bih± au dain(in), wa in k±na rajuluy yµra£u kal±latan awimra'atuw wa lahµ akhun au ukhtun fa likulli w±¥idim minhumas-sudus(u), fa in k±nµ ak£ara min ©±lika fa hum syurak±'u fi£-£ulu£i mim ba‘di wa¡iyyatiy yµ¡± bih± au dain(in), gaira mu«±rr(in), wa¡iyyatam minall±h(i), wall±hu ‘al³mun ¥al³m(un). Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) utangnya. Bagi mereka (para istri) seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, bagi mereka (para istri) seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, meninggal dunia tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Akan tetapi, jika mereka (saudara-saudara seibu itu) lebih dari seorang, mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
-
13تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]ُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ يُ[qa[دْ]]خِلْهُ جَ[gu[نّ]]ٰتٍ تَ[qa[جْ]]رِيْ مِ[ik[نْ ت]]َحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ Tilka ¥udµdull±h(i), wa may yu¯i‘ill±ha wa rasµlahµ yudkhilhu jann±tin tajr³ min ta¥tihal-anh±ru kh±lid³na f³h±, wa ©±likal-fauzul-‘a§³m(u). Itu adalah batas-batas (ketentuan) Allah. Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Mereka) kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.
-
14وَمَ[gu[نْ يّ]]َعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُ[qa[دْ]]خِلْهُ نَارًا خَالِ[ik[دً]]ا [ik[ف]]ِيْهَاۖ وَلَهٗ عَذَا[gu[بٌ مّ]]ُهِيْنٌ ࣖ Wa may ya‘¡ill±ha wa rasµlahµ wa yata‘adda ¥udµdahµ yudkhilhu n±ran kh±lidan f³h±, wa lahµ ‘a©±bum muh³n(un). Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan.
-
15وَالّٰتِيْ يَأْتِيْنَ الْفَاحِشَةَ مِ[gu[نْ ن]]ِ[gu[ّ]]س[iq[َاۤىٕ]]ِكُمْ فَاسْتَشْهِدُوْا عَلَيْهِ[gu[نّ]]َ اَرْبَعَ[gu[ةً مّ]]ِ[ik[نْك]]ُمْ ۚ فَاِ[ik[نْ ش]]َهِدُوْا فَاَمْسِكُوْهُ[gu[نّ]]َ فِى الْبُيُوْتِ حَتّٰى يَتَوَفّٰىهُ[gu[نّ]]َ الْمَوْتُ اَوْ يَ[qa[جْ]]عَلَ اللّٰهُ لَهُ[gu[نّ]]َ سَبِيْلًا Wal-l±t³ ya't³nal-f±¥isyata min nis±'ikum fastasyhidµ ‘alaihinna arba‘atam minkum, fa in syahidµ fa amsikµhunna fil-buyµti ¥att± yatawaff±hunnal-mautu au yaj‘alall±hu lahunna sab³l±(n). Para wanita yang melakukan perbuatan keji di antara wanita-wanita kamu, maka mintalah kesaksian atas (perbuatan keji)-nya dari empat orang di antara kamu. Apabila mereka telah memberikan kesaksian, tahanlah mereka (para wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajal atau sampai Allah memberi jalan (yang lain) kepadanya.
-
16وَالَّذٰنِ يَأْتِيٰنِهَا مِ[ik[نْك]]ُمْ فَاٰذُوْهُمَا ۚ فَاِ[ik[نْ ت]]َابَا وَاَصْلَحَا فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ تَوَّا[id[بً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا Wal-la©±ni ya'tiy±nih± minkum fa ±©µhum±, fa in t±b± wa a¡la¥± fa a‘ri«µ ‘anhum±, innall±ha k±na taww±bar ra¥³m±(n). (Jika ada) dua orang di antara kamu yang melakukannya (perbuatan keji), berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya bertobat dan memperbaiki diri, biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
-
17اِ[gu[نّ]]َمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّ[iq[وْۤء]]َ بِجَهَالَ[ik[ةٍ ث]]ُ[gu[مّ]]َ يَتُوْبُوْنَ مِ[ik[نْ ق]]َرِيْ[ik[بٍ ف]]َاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا Innamat-taubatu ‘alall±hi lil-la©³na ya‘malµnas-sµ'a bijah±latin £umma yatµbµna min qar³bin fa ul±'ika yatµbull±hu ‘alaihim, wa k±nall±hu ‘al³man ¥ak³m±(n). Sesungguhnya tobat yang pasti diterima Allah itu hanya bagi mereka yang melakukan keburukan karena kebodohan, kemudian mereka segera bertobat. Merekalah yang Allah terima tobatnya. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
18وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۚ حَ[ik[تّٰىٓ ا]]ِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ اِ[gu[نّ]]ِيْ تُ[qa[بْ]]تُ الْـٰٔنَ وَلَا الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۗ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ اَعْتَ[qa[دْ]]نَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا Wa laisatit-taubatu lil-la©³na ya‘malµnas-sayyi'±t(i), ¥att± i©± ¥a«ara a¥adahumul-mautu q±la inn³ tubtul-±na wa lal-la©³na yamµtµna wa hum kuff±r(un), ul±'ika a‘tadn± lahum ‘a©±ban al³m±(n). Tidaklah tobat itu (diterima Allah) bagi orang-orang yang melakukan keburukan sehingga apabila datang ajal kepada seorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Tidak (pula) bagi orang-orang yang meninggal dunia, sementara mereka di dalam kekufuran. Telah Kami sediakan azab yang sangat pedih bagi mereka.
-
19[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَ[ik[نْ ت]]َرِثُوا ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]َ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُ[gu[نّ]]َ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ [ik[مَآ ا]]ٰتَيْتُمُوْهُ[gu[نّ]]َ اِ[ik[لَّآ ا]]َ[gu[نْ يّ]]َأْتِيْنَ بِفَاحِشَ[gu[ةٍ مّ]]ُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُ[gu[نّ]]َ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِ[ik[نْ ك]]َرِهْتُمُوْهُ[gu[نّ]]َ فَعَ[ik[سٰٓى ا]]َ[ik[نْ ت]]َكْرَهُوْا شَيْ[gu[ـًٔ]]ا [gu[وّ]]َيَ[qa[جْ]]عَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْ[ik[رً]]ا [ik[ك]]َثِيْرًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ l± ya¥illu lakum an tari£un-nis±'a karh±(n), wa l± ta‘«ulµhunna lita©habµ biba‘«i m± ±taitumµhunna ill± ay ya't³na bif±¥isyatim mubayyinah(tin), wa ‘±syirµhunna bil-ma‘rµf(i), fa in karihtumµhunna fa ‘as± an takrahµ syai'aw wa yaj‘alall±hu f³hi khairan ka£³r±(n). Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa. Janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya.
-
20وَاِنْ اَرَ[id[دْتّ]]ُمُ اسْتِ[qa[بْ]]دَالَ زَوْ[gu[جٍ مّ]]َكَانَ زَوْ[gu[جٍ]]ۙ [gu[وّ]]َاٰتَيْتُمْ اِحْدٰىهُ[gu[نّ]]َ قِ[ik[نْط]]َا[ik[رً]]ا [ik[ف]]َلَا تَأْخُذُوْا مِنْهُ شَيْـًٔا ۗ اَتَأْخُذُوْنَهٗ بُهْتَا[gu[نً]]ا [gu[وّ]]َاِثْ[gu[مً]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا Wa in arattumustibd±la zaujim mak±na zauj(in), wa ±taitum i¥d±hunna qin¯±ran fal± ta'khu©µ minhu syai'±(n), ata'khu©µnahµ buht±naw wa i£mam mub³n±(n). Jika kamu ingin mengganti istri dengan istri yang lain, sedangkan kamu telah memberikan kepada salah seorang di antara mereka harta yang banyak (sebagai mahar), janganlah kamu mengambilnya kembali sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan cara dusta dan dosa yang nyata?
-
21وَكَيْفَ تَأْخُذُوْنَهٗ وَقَ[qa[دْ]] اَفْضٰى بَعْضُكُمْ اِلٰى بَعْ[gu[ضٍ وّ]]َاَخَذْنَ مِ[ik[نْك]]ُ[gu[مْ مّ]]ِيْثَاقًا غَلِيْظًا Wa kaifa ta'khu©µnahµ wa qad af«± ba‘«ukum il± ba‘«iw wa akha©na minkum m³£±qan gal³§±(n). Bagaimana kamu akan mengambilnya (kembali), padahal kamu telah menggauli satu sama lain (sebagai suami istri) dan mereka pun (istri-istrimu) telah membuat perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) denganmu?
-
22وَلَا تَ[ik[نْك]]ِحُوْا مَا نَكَحَ اٰ[iq[بَاۤؤ]]ُكُ[gu[مْ مّ]]ِنَ ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ اِلَّا مَا قَ[qa[دْ]] سَلَفَ ۗ اِ[gu[نّ]]َهٗ كَانَ فَاحِشَ[gu[ةً وّ]]َمَ[qa[قْ]]تًاۗ وَ[iq[سَاۤء]]َ سَبِيْلًا ࣖ Wa l± tanki¥µ m± naka¥a ±b±'ukum minan-nis±'i ill± m± qad salaf(a), innahµ k±na f±¥isyataw wa maqt±(n), wa s±'a sab³l±(n). Janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya (perbuatan) itu sangat keji dan dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
-
23حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ اُ[gu[مّ]]َهٰتُكُمْ وَبَنٰتُكُمْ وَاَخَوٰتُكُمْ وَعَ[gu[مّ]]ٰتُكُمْ وَخٰلٰتُكُمْ وَبَنٰتُ الْاَخِ وَبَنٰتُ الْاُخْتِ وَاُ[gu[مّ]]َهٰتُكُمُ الّٰ[ik[تِيْٓ ا]]َرْضَعْنَكُمْ وَاَخَوٰتُكُ[gu[مْ مّ]]ِنَ الرَّضَاعَةِ وَاُ[gu[مّ]]َهٰتُ نِ[iq[سَاۤىٕ]]ِكُمْ وَرَ[iq[بَاۤىٕ]]ِبُكُمُ الّٰتِيْ فِيْ حُجُوْرِكُ[gu[مْ مّ]]ِ[gu[نْ ن]]ِ[gu[ّ]]س[iq[َاۤىٕ]]ِكُمُ الّٰتِيْ دَخَلْتُ[ik[مْ ب]]ِهِ[gu[نّ]]َۖ فَاِ[id[نْ لّ]]َمْ تَكُوْنُوْا دَخَلْتُ[ik[مْ ب]]ِهِ[gu[نّ]]َ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ ۖ وَحَ[iq[لَاۤىٕ]]ِلُ اَ[qa[بْ]]ن[iq[َاۤىٕ]]ِكُمُ الَّذِيْنَ مِنْ اَصْلَابِكُمْۙ وَاَ[ik[نْ ت]]َ[qa[جْ]]مَعُوْا بَيْنَ الْاُخْتَيْنِ اِلَّا مَا قَ[qa[دْ]] سَلَفَ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْ[id[رً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا ۔ ¦urrimat ‘alaikum ummah±tukum wa ban±tukum wa akhaw±tukum wa ‘amm±tukum wa kh±l±tukum wa ban±tul-akhi wa ban±tul-ukhti wa ummah±tukumul-l±t³ ar«a‘nakum wa akhaw±tukum minar-ra«±‘ati wa ummah±tu nis±'ikum wa rab±'ibukumul-l±t³ f³ ¥ujµrikum min nis±'ikumul-l±t³ dakhaltum bihinn(a), fa illam takµnµ dakhaltum bihinna fal± jun±¥a ‘alaikum, wa ¥al±'ilu abn±'ikumul-la©³na min a¡l±bikum, wa an tajma‘µ bainal-ukhtaini ill± m± qad salaf(a), innall±ha k±na gafµrar ra¥³m±(n). Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari saudara perempuanmu, ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu istri-istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum bercampur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), tidak berdosa bagimu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan pula) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
24۞ وَالْمُحْصَنٰتُ مِنَ ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ اِلَّا مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۚ كِتٰبَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَاُحِلَّ لَكُمْ [gu[مّ]]َا وَ[iq[رَاۤء]]َ ذٰلِكُمْ اَ[ik[نْ ت]]َ[qa[بْ]]تَغُوْا بِاَمْوَالِكُ[gu[مْ مّ]]ُحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسٰفِحِيْنَ ۗ فَمَا اسْتَمْتَعْتُ[ik[مْ ب]]ِهٖ مِنْهُ[gu[نّ]]َ فَاٰتُوْهُ[gu[نّ]]َ اُجُوْرَهُ[gu[نّ]]َ فَرِيْضَةً ۗوَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيْمَا تَرَاضَيْتُ[ik[مْ ب]]ِهٖ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ الْفَرِيْضَةِۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا Wal-mu¥¡an±tu minan-nis±'i ill± m± malakat aim±nukum, kit±ball±hi ‘alaikum, wa u¥illa lakum m± war±'a ©±likum an tabtagµ bi'amw±likum mu¥¡in³na gaira mus±fi¥³n(a), famastamta‘tum bih³ minhunna fa ±tµhunna ujµrahunna far³«ah(tan), wa l± jun±¥a ‘alaikum f³m± tar±«aitum bih³ mim ba‘dil-far³«ah(ti), innall±ha k±na ‘al³man ¥ak³m±(n). (Diharamkan juga bagi kamu menikahi) perempuan-perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu miliki sebagai ketetapan Allah atas kamu. Dihalalkan bagi kamu selain (perempuan-perempuan) yang demikian itu, yakni kamu mencari (istri) dengan hartamu (mahar) untuk menikahinya, bukan untuk berzina. Karena kenikmatan yang telah kamu dapatkan dari mereka, berikanlah kepada mereka imbalannya (maskawinnya) sebagai suatu kewajiban. Tidak ada dosa bagi kamu mengenai sesuatu yang saling kamu relakan sesudah menentukan kewajiban (itu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
25وَمَ[id[نْ لّ]]َمْ يَسْتَطِعْ مِ[ik[نْك]]ُمْ طَوْلًا اَ[gu[نْ يّ]]َ[ik[نْك]]ِحَ الْمُحْصَنٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ فَمِ[gu[نْ مّ]]َا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]][ik[نْ ف]]َتَيٰتِكُمُ الْمُؤْمِنٰتِۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِكُمْ ۗ بَعْضُكُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]][iq[نْۢ ب]]َعْضٍۚ فَا[ik[نْك]]ِحُوْهُ[gu[نّ]]َ بِاِذْنِ اَهْلِهِ[gu[نّ]]َ وَاٰتُوْهُ[gu[نّ]]َ اُجُوْرَهُ[gu[نّ]]َ بِالْمَعْرُوْفِ مُحْصَنٰتٍ غَيْرَ مُسٰفِحٰ[gu[تٍ وّ]]َلَا مُتَّخِذٰتِ اَخْدَانٍ ۚ فَاِ[ik[ذَآ ا]]ُحْصِ[gu[نّ]]َ فَاِنْ اَتَيْنَ بِفَاحِشَ[ik[ةٍ ف]]َعَلَيْهِ[gu[نّ]]َ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنٰتِ مِنَ الْعَذَا[qa[ب]]ِۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِ[ik[نْك]]ُمْ ۗ وَاَ[ik[نْ ت]]َصْبِرُوْا خَيْ[id[رٌ لّ]]َكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْ[id[رٌ رّ]]َحِيْمٌ ࣖ Wa mal lam yasta¯i‘ minkum ¯aulan ay yanki¥al-mu¥¡an±til-mu'min±ti fa mim m± malakat aim±nukum min fatay±tikumul-mu'min±t(i), wall±hu a‘lamu bi'³m±nikum, ba‘«ukum mim ba‘«(in), fanki¥µhunna bi'i©ni ahlihinna wa ±tµhunna ujµrahunna bil-ma‘rµfi mu¥¡an±tin gaira mus±fi¥±tiw wa l± muttakhi©±ti akhd±n(in), fa i©± u¥¡inna fa in ataina bif±¥isyatin fa ‘alaihinna ni¡fu m± ‘alal-mu¥¡an±ti minal-‘a©±b(i), ©±lika liman khasyial-‘anata minkum, wa an ta¡birµ khairul lakum, wall±hu gafµrur ra¥³m(un). Siapa di antara kamu yang tidak mempunyai biaya untuk menikahi perempuan merdeka yang mukmin (boleh menikahi) perempuan mukmin dari para hamba sahaya yang kamu miliki. Allah lebih tahu tentang keimananmu. Sebagian kamu adalah sebagian dari yang lain (seketurunan dari Adam dan Hawa). Oleh karena itu, nikahilah mereka dengan izin keluarga (tuan) mereka dan berilah mereka maskawin dengan cara yang pantas, dalam keadaan mereka memelihara kesucian diri, bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Apabila mereka telah berumah tangga (bersuami), tetapi melakukan perbuatan keji (zina), (hukuman) atas mereka adalah setengah dari hukuman perempuan-perempuan merdeka (yang tidak bersuami). Hal itu (kebolehan menikahi hamba sahaya) berlaku bagi orang-orang yang takut terhadap kesulitan (dalam menghindari zina) di antara kamu. Kesabaranmu lebih baik bagi kamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
26يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِيْنَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِكُمْ وَيَتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Yur³dull±hu liyubayyina lakum wa yahdiyakum sunanal-la©³na min qablikum wa yatµba ‘alaikum, wall±hu ‘al³mun ¥ak³m(un). Allah hendak menerangkan (syariat-Nya) kepadamu, menunjukkan kepadamu berbagai jalan (kehidupan) orang yang sebelum kamu (para nabi dan orang-orang saleh), dan menerima tobatmu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
27وَاللّٰهُ يُرِيْدُ اَ[gu[نْ يّ]]َتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَيُرِيْدُ الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الشَّهَوٰتِ اَ[ik[نْ ت]]َمِيْلُوْا مَيْلًا عَظِيْمًا Wall±hu yur³du ay yatµba ‘alaikum, wa yur³dul-la©³na yattabi‘µnasy-syahaw±ti an tam³lµ mailan ‘a§³m±(n). Allah hendak menerima tobatmu, sedangkan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
-
28يُرِيْدُ اللّٰهُ اَ[gu[نْ يّ]]ُخَفِّفَ عَ[ik[نْك]]ُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِ[ik[نْس]]َانُ ضَعِيْفًا Yur³dull±hu ay yukhaffifa ‘ankum, wa khuliqal-ins±nu «a‘³f±(n). Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia diciptakan (dalam keadaan) lemah.
-
29[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُ[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َمْوَالَكُ[ik[مْ ب]]َيْنَكُ[ik[مْ ب]]ِالْبَاطِلِ اِ[ik[لَّآ ا]]َ[ik[نْ ت]]َكُوْنَ تِجَارَةً عَ[ik[نْ ت]]َرَا[gu[ضٍ مّ]]ِنْكُمْ ۗ وَلَا تَ[qa[قْ]]تُ[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َ[ik[نْف]]ُسَكُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ l± ta'kulµ amw±lakum bainakum bil-b±¯ili ill± an takµna tij±ratan ‘an tar±«im minkum, wa l± taqtulµ anfusakum, innall±ha k±na bikum ra¥³m±(n). Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
-
30وَمَ[gu[نْ يّ]]َفْعَلْ ذٰلِكَ عُ[qa[دْ]]وَا[gu[نً]]ا [gu[وّ]]َظُلْ[ik[مً]]ا [ik[ف]]َسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا ۗوَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا Wa may yaf‘al ©±lika ‘udw±naw wa §ulman fa saufa nu¡l³hi n±r±(n), wa k±na ©±lika ‘alall±hi yas³r±(n). Siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar aturan dan berbuat zalim kelak Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
-
31اِ[ik[نْ ت]]َ[qa[جْ]]تَنِبُوْا كَ[iq[بَاۤىٕ]]ِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَ[ik[نْك]]ُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُ[qa[دْ]]خِلْكُ[gu[مْ مّ]]ُدْخَ[ik[لً]]ا [ik[ك]]َرِيْمًا In tajtanibµ kab±'ira m± tunhauna ‘anhu nukaffir ‘ankum sayyi'±tikum wa nudkhilkum mudkhalan kar³m±(n). Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang (mengerjakan)-nya, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami memasukkanmu ke tempat yang mulia (surga).
-
32وَلَا تَتَمَ[gu[نّ]]َوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْ[gu[بٌ م]]ِ[gu[ّ]][gu[مّ]]َا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِل[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ نَصِيْ[gu[بٌ م]]ِ[gu[ّ]][gu[مّ]]َا اكْتَسَ[qa[بْ]]نَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِ[ik[نْ ف]]َضْلِهٖ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا Wa l± tatamannau m± fa««alall±hu bih³ ba‘«akum ‘al± ba‘«(in), lir-rij±li na¡³bum mimmaktasabµ, wa lin-nis±'i na¡³bum mimmaktasabn(a), was'alull±ha min fa«lih(³), innall±ha k±na bikulli syai'in ‘al³m±(n). Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.
-
33وَلِكُ[ik[لٍّ ج]]َعَلْنَا مَوَالِيَ مِ[gu[مّ]]َا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَ[qa[قْ]]رَبُوْنَ ۗ وَالَّذِيْنَ عَقَدَتْ اَيْمَانُكُمْ فَاٰتُوْهُمْ نَصِيْبَهُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْ[ik[ءٍ ش]]َهِيْدًا ࣖ Wa likullin ja‘aln± maw±liya mimm± tarakal-w±lid±ni wal-aqrabµn(a), wal-la©³na ‘aqadat aim±nukum fa ±tµhum na¡³bahum, innall±ha k±na ‘al± kulli syai'in syah³d±(n). Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para ahli waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan karib kerabatnya. Orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, berikanlah bagian itu kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
-
34اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْ[gu[ضٍ وّ]]َبِ[ik[مَآ ا]]َ[ik[نْف]]َقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰ[id[تٌ ل]]ِ[id[ّ]]لْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُ[gu[نّ]]َ فَعِظُوْهُ[gu[نّ]]َ وَاهْجُرُوْهُ[gu[نّ]]َ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُ[gu[نّ]]َ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَ[qa[بْ]]غُوْا عَلَيْهِ[gu[نّ]]َ سَبِيْلًا ۗاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَلِ[ik[يًّ]]ا [ik[ك]]َبِيْرًا Ar-rij±lu qaww±mµna ‘alan-nis±'i bim± fa««alall±hu ba‘«ahum ‘al± ba‘«iw wa bim± anfaqµ min amw±lihim, fa¡-¡±li¥±tu q±nit±tun ¥±fi§±tul lil-gaibi bim± ¥afi§all±h(u), wal-l±t³ takh±fµna nusyµzahunna fa ‘i§µhunna wahjurµhunna fil-ma«±ji‘i wa«ribµhunn(a), fa in a¯a‘nakum fal± tabgµ ‘alaihinna sab³l±(n), innall±ha k±na ‘aliyyan kab³r±(n). Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.
-
35وَاِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَا[qa[بْ]]عَثُوْا حَكَ[gu[مً]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]]نْ اَهْلِهٖ وَحَكَ[gu[مً]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]]نْ اَهْلِهَا ۚ اِ[gu[نْ يّ]]ُرِيْ[ik[دَآ ا]]ِصْلَا[gu[حً]]ا [gu[يّ]]ُوَفِّقِ اللّٰهُ بَيْنَهُمَا ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا خَبِيْرًا Wa in khiftum syiq±qa bainihim± fab‘a£µ ¥akamam min ahlih³ wa ¥akamam min ahlih±, iy yur³d± i¡l±¥ay yuwaffiqill±hu bainahum±, innall±ha k±na ‘al³man khab³r±(n). Jika kamu (para wali) khawatir terjadi persengketaan di antara keduanya, utuslah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya bermaksud melakukan islah (perdamaian), niscaya Allah memberi taufik kepada keduanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.
-
36۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْ[gu[ـًٔ]]ا [gu[وّ]]َبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَا[gu[نً]]ا [gu[وّ]]َبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَ[iq[نْۢب]]ِ وَا[qa[بْ]]نِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَ[ik[نْ ك]]َانَ مُخْتَا[ik[ل]]ًا [ik[ف]]َخُوْرًاۙ Wa‘budull±ha wa l± tusyrikµ bih³ syai'aw wa bil-w±lidaini i¥s±naw wa bi©il-qurb± wal-yat±m± wal-mas±k³ni wal-j±ri ©il-qurb± wal-j±ril-junubi wa¡-¡±¥ibi bil-jambi wabnis-sab³l(i), wa m± malakat aim±nukum, innall±ha l± yu¥ibbu man k±na mukht±lan fakhµr±(n). Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
-
37ۨالَّذِيْنَ يَ[qa[بْ]]خَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ ال[gu[نّ]]َاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ [ik[مَآ ا]]ٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِ[ik[نْ ف]]َضْلِهٖۗ وَاَعْتَ[qa[دْ]]نَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَا[gu[بً]]ا [gu[مّ]]ُهِيْنًاۚ Al-la©³na yabkhalµna wa ya'murµnan-n±sa bil-bukhli wa yaktumµna m± ±t±humull±hu min fa«lih(³), wa a‘tadn± lil-k±fir³na ‘a©±bam muh³n±(n). (Yaitu) orang-orang yang kikir, menyuruh orang (lain) berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.
-
38وَالَّذِيْنَ يُ[ik[نْف]]ِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ رِ[iq[ئَاۤء]]َ ال[gu[نّ]]َاسِ وَلَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]َكُنِ الشَّيْطٰنُ لَهٗ قَرِيْ[ik[نً]]ا [ik[ف]]َ[iq[سَاۤء]]َ قَرِيْنًا Wal-la©³na yunfiqµna amw±lahum ri'±'an-n±si wa l± yu'minµna bill±hi wa l± bil-yaumil ±khir(i), wa may yakunisy-syai¯±nu lahµ qar³nan fas±'a qar³n±(n). (Allah juga tidak menyukai) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya kepada orang (lain) dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Akhir. Siapa yang menjadikan setan sebagai temannya, (ketahuilah bahwa) dia adalah seburuk-buruk teman.
-
39وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَ[ik[نْف]]َقُوْا مِ[gu[مّ]]َا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِهِمْ عَلِيْمًا Wa m±©± ‘alaihim lau ±manµ bill±hi wal-yaumil-±khiri wa anfaqµ mimm± razaqahumull±h(u), wa k±nall±hu bihim ‘al³m±(n). Apa ruginya bagi mereka seandainya mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir serta menginfakkan sebagian rezeki yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka? Allah adalah Maha Mengetahui (keadaan) mereka.
-
40اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۚوَاِ[ik[نْ ت]]َكُ حَسَنَ[gu[ةً يّ]]ُضٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِ[id[نْ لّ]]َدُنْهُ اَ[qa[جْ]]رًا عَظِيْمًا Innall±ha l± ya§limu mi£q±la ©arrah(tin), wa in taku ¥asanatay yu«±‘ifh± wa yu'ti mil ladunhu ajran ‘a§³m±(n). Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang) walaupun sebesar zarah. Jika (sesuatu yang sebesar zarah) itu berupa kebaikan, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.
-
41فَكَيْفَ اِذَا جِئْنَا مِ[ik[نْ ك]]ُلِّ اُ[gu[مّ]]َ[iq[ةٍۢ ب]]ِشَهِيْ[gu[دٍ وّ]]َجِئْنَا بِكَ عَلٰى [ik[هٰٓؤ]]ُ[iq[لَاۤء]]ِ شَهِيْدًاۗ Fa kaifa i©± ji'n± min kulli ummatim bisyah³diw wa ji'n± bika ‘al± h±'ul±'i syah³d±(n). Bagaimanakah (keadaan manusia kelak pada hari Kiamat) jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Nabi Muhammad) sebagai saksi atas mereka?
-
42يَوْمَىِٕ[gu[ذٍ يّ]]َوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَعَصَوُا الرَّسُوْلَ لَوْ تُسَوّٰى بِهِمُ الْاَرْضُۗ وَلَا يَكْتُمُوْنَ اللّٰهَ حَدِيْثًا ࣖ Yauma'i©iy yawaddul-la©³na kafarµ wa ‘a¡awur-rasµla lau tusaww± bihimul-ar«(u), wa l± yaktumµnall±ha ¥ad³£±(n). Pada hari itu orang-orang yang kufur dan mendurhakai Rasul (Nabi Muhammad) berharap seandainya mereka diratakan dengan tanah (dikubur atau hancur luluh menjadi tanah), padahal mereka tidak dapat menyembunyikan suatu kejadian pun dari Allah.
-
43يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَ[ik[نْت]]ُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِ[ik[نْ ك]]ُ[ik[نْت]]ُ[gu[مْ مّ]]َرْ[ik[ضٰٓى ا]]َوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ [iq[جَاۤء]]َ اَحَ[gu[دٌ م]]ِ[gu[ّ]][ik[نْك]]ُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الْ[iq[غَاۤىٕ]]ِطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]َ فَلَمْ تَجِدُوْا [iq[مَاۤء]][ik[ً ف]]َتَيَ[gu[مّ]]َمُوْا صَعِيْ[ik[دً]]ا [ik[ط]]َيِّ[ik[بً]]ا [ik[ف]]َامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ l± taqrabu¡-¡al±ta wa antum suk±r± ¥att± ta‘lamµ m± taqµlµna wa l± junuban ill± ‘±bir³ sab³lin ¥att± tagtasilµ, wa in kuntum mar«± au ‘al± safarin au j±'a a¥adum minkum minal-g±'i¯i au l±mastumun-nis±'a falam tajidµ m±'an fa tayammamµ ¡a‘³dan ¯ayyiban famsa¥µ biwujµhikum wa aid³kum, innnall±ha k±na ‘afuwwan gafµr±(n). Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
-
44اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْ[gu[بً]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]]نَ الْكِتٰبِ يَشْتَرُوْنَ الضَّلٰلَةَ وَيُرِيْدُوْنَ اَ[ik[نْ ت]]َضِلُّوا السَّبِيْلَۗ Alam tara ilal-la©³na µtµ na¡³bam minal-kit±bi yasytarµna«-«al±lata wa yur³dµna an ta«illus-sab³l(a). Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah diberi bagian (pengetahuan) dari Kitab (Taurat)? Mereka membeli kesesatan dan menghendaki agar kamu tersesat dari jalan (yang benar).
-
45وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِاَعْ[iq[دَاۤىٕ]]ِكُمْ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَلِ[gu[يًّ]]ا ۙ[gu[وّ]]َكَفٰى بِاللّٰهِ نَصِيْرًا Wall±hu a‘lamu bi'a‘d±'ikum, wa kaf± bill±hi waliyyaw wa kaf± bill±hi na¡³r±(n). Allah lebih tahu (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Cukuplah Allah menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (kamu).
-
46مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَ[gu[نْ مّ]]َوَاضِعِهٖ وَيَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَ[gu[عٍ وّ]]َرَاعِنَا لَ[iq[يًّاۢ ب]]ِاَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْ[ik[نً]]ا [ik[ف]]ِى الدِّيْنِۗ وَلَوْ اَ[gu[نّ]]َهُمْ قَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَا[ik[نْظ]]ُرْنَا لَكَانَ خَيْ[id[رً]]ا [id[لّ]]َهُمْ وَاَ[qa[قْ]]وَمَۙ وَلٰكِ[id[نْ لّ]]َعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا Minal-la©³na h±dµ yu¥arrifµnal-kalima ‘am maw±«i‘ih³ wa yaqµlµna sami‘n± wa ‘a¡ain± wasma‘ gaira musma‘iw wa r±‘in± layyam bi'alsinatihim wa ¯a‘nan fid-d³n(i), wa lau annahum q±lµ sami‘n± wa a¯a‘n± wasma‘ wan§urn± lak±na khairal lahum wa aqwam(a), wa l±kil la‘anahumull±hu bikufrihim fal± yu'minµna ill± qal³l±(n). Di antara orang-orang Yahudi ada yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami membangkang.” (Mereka mengatakan pula,) “Dengarkanlah,” sedangkan (engkau Nabi Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. (Mereka mengatakan,) rā‘inā dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Seandainya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh. Dengarkanlah dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat. Akan tetapi, Allah melaknat mereka karena kekufurannya. Mereka tidak beriman, kecuali sedikit sekali.
-
47[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اٰمِنُوْا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّ[id[قً]]ا [id[ل]]ِ[id[ّ]]مَا مَعَكُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]][ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِ اَ[gu[نْ نّ]]َ[qa[طْ]]مِسَ وُجُوْ[ik[هً]]ا [ik[ف]]َنَرُدَّهَا عَ[ik[لٰٓى ا]]َدْبَارِهَآ اَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَ[gu[نّ]][ik[َآ ا]]َصْحٰبَ السَّ[qa[بْ]]تِ ۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا Y± ayyuhal-la©³na µtul-kit±ba ±minµ bim± nazzaln± mu¡addiqal lim± ma‘akum min qabli an na¯misa wujµhan fa naruddah± ‘al± adb±rih± au nal‘anahum kam± la‘ann± a¡¥±bas-sabt(i), wa k±na amrull±hi maf‘µl±(n). Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab, berimanlah pada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada padamu sebelum Kami mengubah wajah-wajah(-mu), lalu Kami putar ke belakang (sebagai penghinaan) atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Ketetapan Allah (pasti) berlaku.
-
48اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَ[gu[نْ يّ]]ُشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُ ۚ وَمَ[gu[نْ يّ]]ُشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَ[ik[رٰٓى ا]]ِثْمًا عَظِيْمًا Innall±ha l± yagfiru ay yusyraka bih³ wa yagfiru m± dµna ©±lika limay yasy±'(u), wa may yusyrik bill±hi fa qadiftar± i£man ‘a§³m±(n). Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar.
-
49اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يُزَكُّوْنَ اَ[ik[نْف]]ُسَهُمْ ۗ بَلِ اللّٰهُ يُزَكِّيْ مَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا Alam tara ilal-la©³na yuzakkµna anfusahum, balill±hu yuzakk³ may yasy±'u wa l± yu§lamµna fat³l±(n). Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci? Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.
-
50اُ[ik[نْظ]]ُرْ كَيْفَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِ[qa[ب]]َۗ وَكَفٰى بِ[ik[هٖٓ اِ]]ثْ[gu[مً]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا ࣖ Un§ur kaifa yaftarµna ‘alall±hil-ka©ib(a), wa kaf± bih³ i£mam mub³n±(n). Perhatikanlah betapa mereka mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
-
51اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْ[gu[بً]]ا [gu[مّ]]ِنَ الْكِتٰبِ يُؤْمِنُوْنَ بِالْجِ[qa[بْ]]تِ وَالطَّاغُوْتِ وَيَقُوْلُوْنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا [ik[هٰٓؤ]]ُ[iq[لَاۤء]]ِ اَهْدٰى مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا سَبِيْلًا Alam tara ilal-la©³na µtµ na¡³bam minal-kit±bi yu'minµna bil-jibti wa¯-¯±gµti wa yaqµlµna lil-la©³na kafarµ h±'ul±'i ahd± minal-la©³na ±manµ sab³l±(n). Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang (Yahudi) yang telah diberi bagian (pengetahuan) dari Kitab (Taurat), (betapa) mereka percaya kepada jibt dan tagut serta mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman.
-
52اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ ۗوَمَ[gu[نْ يّ]]َلْعَنِ اللّٰهُ فَلَ[ik[نْ ت]]َجِدَ لَهٗ نَصِيْرًا Ul±'ikal-la©³na la‘anahumull±h(u), wa may yal‘anill±hu falan tajida lahµ na¡³r±(n). Mereka itulah yang dilaknat Allah. Siapa pun yang dilaknat Allah niscaya engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapat penolong baginya.
-
53اَمْ لَهُمْ نَصِيْ[gu[بٌ مّ]]ِنَ الْمُلْكِ فَاِ[id[ذً]]ا [id[لّ]]َا يُؤْتُوْنَ ال[gu[نّ]]َاسَ نَقِيْرًاۙ Am lahum na¡³bum minal-mulki fa i©al l± yu'tµnan-n±sa naq³r±(n). Ataukah mereka mempunyai bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Meskipun ada, mereka tidak akan memberikan (kebajikan) sedikit pun kepada manusia.
-
54اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى [ik[مَآ ا]]ٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِ[ik[نْ ف]]َضْلِهٖۚ فَقَ[qa[دْ]] اٰتَيْ[ik[نَآ ا]]ٰلَ اِ[qa[بْ]]رٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُ[gu[مْ مّ]]ُلْكًا عَظِيْمًا Am ya¥sudµnan-n±sa ‘al± m± ±t±humull±hu min fa«lih(³), faqad ±tain± ±la ibr±h³mal-kit±ba wal-¥ikmata wa ±tain±hum mulkan ‘a§³m±(n). Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah menganugerahkan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah menganugerahkan kerajaan (kekuasaan) yang sangat besar kepada mereka.
-
55فَمِنْهُ[gu[مْ مّ]]َنْ اٰمَنَ بِهٖ وَمِنْهُ[gu[مْ مّ]]َ[ik[نْ ص]]َدَّ عَنْهُ ۗ وَكَفٰى بِجَهَ[gu[نّ]]َمَ سَعِيْرًا Fa minhum man ±mana bih³ wa minhum man ¡adda ‘anh(u), wa kaf± bijahannama sa‘³r±(n). Lalu, di antara mereka ada yang beriman kepadanya dan di antara mereka ada pula yang berpaling darinya. Cukuplah (bagi mereka neraka) Jahanam yang apinya menyala-nyala.
-
56اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا سَوْفَ نُصْلِيْهِمْ نَارًاۗ كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُ[ik[مْ ب]]َدَّلْنٰهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَا[qa[ب]]َۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَزِيْزًا حَكِيْمًا Innal-la©³na kafarµ bi'±y±tin± saufa nu¡l³him n±r±(n), kullam± na«ijat julµduhum baddaln±hum julµdan gairah± liya©µqul-‘a©±b(a), innall±ha k±na ‘az³zan ¥ak³m±(n). Sesungguhnya orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
-
57وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُ[qa[دْ]]خِلُهُمْ جَ[gu[نّ]]ٰتٍ تَ[qa[جْ]]رِيْ مِ[ik[نْ ت]]َحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْ[ik[هَآ ا]]َبَدًاۗ لَهُمْ فِيْ[ik[هَآ ا]]َزْوَا[gu[جٌ مّ]]ُطَهَّرَ[gu[ةٌ]] ۙ [gu[وّ]]َنُ[qa[دْ]]خِلُهُمْ ظِ[ik[لًّ]]ا [ik[ظ]]َلِيْلًا Wal-la©³na ±manµ wa ‘amilu¡-¡±li¥±ti sanudkhiluhum jann±tin tajr³ min ta¥tihal-anh±ru kh±lid³na f³h± abad±(n), lahum f³h± azw±jum mu¯ahharah(tun), wa nudkhiluhum §illan §al³l±(n). Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang disucikan dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.
-
58۞ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَ[ik[نْ ت]]ُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِ[ik[لٰٓى ا]]َهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُ[ik[مْ ب]]َيْنَ ال[gu[نّ]]َاسِ اَ[ik[نْ ت]]َحْكُمُوْا بِالْعَ[qa[دْ]]لِ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ نِعِ[gu[مّ]]َا يَعِظُكُ[ik[مْ ب]]ِهٖ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْ[iq[عً]]ا[iq[ۢ ب]]َصِيْرًا Innall±ha ya'murukum an tu'addul-am±n±ti il± ahlih±, wa i©± ¥akamtum bainan-n±si an ta¥kumµ bil-‘adl(i), innall±ha ni‘imm± ya‘i§ukum bih(³), innall±ha k±na sam³‘am ba¡³r±(n). Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
-
59[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَ[ik[نُوْٓ]]ا [ik[ا]]َطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِ[ik[نْك]]ُمْۚ فَاِ[ik[نْ ت]]َنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْ[ik[ءٍ ف]]َرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِ[ik[نْ ك]]ُ[ik[نْت]]ُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْ[gu[رٌ وّ]]َاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ Y± ayyuhal-la©³na ±manµ a¯³‘ull±ha wa a¯³‘ur-rasµla wa ulil-amri minkum, fa in tan±za‘tum f³ syai'in fa ruddµhu ilall±hi war-rasµli in kuntum tu'minµna bill±hi wal-yaumil-±khir(i), ©±lika khairuw wa a¥sanu ta'w³l±(n). Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).
-
60اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يَزْعُمُوْنَ اَ[gu[نّ]]َهُمْ اٰمَنُوْا بِ[ik[مَآ ا]]ُ[ik[نْز]]ِلَ اِلَيْكَ وَ[ik[مَآ ا]]ُ[ik[نْز]]ِلَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِكَ يُرِيْدُوْنَ اَ[gu[نْ يّ]]َتَحَاكَ[ik[مُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَى الطَّاغُوْتِ وَقَ[qa[دْ]] اُمِ[ik[رُوْٓ]]ا [ik[ا]]َ[gu[نْ يّ]]َكْفُرُوْا بِهٖ ۗوَيُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّضِلَّهُمْ ضَلٰ[iq[لً]]ا [iq[ۢ ب]]َعِيْدًا Alam tara ilal-la©³na yaz‘umµna annahum ±manµ bim± unzila ilaika wa m± unzila min qablika yur³dµna ay yata¥±kamµ ila¯-¯±gµti wa qad umirµ ay yakfurµ bih(³), wa yur³dusy-syai¯±nu ay yu«illahum «al±lam ba‘³d±(n). Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman pada apa yang diturunkan kepadamu (Al-Qur’an) dan pada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak bertahkim kepada tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkarinya. Setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sangat jauh.
-
61وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا اِلٰى [ik[مَآ ا]]َ[ik[نْز]]َلَ اللّٰهُ وَاِلَى الرَّسُوْلِ رَاَيْتَ الْمُنٰفِقِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَ[ik[نْك]]َ صُدُوْدًاۚ Wa i©± q³la lahum ta‘±lau il± m± anzalall±hu wa ilar-rasµli ra'aital-mun±fiq³na ya¡uddµna ‘anka ¡udµd±(n). Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) pada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” engkau (Nabi Muhammad) melihat orang-orang munafik benar-benar berpaling darimu.
-
62فَكَيْفَ اِ[ik[ذَآ ا]]َصَابَتْهُ[gu[مْ مّ]]ُصِيْبَ[iq[ةٌ ۢب]]ِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ ثُ[gu[مّ]]َ [iq[جَاۤء]]ُوْكَ يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ ۖاِنْ اَرَدْنَآ اِ[ik[لَّآ ا]]ِحْسَا[gu[نً]]ا [gu[وّ]]َتَوْفِيْقًا Fa kaifa i©± a¡±bathum mu¡³batum bim± qaddamat aid³him £umma j±'µka ya¥lifµna bill±h(i), in aradn± ill± i¥s±naw wa tauf³q±(n). Bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) karena perbuatannya sendiri. Kemudian, mereka datang kepadamu (Nabi Muhammad) sambil bersumpah, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain kebaikan dan perdamaian.”
-
63اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُ[id[لْ لّ]]َهُمْ [ik[فِيْٓ ا]]َ[ik[نْف]]ُسِهِمْ قَوْ[iq[لً]]ا [iq[ۢ ب]]َلِيْغًا Ul±'ikal-la©³na ya‘lamull±hu m± f³ qulµbihim fa a‘ri« ‘anhum wa ‘i§hum wa qul lahum f³ anfusihim qaulam bal³g±(n). Mereka itulah orang-orang yang Allah ketahui apa yang ada di dalam hatinya. Oleh karena itu, berpalinglah dari mereka, nasihatilah mereka, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.
-
64وَ[ik[مَآ ا]]َرْسَلْنَا مِ[id[نْ رّ]]َسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَ[gu[نّ]]َهُمْ اِذْ ظَّلَ[ik[مُوْٓ]]ا [ik[ا]]َ[ik[نْف]]ُسَهُمْ [iq[جَاۤء]]ُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّا[id[بً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا Wa m± arsaln± mir rasµlin ill± liyu¯±‘a bi'i©nill±h(i), wa lau annahum i§ §alamµ anfusahum j±'µka fastagfarull±ha wastagfara lahumur-rasµlu lawajadull±ha taww±bar ra¥³m±(n). Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
-
65فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُ[gu[مّ]]َ لَا يَجِدُوْا [ik[فِيْٓ ا]]َ[ik[نْف]]ُسِهِمْ حَرَ[gu[جً]]ا [gu[مّ]]ِ[gu[مّ]]َا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا Fal± wa rabbika l± yu'minµna ¥att± yu¥akkimµka f³m± syajara bainahum £umma l± yajidµ f³ anfusihim ¥arajam mimm± qa«aita wa yusallimµ tasl³m±(n). Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga bertahkim kepadamu (Nabi Muhammad) dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Kemudian, tidak ada keberatan dalam diri mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka terima dengan sepenuhnya.
-
66وَلَوْ اَ[gu[نّ]]َا كَتَ[qa[بْ]]نَا عَلَيْهِمْ اَنِ ا[qa[قْ]]تُلُ[ik[وْٓ]]ا [ik[ا]]َ[ik[نْف]]ُسَكُمْ اَوِ اخْرُجُوْا مِ[ik[نْ د]]ِيَارِكُ[gu[مْ مّ]]َا فَعَلُوْهُ اِلَّا قَلِيْ[gu[لٌ مّ]]ِنْهُمْ ۗوَلَوْ اَ[gu[نّ]]َهُمْ فَعَلُوْا مَا يُوْعَظُوْنَ بِهٖ لَكَانَ خَيْ[id[رً]]ا [id[لّ]]َهُمْ وَاَشَدَّ تَثْبِيْتًاۙ Wa lau ann± katabn± ‘alaihim aniqtulµ anfusakum awikhrujµ min diy±rikum m± fa‘alµhu ill± qal³lum minhum, wa lau annahum fa‘alµ m± yµ‘a§µna bih³ lak±na khairal lahum wa asyadda ta£b³t±(n). Seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik), “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Seandainya mereka melaksanakan pengajaran yang diberikan kepada mereka, sungguh itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).
-
67وَّاِذًا لَّاٰ تَيْنٰهُ[gu[مْ مّ]]ِ[id[نْ لّ]]َدُ[gu[نّ]][ik[َآ ا]]َ[qa[جْ]]رًا عَظِيْمًاۙ Wa i©al la'±tain±hum mil ladunn± ajran ‘a§³m±(n). Jika demikian (halnya), pasti Kami anugerahkan kepada mereka dari sisi Kami pahala yang sangat besar
-
68وَّلَهَدَيْنٰهُمْ صِرَا[gu[طً]]ا [gu[مّ]]ُسْتَقِيْمًا Wa lahadain±hum ¡ir±¯am mustaq³m±(n). dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus.
-
69وَمَ[gu[نْ يّ]]ُطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ[gu[مْ مِ]]ّنَ ال[gu[نّ]]َبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَ[iq[دَاۤء]]ِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ رَفِيْقًا Wa may yu¯i‘ill±ha war-rasµla fa ul±'ika ma‘al-la©³na an‘amall±hu ‘alaihim minan-nabiyy³na wa¡-¡idd³q³na wasy-syuhad±'i wa¡-¡±li¥³n(a), wa ¥asuna ul±'ika raf³q±(n). Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
-
70ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللّٰهِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ عَلِيْمًا ࣖ ª±likal-fa«lu minall±h(i), wa kaf± bill±hi ‘al³m±(n). Itulah karunia dari Allah. Cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui.
-
71[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا خُذُوْا حِذْرَكُمْ فَا[ik[نْف]]ِرُوْا ثُبَاتٍ اَوِ ا[ik[نْف]]ِرُوْا جَمِيْعًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ khu©µ ¥i©rakum fanfirµ £ub±tin awinfirµ jam³‘±(n). Wahai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok-kelompok atau majulah bersama-sama (serentak).
-
72وَاِ[gu[نّ]]َ مِ[ik[نْك]]ُمْ لَمَ[id[نْ لّ]]َيُبَطِّئَ[gu[نّ]]َۚ فَاِنْ اَصَابَتْكُ[gu[مْ مّ]]ُصِيْبَ[ik[ةٌ ق]]َالَ قَ[qa[دْ]] اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيَّ اِذْ لَمْ اَكُ[gu[نْ مّ]]َعَهُمْ شَهِيْدًا Wa inna minkum lamal layuba¯¯i'ann(a), fa in a¡±batkum mu¡³batun q±la qad an‘amall±hu ‘alayya i© lam akum ma‘ahum syah³d±(n). Sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan pergi (ke medan pertempuran). Jika kamu ditimpa musibah, dia berkata, “Sungguh, Allah telah menganugerahkan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka.”
-
73وَلَىِٕنْ اَصَابَكُمْ فَضْ[gu[لٌ مّ]]ِنَ اللّٰهِ لَيَقُوْلَ[gu[نّ]]َ كَاَ[id[نْ لّ]]َمْ تَكُ[iq[نْۢ ب]]َيْنَكُمْ وَبَيْنَهٗ مَوَدَّ[gu[ةٌ يّ]]ٰلَيْتَنِيْ كُ[ik[نْت]]ُ مَعَهُمْ فَاَفُوْزَ فَوْزًا عَظِيْمًا Wa la'in a¡±bakum fa«lum minall±hi layaqµlanna ka'allam takum bainakum wa bainahµ mawaddattuy y± laitan³ kuntu ma‘ahum fa afµza fauzan ‘a§³m±(n). Sungguh, jika kamu mendapat karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia, “Aduhai, sekiranya aku dahulu bersama mereka, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung (pula).”
-
74۞ فَلْيُقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يَشْرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا بِالْاٰخِرَةِ ۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]ُقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيُ[qa[قْ]]تَلْ اَوْ يَغْلِ[qa[بْ]] فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَ[qa[جْ]]رًا عَظِيْمًا Falyuq±til f³ sab³lill±hil-la©³na yasyrµnal-¥ay±tad-dun-y± bil-±khirah(ti), wa may yuq±til f³ sab³lill±hi fa yuqtal au yaglib fa saufa nu't³hi ajran ‘a§³m±(n). Oleh karena itu, hendaklah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah! Siapa yang berperang di jalan Allah dan gugur atau memperoleh kemenangan niscaya kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.
-
75وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّ[ik[نَآ ا]]َخْرِ[qa[جْ]]نَا مِنْ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ اَهْلُهَاۚ وَا[qa[جْ]]عَ[id[لْ لّ]]َنَا مِ[id[نْ لّ]]َدُ[ik[نْك]]َ وَلِيًّاۚ وَا[qa[جْ]]عَ[id[لْ لّ]]َنَا مِ[id[نْ لّ]]َدُ[ik[نْك]]َ نَصِيْرًا Wa m± lakum l± tuq±tilµna f³ sab³lill±hi wal-musta«‘af³na minar-rij±li wan-nis±'i wal-wild±nil-la©³na yaqµlµna rabban± akhrijn± min h±©ihil-qaryati§-§±limi ahluh±, waj‘al lan± mil ladunka waliyy±(n), waj‘al lan± mil ladunka na¡³r±(n). Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah dari (kalangan) laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang berdoa, “Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Makkah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.”
-
76اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِ[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َوْلِ[iq[يَاۤء]]َ الشَّيْطٰنِ ۚ اِ[gu[نّ]]َ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيْفًا ۚ ࣖ Al-la©³na ±manµ yuq±tilµna f³ sab³lill±h(i), wal-la©³na kafarµ yuq±tilµna f³ sab³li¯-¯±gµti fa q±tilµ auliy±'asy-syai¯±n(i), inna kaidasy-syai¯±ni k±na «a‘³f±(n). Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang yang kufur berperang di jalan tagut. Perangilah kawan-kawan setan itu. Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.
-
77اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ قِيْلَ لَهُمْ كُ[ik[فُّوْٓ]]ا [ik[ا]]َيْدِيَكُمْ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۚ فَلَ[gu[مّ]]َا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ اِذَا فَرِيْ[gu[قٌ م]]ِ[gu[ّ]]نْهُمْ يَخْشَوْنَ ال[gu[نّ]]َاسَ كَخَشْيَةِ اللّٰهِ اَوْ اَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوْا رَبَّنَا لِمَ كَتَ[qa[ب]]ْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَۚ لَوْ[ik[لَآ ا]]َخَّرْتَ[ik[نَآ ا]]ِ[ik[لٰٓى ا]]َجَ[ik[لٍ ق]]َرِيْ[qa[ب]]ٍۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌۚ وَالْاٰخِرَةُ خَيْ[id[رٌ لِ]]ّمَنِ اتَّقٰىۗ وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا Alam tara ilal-la©³na q³la lahum kuffµ aidiyakum wa aq³mu¡-¡al±ta wa ±tuz-zak±h(ta), fa lamm± kutiba ‘alaihimul-qit±lu i©± far³qum minhum yakhsyaunan-n±sa kakhasy-yatill±hi au asyadda khasy-yah(tan), wa q±lµ rabban± lima katabta ‘alainal-qit±l(a), lau l± akhkhartan± il± ajalin qar³b(in), qul mat±‘ud-dun-y± qal³l(un), wal-±khiratu khairul limanittaq±, wa l± tu§lamµna fat³l±(n). Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu (dari berperang), tegakkanlah salat, dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba segolongan mereka (munafik) takut kepada manusia (musuh) seperti ketakutan mereka kepada Allah, bahkan lebih takut daripada itu. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanyalah sedikit, sedangkan akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”
-
78اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُ[qa[دْ]]رِ[id[كْكّ]]ُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُ[ik[نْت]]ُمْ فِيْ بُرُوْ[gu[جٍ مّ]]ُشَيَّدَةٍ ۗ وَاِ[ik[نْ ت]]ُصِ[qa[بْ]]هُمْ حَسَنَ[gu[ةٌ يّ]]َقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِ[ik[نْد]]ِ اللّٰهِ ۚ وَاِ[ik[نْ ت]]ُصِ[qa[بْ]]هُمْ سَيِّئَ[gu[ةٌ يّ]]َقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِ[ik[نْد]]ِكَ ۗ قُلْ كُ[gu[لٌّ مّ]]ِنْ عِ[ik[نْد]]ِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ [ik[هٰٓؤ]]ُ[iq[لَاۤء]]ِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا Aina m± takµnµ yudrikkumul-mautu wa lau kuntum f³ burµjim musyayyadah(tin), wa in tu¡ibhum ¥asanatuy yaqµlµ h±©ih³ min ‘indill±h(i), wa in tu¡ibhum sayyi'atuy yaqµlµ h±©ih³ min ‘indik(a), qul kullum min ‘indill±h(i), fam± lih±'ul±'il-qaumi l± yak±dµna yafqahµna ¥ad³£±(n). Di mana pun kamu berada, kematian akan mendatangimu, meskipun kamu berada dalam benteng yang kukuh. Jika mereka (orang-orang munafik) memperoleh suatu kebaikan, mereka berkata, “Ini dari sisi Allah” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka berkata, “Ini dari engkau (Nabi Muhammad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Mengapa orang-orang itu hampir tidak memahami pembicaraan?
-
79[ik[مَآ ا]]َصَابَكَ مِنْ حَسَنَ[ik[ةٍ ف]]َمِنَ اللّٰهِ ۖ وَ[ik[مَآ ا]]َصَابَكَ مِ[ik[نْ س]]َيِّئَ[ik[ةٍ ف]]َمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِل[gu[نّ]]َاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا M± a¡±baka min ¥asanatin fa minall±h(i), wa m± a¡±baka min sayyi'atin fa min nafsik(a), wa arsaln±ka lin-n±si rasµl±(n), wa kaf± bill±hi syah³d±(n). Kebaikan (nikmat) apa pun yang kamu peroleh (berasal) dari Allah, sedangkan keburukan (bencana) apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Cukuplah Allah sebagai saksi.
-
80مَ[gu[نْ يّ]]ُطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَ[qa[دْ]] اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ وَمَ[ik[نْ ت]]َوَلّٰى فَ[ik[مَآ ا]]َرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗ May yu¯i‘ir-rasµla faqad a¯±‘all±h(a), wa man tawall± fam± arsaln±ka ‘alaihim ¥af³§±(n). Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai pemelihara mereka.
-
81وَيَقُوْلُوْنَ طَاعَ[ik[ةٌ]] ۖ [ik[ف]]َاِذَا بَرَزُوْا مِنْ عِ[ik[نْد]]ِكَ بَيَّتَ [iq[طَاۤىٕ]]ِفَ[gu[ةٌ م]]ِ[gu[ّ]]نْهُمْ غَيْرَ الَّذِيْ تَقُوْلُ ۗ وَاللّٰهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُوْنَ ۚ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا Wa yaqµlµna ¯±‘ah(tun), fa i©± barazµ min ‘indika bayyata ¯±'ifatum minhum gairal-la©³ taqµl(u), wall±hu yaktubu m± yubayyitµn(a), fa a‘ri« ‘anhum wa tawakkal ‘alall±h(i), wa kaf± bill±hi wak³l±(n). Mereka (orang-orang munafik) berkata, “(Kewajiban kami hanyalah) taat.” Akan tetapi, apabila mereka telah pergi darimu (Nabi Muhammad), sebagian mereka mengatur siasat pada malam hari (mengambil keputusan) berbeda dari yang telah mereka katakan. Allah mencatat siasat yang mereka atur pada malam hari itu. Berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung.
-
82اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِ[ik[نْد]]ِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَا[ik[فً]]ا [ik[كَ]]ثِيْرًا Afal± yatadabbarµnal-qur'±n(a), wa lau k±na min ‘indi gairill±hi lawajadµ f³hikhtil±fan ka£³r±(n). Tidakkah mereka menadaburi Al-Qur’an? Seandainya (Al-Qur’an) itu tidak datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya.
-
83وَاِذَا [iq[جَاۤء]]َهُمْ اَمْ[gu[رٌ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الْاَمْنِ اَوِ الْخَوْفِ اَذَاعُوْا بِهٖ ۗ وَلَوْ رَدُّوْهُ اِلَى الرَّسُوْلِ وَاِ[ik[لٰٓى ا]]ُولِى الْاَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِيْنَ يَسْتَ[iq[نْۢب]]ِطُوْنَهٗ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطٰنَ اِلَّا قَلِيْلًا Wa i©± j±'ahum amrum minal-amni awil-khaufi a©±‘µ bih(³), wa lau raddµhu ilar-rasµli wa il± ulil-amri minhum la‘alimahul-la©³na yastambi¯µnahµ minhum, wa lau l± fa«lull±hi ‘alaikum wa ra¥matuhµ lattaba‘tumusy-syai¯±na ill± qal³l±(n). Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan (kemenangan) atau ketakutan (kekalahan), mereka menyebarluaskannya. Padahal, seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ululamri (pemegang kekuasaan) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan ululamri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah engkau mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).
-
84فَقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ لَا تُكَلَّفُ اِلَّا نَفْسَكَ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ عَسَى اللّٰهُ اَ[gu[نْ يّ]]َكُفَّ بَأْسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ۗوَاللّٰهُ اَشَدُّ بَأْ[gu[سً]]ا [gu[وّ]]َاَشَدُّ تَ[ik[نْك]]ِيْلًا Faq±til f³ sab³lill±h(i), l± tukallafu ill± nafsaka wa ¥arri«il-mu'min³n(a), ‘asall±hu ay yakuffa ba'sal la©³na kafarµ, wall±hu asyaddu ba'saw wa asyaddu tank³l±(n). Maka, berperanglah engkau (Nabi Muhammad) di jalan Allah. Tidaklah engkau dibebani (tanggung jawab), kecuali (yang terkait) dengan dirimu sendiri. Kobarkanlah (semangat) orang-orang mukmin (untuk berperang). Semoga Allah menolak serangan orang-orang yang kufur itu. Allah sangat dahsyat kekuatan-Nya dan sangat keras siksaan-Nya.
-
85مَ[gu[نْ يّ]]َشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَ[gu[ةً يّ]]َكُ[id[نْ لّ]]َهٗ نَصِيْ[gu[بٌ م]]ِ[gu[ّ]]نْهَا ۚ وَمَ[gu[نْ يّ]]َشْفَعْ شَفَاعَ[ik[ةً س]]َيِّئَ[gu[ةً يّ]]َكُ[id[نْ لّ]]َهٗ كِفْ[gu[لٌ م]]ِ[gu[ّ]]نْهَا ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْ[gu[ءٍ مّ]]ُقِيْتًا May yasyfa‘ syaf±‘atan ¥asanatay yakul lahµ na¡³bum minh±, wa may yasyfa‘ syaf±‘atan sayyi'atay yakul lahµ kiflum minh±, wa k±nall±hu ‘al± kulli syai'im muq³t±(n). Siapa yang memberi pertolongan yang baik niscaya akan memperoleh bagian (pahala) darinya. Siapa yang memberi pertolongan yang buruk niscaya akan menanggung bagian (dosa) darinya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
-
86وَاِذَا حُيِّيْتُ[ik[مْ ب]]ِتَحِيَّ[ik[ةٍ ف]]َحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْ[ik[هَآ ا]]َوْ رُدُّوْهَا ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا Wa i©± ¥uyy³tum bita¥iyyatin fa ¥ayyµ bi'a¥sana minh± au ruddµh±, innall±ha k±na ‘al± kulli syai'in ¥as³b±(n). Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu.
-
87اَللّٰهُ [ik[لَآ ا]]ِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَيَ[qa[جْ]]مَعَ[gu[نّ]]َكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِ ۗ وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ حَدِيْثًا ࣖ All±hu l± il±ha ill± huw(a), layajma‘annakum il± yaumil-qiy±mati l± raiba f³h(i), wa man a¡daqu minall±hi ¥ad³£±(n). Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Sungguh, Dia pasti mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan di dalamnya. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?
-
88۞ فَمَا لَكُمْ فِى الْمُنٰفِقِيْنَ فِئَتَيْنِ وَاللّٰهُ اَرْكَسَهُ[ik[مْ ب]]ِمَا كَسَبُوْا ۗ اَتُرِيْدُوْنَ اَ[ik[نْ ت]]َهْدُوْا مَنْ اَضَلَّ اللّٰهُ ۗوَمَ[gu[نْ يّ]]ُضْلِلِ اللّٰهُ فَلَ[ik[نْ ت]]َجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا Fam± lakum fil-mun±fiq³na fi'ataini wall±hu arkasahum bim± kasabµ, atur³dµna an tahdµ man a«allall±h(u), wa may yu«lilill±hu falan tajida lahµ sab³l±(n). Mengapa kamu (wahai orang mukmin) (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (pada kekufuran) karena usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah niscaya engkau (Nabi Muhammad) tidak akan menemukan jalan baginya (untuk diberi petunjuk).
-
89وَدُّوْا لَوْ تَكْفُرُوْنَ كَمَا كَفَرُوْا فَتَكُوْنُوْنَ سَ[iq[وَاۤء]][ik[ً ف]]َلَا تَتَّخِذُوْا مِنْهُمْ اَوْلِ[iq[يَاۤء]]َ حَتّٰى يُهَاجِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ فَاِ[ik[نْ ت]]َوَلَّوْا فَخُذُوْهُمْ وَا[qa[قْ]]تُلُوْهُمْ حَيْثُ وَجَ[id[دْتّ]]ُمُوْهُمْ ۖ وَلَا تَتَّخِذُوْا مِنْهُمْ وَلِ[gu[يًّ]]ا [gu[وّ]]َلَا نَصِيْرًاۙ Waddµ lau takfurµna kam± kafarµ fa takµnµna saw±'an fal± tattakhi©µ minhum auliy±'a ¥att± yuh±jirµ f³ sab³lill±h(i), fa in tawallau fa khu©µhum waqtulµhum ¥ai£u wajattumµhum, wa l± tattakhi©µ minhum waliyyaw wa l± na¡³r±(n). Mereka sangat menginginkan agar kamu mau menjadi kufur sebagaimana mereka telah kufur sehingga kamu sama (dengan mereka). Janganlah kamu jadikan siapa pun di antara mereka sebagai teman setia sebelum mereka berpindah pada jalan Allah. Jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana pun kamu temukan mereka. Janganlah kamu jadikan seorang pun di antara mereka sebagai teman setia dan jangan pula sebagai penolong.
-
90اِلَّا الَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ اِلٰى قَوْ[iq[مٍۢ ب]]َيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ[gu[مْ مّ]]ِيْثَاقٌ اَوْ [iq[جَاۤء]]ُوْكُمْ حَصِرَتْ صُدُوْرُهُمْ اَ[gu[نْ يّ]]ُقَاتِلُوْكُمْ اَوْ يُقَاتِلُوْا قَوْمَهُمْ ۗ وَلَوْ [iq[شَاۤء]]َ اللّٰهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ فَلَقَاتَلُوْكُمْ ۚ فَاِنِ اعْتَزَلُوْكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ وَاَلْقَوْا اِلَيْكُمُ السَّلَمَ ۙ فَمَا جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيْلًا Illal la©³na ya¡ilµna il± qaumim bainakum wa bainahum m³£±qun au j±'µkum ¥a¡irat ¡udµruhum ay yuq±tilµkum au yuq±tilµ qaumahum, wa lau sy±'all±hu lasalla¯ahum ‘alaikum fa laq±talµkum, fa ini‘tazalµkum falam yuq±tilµkum wa alqau ilaikumus-salam(a), fam± ja‘alall±hu lakum ‘alaihim sab³l±(n). Kecuali, orang-orang yang menjalin hubungan dengan suatu kaum yang antara kamu dan kaum itu ada perjanjian (damai, mereka jangan dibunuh atau jangan ditawan). (Demikian juga) orang-orang yang datang kepadamu, sedangkan hati mereka berat untuk memerangi kamu atau memerangi kaumnya. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia berikan kekuasaan kepada mereka untuk menghadapi kamu sehingga mereka memerangimu. Akan tetapi, jika mereka membiarkanmu (tidak mengganggumu), tidak memerangimu, dan menawarkan perdamaian kepadamu (menyerah), Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.
-
91سَتَجِدُوْنَ اٰخَرِيْنَ يُرِيْدُوْنَ اَ[gu[نْ يّ]]َأْمَنُوْكُمْ وَيَأْمَنُوْا قَوْمَهُمْ ۗ كُلَّ مَا رُ[ik[دُّوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَى الْفِتْنَةِ اُرْكِسُوْا فِيْهَا ۚ فَاِ[id[نْ لّ]]َمْ يَعْتَزِلُوْكُمْ وَيُلْ[ik[قُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَيْكُمُ السَّلَمَ وَيَكُ[ik[فُّوْٓ]]ا [ik[ا]]َيْدِيَهُمْ فَخُذُوْهُمْ وَا[qa[قْ]]تُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ ۗ وَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطٰ[gu[نً]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا ࣖ Satajidµna ±khar³na yur³dµna ay ya'manµkum wa ya'manµ qaumahum, kullam± ruddµ ilal-fitnati urkisµ f³h±, fa illam ya‘tazilµkum wa yulqµ ilaikumus-salama wa yakuffµ aidiyahum fa khu©µhum waqtulµhum ¥ai£u £aqiftumµhum, wa ul±'ikum ja‘aln± lakum ‘alaihim sul¯±nam mub³n±(n). Akan kamu dapati (golongan) lain yang menginginkan agar mereka hidup aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjerumus ke dalamnya. Oleh karena itu, jika mereka tidak membiarkanmu (tetap mengganggumu), tidak pula mau menawarkan perdamaian kepadamu, dan tidak menahan tangan mereka (dari memerangimu), tawanlah dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temukan. Merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka.
-
92وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ اَ[gu[نْ يّ]]َ[qa[قْ]]تُلَ مُؤْمِنًا اِلَّا خَطَـًٔا ۚ وَمَ[ik[نْ ق]]َتَلَ مُؤْمِنًا خَطَـًٔا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَ[gu[ةٍ مّ]]ُؤْمِنَ[gu[ةٍ وّ]]َدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِ[ik[لٰٓى ا]]َهْلِ[ik[هٖٓ ا]]ِلَّآ اَ[gu[نْ يّ]]َصَّدَّقُوْا ۗ فَاِ[ik[نْ ك]]َانَ مِ[ik[نْ ق]]َوْمٍ عَدُ[id[وٍّ لّ]]َكُمْ وَهُوَ مُؤْمِ[ik[نٌ ف]]َتَحْرِيْرُ رَقَبَ[gu[ةٍ مّ]]ُؤْمِنَةٍ ۗوَاِ[ik[نْ ك]]َانَ مِ[ik[نْ ق]]َوْ[iq[مٍۢ ب]]َيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]يْثَا[ik[قٌ ف]]َدِيَ[gu[ةٌ مّ]]ُسَلَّمَةٌ اِ[ik[لٰٓى ا]]َهْلِهٖ وَتَحْرِيْرُ رَقَبَ[gu[ةٍ مّ]]ُؤْمِنَةٍ ۚ فَمَنْ لَّمْ يَ[ik[جِدْ ف]]َصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِۖ تَوْبَ[gu[ةً مّ]]ِنَ اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا Wa m± k±na limu'minin ay yaqtula mu'minan ill± kha¯a'±(n), wa man qatala mu'minan kha¯a'an fa ta¥r³ru raqabatim mu'minatiw wa diyatum musallamatun il± ahlih³ ill± ay ya¡¡addaqµ, fa in k±na min qaumin ‘aduwwil lakum wa huwa mu'minun fatahr³ru raqabatim mu'minah(tin), wa in k±na min qaumim bainakum wa bainahum m³£±qun fa diyatum musallamatun il± ahlih³ wa ta¥r³ru raqabatim mu'minah(tin), famal lam yajid fa ¡iy±mu syahraini mutat±bi‘aini taubatam minall±h(i), wa k±nall±hu ‘al³man ¥ak³m±(n). Tidak patut bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin, kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Siapa yang membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) memerdekakan seorang hamba sahaya mukmin dan (membayar) tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (terbunuh), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) membebaskan pembayaran. Jika dia (terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal dia orang beriman, (hendaklah pembunuh) memerdekakan hamba sahaya mukminat. Jika dia (terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, (hendaklah pembunuh) membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya serta memerdekakan hamba sahaya mukminah. Siapa yang tidak mendapatkan (hamba sahaya) hendaklah berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai (ketetapan) cara bertobat dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
93وَمَ[gu[نْ يّ]]َ[qa[قْ]]تُلْ مُؤْمِ[gu[نً]]ا [gu[مّ]]ُتَعَ[gu[مّ]]ِ[ik[دً]]ا [ik[ف]]َجَ[iq[زَاۤؤ]]ُهٗ جَهَ[gu[نّ]]َمُ خَالِ[ik[دً]]ا [ik[ف]]ِيْهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيْمًا Wa may yaqtul mu'minam muta‘ammidan fa jaz±'uhµ jahannamu kh±lidan f³h± wa ga«iball±hu ‘alaihi wa la‘anahµ wa a‘adda lahµ ‘a©±ban ‘a§³m±(n). Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar.
-
94[ik[يٰٓاَي]]ُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَ[ik[نُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِذَا ضَرَ[qa[بْ]]تُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَتَبَيَّنُوْا وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ اَلْ[ik[قٰىٓ ا]]ِلَيْكُمُ السَّلٰمَ لَسْتَ مُؤْمِنًاۚ تَ[qa[بْ]]تَغُوْنَ عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۖفَعِ[ik[نْد]]َ اللّٰهِ مَغَانِمُ كَثِيْرَةٌ ۗ كَذٰلِكَ كُ[ik[نْت]]ُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]][ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لُ فَمَ[gu[نّ]]َ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوْاۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ i©± «arabtum f³ sab³lill±hi fa tabayyanµ wa l± taqµlµ liman alq± ilaikumus-sal±ma lasta mu'min±(n), tabtagµna ‘ara«al-¥ay±tid-dun-y±, fa ‘indall±hi mag±nimu ka£³rah(tun), ka©±lika kuntum min qablu fa mannall±hu ‘alaikum fa tabayyanµ, innall±ha k±na bim± ta‘malµna khab³r±(n). Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, bertabayunlah (carilah kejelasan) dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu, “Kamu bukan seorang mukmin,” (lalu kamu membunuhnya) dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Demikianlah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya kepadamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
-
95لَا يَسْتَوِى الْقٰعِدُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ غَيْرُ اُولِى الضَّرَرِ وَالْمُجٰهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَ[ik[نْف]]ُسِهِمْۗ فَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَ[ik[نْف]]ُسِهِمْ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ دَرَجَةً ۗ وَكُ[gu[لًّ]]ا [gu[وّ]]َعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰىۗ وَفَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ اَ[qa[جْ]]رًا عَظِيْ[ik[مً]]اۙ L± yastawil-q±‘idµna minal-mu'min³na gairu uli«-«arari wal-muj±hidµna f³ sab³lill±hi bi'amw±lihim wa anfusihim, fa««alall±hul-muj±hid³na bi amw±lihim wa anfusihim ‘alal-q±‘id³na darajah(tan), wa kullaw wa‘adall±hul-¥usn±, wa fa««alall±hul-muj±hid³na ‘alal-q±‘id³na ajran ‘a§³m±(n). Tidak sama orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa uzur). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang terbaik (surga), (tetapi) Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala yang besar.
-
96[ik[د]]َرَجٰ[gu[تٍ مّ]]ِنْهُ وَمَغْفِرَ[gu[ةً وّ]]َرَحْمَةً ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْ[id[رً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا ࣖ Daraj±tim minhu wa magfirataw wa ra¥mah(tan), wa k±nall±hu gafµrar ra¥³m±(n). (Yaitu,) beberapa derajat dari-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
97اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَ[iq[لٰۤىٕ]]ِكَةُ ظَالِ[ik[مِيْٓ ا]]َ[ik[نْف]]ُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُ[ik[نْت]]ُمْ ۗ قَالُوْا كُ[gu[نّ]]َا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَ[ik[ةً ]]فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَ[gu[نّ]]َمُ ۗ وَ[iq[سَاۤء]]َتْ مَصِيْرًاۙ Innal-la©³na tawaff±humul-mal±'ikatu §±lim³ anfusihim q±lµ f³ma kuntum, q±lµ kunn± musta«‘af³na fil-ar«(i), q±lµ alam takun ar«ull±hi w±si‘atan fa tuh±jirµ f³h±, fa ul±'ika ma'w±hum jahannam(u), wa s±'at ma¡³r±(n). Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi dirinya, mereka (malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang tertindas di bumi (Makkah).” Mereka (malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di sana?” Maka, tempat mereka itu (neraka) Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat kembali.
-
98اِلَّا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ حِيْلَ[gu[ةً وّ]]َلَا يَهْتَدُوْنَ سَبِيْ[ik[لً]]اۙ Illal-musta«‘af³na minar-rij±li wan-nis±'i wal-wild±ni l± yasta¯³‘µna ¥³lataw wa l± yahtadµna sab³l±(n). Kecuali, mereka yang tertindas dari (kalangan) laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah).
-
99[ik[ف]]َاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ عَسَى اللّٰهُ اَ[gu[نْ يّ]]َعْفُوَ عَنْهُمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَفُوًّا غَفُوْرًا Fa ul±'ika ‘asall±hu ay ya‘fuwa ‘anhum, wa k±nall±hu ‘afuwwan gafµr±(n). Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
-
100۞ وَمَ[gu[نْ يّ]]ُهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِ[qa[دْ]] فِى الْاَرْضِ مُرٰغَ[ik[مً]]ا [ik[ك]]َثِيْ[gu[رً]]ا [gu[وّ]]َسَعَةً ۗوَمَ[gu[نْ يّ]]َخْرُ[qa[جْ]] مِ[iq[نْۢ ب]]َيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُ[gu[مّ]]َ يُ[qa[دْ]]رِكْهُ الْمَوْتُ فَقَ[qa[دْ]] وَقَعَ اَ[qa[جْ]]رُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْ[id[رً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا ࣖ Wa may yuh±jir f³ sab³lill±hi yajid fil-ar«i mur±gaman ka£³raw wa sa‘ah(tan), wa may yakhruj mim baitih³ muh±jiran ilall±hi wa rasµlih³ £umma yudrik-hul-mautu faqad waqa‘a ajruhµ ‘alall±h(i), wa k±nall±hu gafµrar ra¥³m±(n). Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan (rezeki dan hidup). Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal (sebelum sampai ke tempat tujuan), sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
101وَاِذَا ضَرَ[qa[بْ]]تُمْ فِى الْاَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَ[ik[نْ ت]]َ[qa[قْ]]صُرُوْا مِنَ الصَّلٰوةِ ۖ اِنْ خِفْتُمْ اَ[gu[نْ يّ]]َفْتِنَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ اِ[gu[نّ]]َ الْكٰفِرِيْنَ كَانُوْا لَكُمْ عَدُ[gu[وًّ]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا Wa i©± «arabtum fil-ar«i fa laisa ‘alaikum jun±¥un an taq¡urµ mina¡-¡al±h(ti), in khiftum ay yaftinakumul-la©³na kafarµ, innal-k±fir³na k±nµ lakum ‘aduwwam mub³n±(n). Apabila kamu bepergian di bumi, maka tidak dosa bagimu untuk mengqasar salat jika kamu takut diserang orang-orang yang kufur. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
-
102وَاِذَا كُ[ik[نْت]]َ فِيْهِمْ فَاَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلْتَقُمْ [iq[طَاۤىٕ]]ِفَ[gu[ةٌ مّ]]ِنْهُمْ مَّعَكَ وَلْيَأْخُ[ik[ذُوْٓ]]ا [ik[ا]]َسْلِحَتَهُمْ ۗ فَاِذَا سَجَدُوْا فَلْيَكُوْنُوْا مِ[gu[نْ وّ]]َ[iq[رَاۤىٕ]]ِكُمْۖ وَلْتَأْتِ [iq[طَاۤىٕ]]ِفَةٌ اُخْرٰى لَمْ يُصَلُّوْا فَلْيُصَلُّوْا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوْا حِذْرَهُمْ وَاَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ تَغْفُلُوْنَ عَنْ اَسْلِحَتِكُمْ وَاَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيْلُوْنَ عَلَيْكُ[gu[مْ مّ]]َيْلَ[gu[ةً وّ]]َاحِدَةً ۗوَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِ[ik[نْ ك]]َانَ بِكُمْ اَ[ik[ذً]]ى [ik[مّ]]ِ[gu[نْ مّ]]َطَرٍ اَوْ كُ[ik[نْت]]ُ[gu[مْ مّ]]َرْ[ik[ضٰٓى اَ]]نْ تَضَعُوْٓا اَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوْا حِذْرَكُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ اَعَدَّ لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَا[gu[بً]]ا [gu[مّ]]ُهِيْنًا Wa i©± kunta f³him fa aqamta lahumu¡-¡al±ta faltaqum ¯±'ifatum minhum ma‘aka walya'khu©µ asli¥atahum, fa i©± sajadµ falyakµnµ miw war±'ikum, walta'ti ¯±'ifatun ukhr± lam yu¡allµ falyu¡allµ ma‘aka walya'khu©µ ¥i©rahum wa asli¥atahum, waddal-la©³na kafarµ lau tagfulµna ‘an asli¥atikum wa amti‘atikum, fa yam³lµna ‘alaikum mailataw w±¥idah(tan), wa l± jun±¥a ‘alaikum in k±na bikum a©am mim ma¯arin au kuntum mar«± an ta«a‘µ asli¥atakum wa khu©µ ¥i©rakum, innall±ha a‘adda lil-k±fir³na ‘a©±bam muh³n±(n). Apabila engkau (Nabi Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu dan dalam keadaan takut diserang), lalu engkau hendak melaksanakan salat bersama mereka, hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) bersamamu dengan menyandang senjatanya. Apabila mereka (yang salat bersamamu) telah sujud (menyempurnakan satu rakaat), hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh). Lalu, hendaklah datang golongan lain yang belum salat agar mereka salat bersamamu dan hendaklah mereka bersiap siaga dengan menyandang senjatanya. Orang-orang yang kufur ingin agar kamu lengah terhadap senjata dan harta bendamu, lalu mereka menyerbumu secara tiba-tiba. Tidak ada dosa bagimu meletakkan senjata jika kamu mendapat suatu kesusahan, baik karena hujan maupun karena sakit dan bersiap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir.
-
103فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَا[gu[مً]]ا [gu[وّ]]َقُعُوْ[gu[دً]]ا [gu[وّ]]َعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا ا[qa[طْ]]مَأْنَ[ik[نْت]]ُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِ[gu[نّ]]َ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰ[gu[بً]]ا [gu[مّ]]َوْقُوْتًا Fa i©± qa«aitumu¡-¡al±ta fa©kurull±ha qiy±maw wa qu‘µdaw wa ‘al± junµbikum, fa i©a¯ma'nantum fa aq³mu¡-¡al±h(ta), inna¡-¡al±ta k±nat ‘alal-mu'min³na kit±bam mauqµt±(n). Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.
-
104وَلَا تَهِنُوْا فِى ا[qa[بْ]]تِ[iq[غَاۤء]]ِ الْقَوْمِ ۗ اِ[ik[نْ ت]]َكُوْنُوْا تَأْلَمُوْنَ فَاِ[gu[نّ]]َهُمْ يَأْلَمُوْنَ كَمَا تَأْلَمُوْنَ ۚوَتَرْجُوْنَ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا يَرْجُوْنَ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا ࣖ Wa l± tahinµ fibtig±'il-qaum(i), in takµnµ ta'lamµna fa innahum ya'lamµna kam± ta'lamµn(a), wa tarjµna minall±hi m± l± yarjµn(a), wa k±nall±hu ‘al³man ¥ak³m±(n). Janganlah kamu merasa lemah dalam mengejar kaum itu (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan sebagaimana yang kamu rasakan. (Bahkan) kamu dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
105اِ[gu[نّ]]َآ اَ[ik[نْز]]َلْ[ik[نَآ ا]]ِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ ال[gu[نّ]]َاسِ بِ[ik[مَآ ا]]َرٰىكَ اللّٰهُ ۗوَلَا تَكُ[id[نْ لِ]]ّلْ[iq[خَاۤىٕ]]ِنِيْنَ خَصِيْ[gu[مً]]ا ۙ Inn± anzaln± ilaikal-kit±ba bil-¥aqqi lita¥kuma bainan-n±si bim± ar±kall±h(u), wa l± takul lil-kh±'in³na kha¡³m±(n). Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak agar kamu memutuskan (perkara) di antara manusia dengan apa yang telah Allah ajarkan kepadamu. Janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) para pengkhianat.
-
106[gu[وّ]]َاسْتَغْفِرِ اللّٰهَ ۗاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْ[id[رً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًاۚ Wastagfirill±h(a), innall±ha k±na gafµrar ra¥³m±(n). Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
107وَلَا تُجَادِلْ عَنِ الَّذِيْنَ يَخْتَانُوْنَ اَ[ik[نْف]]ُسَهُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَ[ik[نْ ك]]َانَ خَوَّانًا اَثِيْ[gu[مً]]اۙ Wa l± tuj±dil ‘anil-la©³na yakht±nµna anfusahum, innall±ha l± yu¥ibbu man k±na khaww±nan a£³m±(n). Janganlah engkau (Nabi Muhammad) berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa.
-
108[gu[يّ]]َسْتَخْفُوْنَ مِنَ ال[gu[نّ]]َاسِ وَلَا يَسْتَخْفُوْنَ مِنَ اللّٰهِ وَهُوَ مَعَهُمْ اِذْ يُبَيِّتُوْنَ مَا لَا يَرْضٰى مِنَ الْقَوْلِ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطًا Yastakhfµna minan-n±si wa l± yastakhfµna minall±hi wa huwa ma‘ahum i© yubayyitµna m± l± yar«± minal-qaul(i), wa k±nall±hu bim± ya‘malµna mu¥³¯±(n). Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi tidak dapat bersembunyi dari Allah. Dia bersama (mengawasi) mereka ketika pada malam hari mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.
-
109[ik[هٰٓا]]َ[ik[نْت]]ُمْ [ik[هٰٓؤ]]ُ[iq[لَاۤء]]ِ جَادَلْتُمْ عَنْهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ فَمَ[gu[نْ يّ]]ُجَادِلُ اللّٰهَ عَنْهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَ[gu[مْ مّ]]َ[gu[نْ يّ]]َكُوْنُ عَلَيْهِمْ وَكِيْلًا H±'antum h±'ul±'i j±daltum ‘anhum fil-¥ay±tid-dun-y±, famay yuj±dilull±ha ‘anhum yaumal-qiy±mati am may yakµnu ‘alaihim wak³l±(n). Begitulah kamu. Kamu berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Akan tetapi, siapa yang akan menentang Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat? Atau, siapakah yang menjadi pelindung mereka (dari azab Allah)?
-
110وَمَ[gu[نْ يّ]]َعْمَلْ [iq[سُوْۤء]]ًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُ[gu[مّ]]َ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْ[id[رً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا Wa may ya‘mal sµ'an au ya§lim nafsahµ £umma yastagfirill±ha yajidill±ha gafµrar ra¥³m±(n). Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
111وَمَ[gu[نْ يّ]]َكْسِ[qa[بْ]] اِثْ[ik[مً]]ا [ik[ف]]َاِ[gu[نّ]]َمَا يَكْسِبُهٗ عَلٰى نَفْسِهٖ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا Wa may yaksib i£man fa innam± yaksibuhµ ‘al± nafsih(³),wa k±nall±hu ‘al³man ¥ak³m±(n). Siapa yang berbuat dosa sesungguhnya dia mengerjakannya untuk merugikan dirinya sendiri. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
112وَمَ[gu[نْ يّ]]َكْسِ[qa[بْ]] خَطِيْۤـَٔةً اَوْ اِ[ik[ثْ]]مًا [ik[ث]]ُ[gu[مّ]]َ يَرْمِ بِهٖ بَ[iq[رِيْۤـٔ]][ik[ً]]ا [ik[ف]]َقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَا[gu[نً]]ا [gu[وّ]]َاِثْ[gu[مً]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا ࣖ Wa may yaksib kha¯³'atan au i£man £umma yarmi bih³ bar³'an fa qadi¥tamala buht±naw wa i£mam mub³n±(n). Siapa yang berbuat kesalahan atau dosa, kemudian menuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, sungguh telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.
-
113وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهٗ لَهَ[gu[مّ]]َ[id[تْ طّ]][iq[َاۤىٕ]]ِفَ[gu[ةٌ مّ]]ِنْهُمْ اَ[gu[نْ يّ]]ُضِلُّوْكَۗ وَمَا يُضِلُّوْنَ اِ[ik[لَّآ ا]]َ[ik[نْف]]ُسَهُمْ وَمَا يَضُرُّوْنَكَ مِ[ik[نْ ش]]َيْءٍ ۗ وَاَ[ik[نْز]]َلَ اللّٰهُ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُ[ik[نْ ت]]َعْلَمُۗ وَكَانَ فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكَ عَظِيْمًا Wa lau l± fa«lull±hi ‘alaika wa ra¥matuhµ lahamma¯-¯±'ifatum minhum ay yu«illµk(a), wa m± yu«illµna ill± anfusahum wa m± ya«urrµnaka min syai'(in), wa anzalall±hu ‘alaikal-kit±ba wal-¥ikmata wa ‘allamaka m± lam takun ta‘lam(u), wa k±na fa«lull±hi ‘alaika ‘a§³m±(n). Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Nabi Muhammad), tentu segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Akan tetapi, mereka tidak menyesatkan, kecuali dirinya sendiri dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah) kepadamu serta telah mengajarkan kepadamu apa yang tadinya belum kamu ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.
-
114۞ لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْ[gu[رٍ مّ]]ِ[gu[نْ نّ]]َ[qa[جْ]]وٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَا[iq[حٍۢ ب]]َيْنَ ال[gu[نّ]]َاسِۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]َفْعَلْ ذٰلِكَ ا[qa[بْ]]تِ[iq[غَاۤء]]َ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَ[qa[جْ]]رًا عَظِيْمًا L± khaira f³ ka£³rim min najw±hum ill± man amara bi¡adaqatin au ma‘rµfin au i¡l±¥im bainan-n±s(i), wa may yaf‘al ©±likabtig±'a mar«±till±hi fa saufa nu't³hi ajran ‘a§³m±(n). Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.
-
115وَمَ[gu[نْ يّ]]ُشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدٰى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَ[gu[نّ]]َمَۗ وَ[iq[سَاۤء]]َتْ مَصِيْرًا ࣖ Wa may yusy±qiqir-rasµla mim ba‘di m± tabayyana lahul-hud± wa yattabi‘ gaira sab³lil-mu'min³na nuwallih³ m± tawall± wa nu¡lih³ jahannam(a), wa s±'at ma¡³r±(n). Siapa yang menentang Rasul (Nabi Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dalam kesesatannya dan akan Kami masukkan ke dalam (neraka) Jahanam. Itu seburuk-buruk tempat kembali.
-
116اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَ[gu[نْ يّ]]ُشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُ ۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]ُشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَ[qa[دْ]] ضَلَّ ضَلٰ[iq[لً]]ا [iq[ۢ ب]]َعِيْدًا Innall±ha l± yagfiru ay yusyraka bih³ wa yagfiru m± dµna ©±lika limay yasy±'(u), wa may yusyrik bill±hi faqad «alla «al±lam ba‘³d±(n). Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah tersesat jauh.
-
117اِ[gu[نْ يّ]]َ[qa[دْ]]عُوْنَ مِ[ik[نْ د]]ُوْنِ[ik[هٖٓ ا]]ِ[ik[لَّآ ا]]ِنٰثًاۚ وَاِ[gu[نْ يّ]]َدْعُوْنَ اِلَّا شَيْطٰ[gu[نً]]ا [gu[مّ]]َرِيْ[id[دً]]اۙ Iy yad‘µna min dµnih³ ill± in±£±(n), wa iy yad‘µna ill± syai¯±nam mar³d±(n). Mereka tidak menyembah selain Dia, kecuali berhala dan mereka juga tidak menyembah, kecuali setan yang durhaka.
-
118[id[لّ]]َعَنَهُ اللّٰهُ ۘ وَقَالَ لَاَتَّخِذَ[gu[نّ]]َ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيْ[gu[بً]]ا [gu[مّ]]َفْرُوْ[gu[ضً]]اۙ La‘anahull±h(u), wa q±la la'attakhi©anna min ‘ib±dika na¡³bam mafrµ«±(n). Allah melaknatnya. Dia (setan) berkata, “Aku benar-benar akan mengambil bagian tertentu dari hamba-hamba-Mu.
-
119[gu[وّ]]َلَاُضِلَّ[gu[نّ]]َهُمْ وَلَاُمَ[gu[نّ]]ِيَ[gu[نّ]]َهُمْ وَلَاٰمُرَ[gu[نّ]]َهُمْ فَلَيُبَتِّكُ[gu[نّ]]َ اٰذَانَ الْاَنْعَامِ وَلَاٰمُرَ[gu[نّ]]َهُمْ فَلَيُغَيِّرُ[gu[نّ]]َ خَلْقَ اللّٰهِ ۚ وَمَ[gu[نْ يّ]]َتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِ[gu[يًّ]]ا [gu[مّ]]ِ[ik[نْ د]]ُوْنِ اللّٰهِ فَقَ[qa[دْ]] خَسِرَ خُسْرَا[gu[نً]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا Wa la'u«illannahum wa la'umanniyannahum wa la'±murannahum fa layubattikunna ±©±nal-an‘±mi wa la'±murannahum fa layugayyirunna khalqall±h(i), wa may yattakhi©isy-syai¯±na waliyyam min dµnill±hi faqad khasira khusr±nam mub³n±(n). Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, membangkitkan angan-angan kosong mereka, menyuruh mereka (untuk memotong telinga-telinga binatang ternaknya) hingga mereka benar-benar memotongnya, dan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah) hingga benar-benar mengubahnya.” Siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah sungguh telah menderita kerugian yang nyata.
-
120يَعِدُهُمْ وَيُمَ[gu[نّ]]ِيْهِمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا Ya‘iduhum wa yumann³him, wa m± ya‘iduhumusy-syai¯±nu ill± gurµr±(n). (Setan) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong mereka. Padahal, setan tidak menjanjikan kepada mereka, kecuali tipuan belaka.
-
121اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَ[gu[نّ]]َمُۖ وَلَا يَجِدُوْنَ عَنْهَا مَحِيْصًا Ul±'ika ma'w±hum jahannam(u), wa l± yajidµna ‘anh± ma¥³¡±(n). Mereka (yang tertipu) itu tempatnya di (neraka) Jahanam dan tidak akan menemukan tempat (lain untuk) lari darinya.
-
122وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُ[qa[دْ]]خِلُهُمْ جَ[gu[نّ]]ٰ[ik[تٍ ت]]َ[qa[جْ]]رِيْ مِ[ik[نْ ت]]َحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْ[ik[هَآ ا]]َبَدًاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّا ۗوَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ قِيْلًا Wal-la©³na ±manµ wa ‘amilu¡-¡±li¥±ti sanudkhiluhum jann±tin tajr³ min ta¥tihal-anh±ru kh±lid³na f³h± abad±(n), wa‘dall±hi ¥aqq±(n), wa man a¡daqu minall±hi q³l±(n). Orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?
-
123لَيْسَ بِاَمَانِيِّكُمْ وَ[ik[لَآ ا]]َمَانِيِّ اَهْلِ الْكِتٰبِ ۗ مَ[gu[نْ يّ]]َعْمَلْ [iq[سُوْۤء]][gu[ً]]ا [gu[يّ]]ُ[qa[جْ]]زَ بِهٖۙ وَلَا يَجِ[qa[دْ]] لَهٗ مِ[ik[نْ د]]ُوْنِ اللّٰهِ وَلِ[gu[يّ]]ًا [gu[وّ]]َلَا نَصِيْرًا Laisa bi'am±niyyikum wa l± am±niyyi ahlil-kit±b(i), may ya‘mal sµ'ay yujza bih(³), wa l± yajid lahµ min dµnill±hi waliyyaw wa l± na¡³r±(n). (Pahala dari Allah) bukanlah (menurut) angan-anganmu dan bukan (pula menurut) angan-angan Ahlulkitab. Siapa yang mengerjakan kejahatan niscaya akan dibalas sesuai dengan (kejahatan itu) dan dia tidak akan menemukan untuknya pelindung serta penolong selain Allah.
-
124وَمَ[gu[نْ يّ]]َعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِ[ik[نْ ذ]]َكَرٍ اَوْ اُ[ik[نْث]]ٰى وَهُوَ مُؤْمِ[ik[نٌ ف]]َاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ يَ[qa[دْ]]خُلُوْنَ الْجَ[gu[نّ]]َةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا Wa may ya‘mal mina¡-¡±li¥±ti min ©akarin au un£± wa huwa mu'minun fa ul±'ika yadkhulµnal-jannata wa l± yu§lamµna naq³r±(n). Siapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia beriman, akan masuk ke dalam surga dan tidak dizalimi sedikit pun.
-
125وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْ[gu[نً]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]][gu[مّ]]َنْ اَسْلَمَ وَ[qa[جْ]]هَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِ[gu[نٌ وّ]]َاتَّبَعَ مِلَّةَ اِ[qa[بْ]]رٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِ[qa[بْ]]رٰهِيْمَ خَلِيْلًا Wa man a¥sanu d³nam mimman aslama wajhahµ lill±hi wa huwa mu¥sinuw wattaba‘a millata ibr±h³ma ¥an³f±(n), wattakha©all±hu ibr±h³ma khal³l±(n). Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia muhsin (orang yang berbuat kebaikan) dan mengikuti agama Ibrahim yang hanif? Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih(-Nya).
-
126وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْ[gu[ءٍ مّ]]ُحِيْطًا ࣖ Wa lill±hi m± fis-sam±w±ti wa m± fil-ar«(i), wa k±nall±hu bikulli syai'im mu¥³¯±(n). Hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Meliputi segala sesuatu.
-
127وَيَسْتَفْتُوْنَكَ فِى ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِيْهِ[gu[نّ]]َ ۙوَمَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فِى الْكِتٰبِ فِيْ يَتٰمَى ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ الّٰتِيْ لَا تُؤْتُوْنَهُ[gu[نّ]]َ مَا كُتِبَ لَهُ[gu[نّ]]َ وَتَرْغَبُوْنَ اَ[ik[نْ ت]]َ[ik[نْك]]ِحُوْهُ[gu[نّ]]َ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْوِلْدَانِۙ وَاَ[ik[نْ ت]]َقُوْمُوْا لِلْيَتٰمٰى بِالْقِسْ[qa[ط]]ِ ۗوَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْ[ik[رٍ ف]]َاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ بِهٖ عَلِيْمًا Wa yastaftµnaka fin-nis±'(i), qulill±hu yuft³kum f³hinn(a), wa m± yutl± ‘alaikum fil-kit±bi f³ yat±man-nis±'il-l±t³ l± tu'tµnahunna m± kutiba lahunna wa targabµna an tanki¥µhunna wal-musta«‘af³na minal-wild±n(i), wa an taqµmµ lil-yat±m± bil-qis¯(i), wa m± taf‘alµ min khairin fa innall±ha k±na bih³ ‘al³m±(n). Mereka meminta fatwa kepada engkau (Nabi Muhammad) tentang perempuan. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Qur’an tentang para perempuan yatim yang tidak kamu berikan sesuatu (maskawin) yang ditetapkan untuk mereka, sedangkan kamu ingin menikahi mereka, serta (tentang) anak-anak yang tidak berdaya. (Allah juga memberi fatwa kepadamu) untuk mengurus anak-anak yatim secara adil. Kebajikan apa pun yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
-
128وَاِنِ امْرَاَةٌ خَافَتْ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْلِهَا نُشُوْزًا اَوْ اِعْرَا[ik[ضً]]ا [ik[ف]]َلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ[ik[مَآ ا]]َ[gu[نْ يّ]]ُصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا ۗوَالصُّلْحُ خَيْرٌ ۗوَاُحْضِرَتِ الْاَ[ik[نْف]]ُسُ الشُّحَّۗ وَاِ[ik[نْ ت]]ُحْسِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا Wa inimra'atun kh±fat mim ba‘lih± nusyµzan au i‘r±«an fal± jun±¥a ‘alaihim± ay yu¡li¥± bainahum± ¡ul¥±(n), wa¡-¡ul¥u khair(un), wa u¥«iratil-anfususy-syu¥¥(a), wa in tu¥sinµ wa tattaqµ fa innall±ha k±na bim± ta‘malµna khab³r±(n). Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya. Perdamaian itu lebih baik (bagi mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
-
129وَلَ[ik[نْ ت]]َسْتَطِيْ[ik[عُوْٓ]]ا [ik[ا]]َ[ik[نْ ت]]َعْدِلُوْا بَيْنَ ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلَا تَمِيْلُوْا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوْهَا كَالْمُعَلَّقَةِ ۗوَاِ[ik[نْ ت]]ُصْلِحُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْ[id[رً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا Wa lan tasta¯³‘µ an ta‘dilµ bainan-nis±'i wa lau ¥ara¡tum fal± tam³lµ kullal-maili fa ta©arµh± kal-mu‘allaqah(ti), wa in tu¡li¥µ wa tattaqµ fa innall±ha k±na gafµrar ra¥³m±(n). Kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(-mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Oleh karena itu, janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Jika kamu mengadakan islah (perbaikan) dan memelihara diri (dari kecurangan), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
130وَاِ[gu[نْ يّ]]َتَفَرَّقَا يُغْنِ اللّٰهُ كُ[gu[لًّ]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]][ik[نْ س]]َعَتِهٖۗ وَكَانَ اللّٰهُ وَاسِعًا حَكِيْمًا Wa iy yatafarraq± yugnill±hu kullam min sa‘atih(³), wa k±nall±hu w±si‘an ¥ak³m±(n). Jika keduanya bercerai, Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari keluasan (karunia)-Nya. Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahabijaksana.
-
131وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَلَقَ[qa[دْ]] وَصَّيْنَا الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِكُمْ وَاِيَّاكُمْ اَنِ اتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَاِ[ik[نْ ت]]َكْفُرُوْا فَاِ[gu[نّ]]َ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَنِيًّا حَمِيْدًا Wa lill±hi m± fis-sam±w±ti wa m± fil-ar«(i), wa laqad wa¡¡ainal-la©³na µtul-kit±ba min qablikum wa iyy±kum anittaqull±h(a), wa in takfurµ fa inna lill±hi m± fis-sam±w±ti wa m± fil-ar«(i), wa k±nall±hu ganiyyan ¥am³d±(n). Hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Sungguh, Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu (umat Islam) agar bertakwa kepada Allah. Akan tetapi, jika kamu kufur, maka sesungguhnya hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.
-
132وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا Wa lill±hi m± fis-sam±w±ti wa m± fil-ar«(i), wa kaf± bill±hi wak³l±(n). Hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemelihara.
-
133اِ[gu[نْ يّ]]َشَأْ يُذْهِ[qa[بْ]]كُمْ اَيُّهَا ال[gu[نّ]]َاسُ وَيَأْتِ بِاٰخَرِيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى ذٰلِكَ قَدِيْرًا Iy yasya' yu©hibkum ayyuhan-n±su wa ya'ti bi'±khar³n(a), wa k±nall±hu ‘al± ©±lika qad³r±(n). Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu semua wahai manusia, dan Dia datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Allah Mahakuasa berbuat demikian.
-
134مَ[ik[نْ ك]]َانَ يُرِيْدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِ[ik[نْد]]َ اللّٰهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْ[iq[عً]]ا[iq[ۢ ب]]َصِيْرًا ࣖ Man k±na yur³du £aw±bad-dun-y± fa ‘indall±hi £aw±bud-dun-y± wal-±khirah(ti), wa k±nall±hu sam³‘am ba¡³r±(n). Siapa yang menghendaki pahala dunia, maka di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
-
135[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَ[iq[دَاۤء]]َ لِلّٰهِ وَلَوْ عَ[ik[لٰٓى ا]]َ[ik[نْف]]ُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ ۚ اِ[gu[نْ يّ]]َكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْ[ik[رً]]ا [ik[ف]]َاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَ[ik[وٰٓى ا]]َ[ik[نْ ت]]َعْدِلُوْا ۚ وَاِ[ik[نْ ت]]َلْ[ik[وٗٓ]]ا [ik[ا]]َوْ تُعْرِضُوْا فَاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ kµnµ qaww±m³na bil-qis¯i syuhad±'a lill±hi wa lau ‘al± anfusikum awil-w±lidaini wal-aqrab³n(a), iy yakun ganiyyan au faq³ran fall±hu aul± bihim±, fal± tattabi‘ul-haw± an ta‘dilµ, wa in talwµ au tu‘ri«µ fa innall±ha k±na bim± ta‘malµna khab³r±(n). Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.
-
136[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَ[ik[نُوْٓ]]ا [ik[ا]]ٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّ[ik[ذِيْٓ ا]]َ[ik[نْز]]َلَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لُ ۗوَمَ[gu[نْ يّ]]َكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَ[iq[لٰۤىٕ]]ِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَ[qa[دْ]] ضَلَّ ضَلٰ[iq[لً]]ا [iq[ۢ ب]]َعِيْدًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ ±minµ bill±hi wa rasµlih³ wal-kit±bil-la©³ nazzala ‘al± rasµlih³ wal-kit±bil-la©³ anzala min qabl(u), wa may yakfur bill±hi wa mal±'ikatih³ wa kutubih³ wa rusulih³ wal-yaumil-±khiri faqad «alla «al±lam ba‘³d±(n). Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh.
-
137اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ثُ[gu[مّ]]َ كَفَرُوْا ثُ[gu[مّ]]َ اٰمَنُوْا ثُ[gu[مّ]]َ كَفَرُوْا ثُ[gu[مّ]]َ ازْدَادُوْا كُفْ[id[رً]]ا [id[لّ]]َمْ يَكُنِ اللّٰهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيْلًاۗ Innal-la©³na ±manµ £umma kafarµ £umma ±manµ £umma kafarµ £ummazd±dµ kufral lam yakunill±hu liyagfira lahum wa l± liyahdiyahum sab³l±(n). Sesungguhnya orang-orang yang beriman, lalu kufur, kemudian beriman (lagi), kemudian kufur (lagi), lalu bertambah kekufurannya, Allah tidak akan mengampuninya dan tidak (pula) menunjukkan kepadanya jalan (yang lurus).
-
138بَشِّرِ الْمُنٰفِقِيْنَ بِاَ[gu[نّ]]َ لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ Basysyiril-mun±fiq³na bi'anna lahum ‘a©±ban al³m±(n). Berilah kabar ‘gembira’ kepada orang-orang munafik bahwa sesungguhnya bagi mereka azab yang sangat pedih.
-
139ۨالَّذِيْنَ يَتَّخِذُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِ[iq[يَاۤء]]َ مِ[ik[نْ د]]ُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ اَيَ[qa[بْ]]تَغُوْنَ عِ[ik[نْد]]َهُمُ الْعِزَّةَ فَاِ[gu[نّ]]َ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًاۗ Al-la©³na yattakhi©µnal-k±fir³na auliy±'a min dµnil-mu'min³n(a), ayabtagµna ‘indahumul-‘izzata fa innal-‘izzata lill±hi jam³‘±(n). (Yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? (Ketahuilah) sesungguhnya semua kemuliaan itu milik Allah.
-
140وَقَ[qa[دْ]] نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى الْكِتٰبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَاُ بِهَا فَلَا تَ[qa[قْ]]عُدُوْا مَعَهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِ[ik[هٖٓ]] ۖ [ik[ا]]ِ[gu[نّ]]َكُمْ اِ[id[ذً]]ا [id[مّ]]ِثْلُهُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ جَامِعُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْكٰفِرِيْنَ فِيْ جَهَ[gu[نّ]]َمَ جَمِيْعًاۙ Wa qad nazzala ‘alaikum fil-kit±bi an i©± sami‘tum ±y±till±hi yukfaru bih± wa yustahza'u bih± fal± taq‘udµ ma‘ahum ¥att± yakhµ«µ f³ ¥ad³£in gairih(³), innakum i©am mi£lulum, innall±ha j±mi‘ul-mun±fiq³na wal-k±fir³na f³ jahannama jam³‘±(n). Sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu dalam Kitab (Al-Qur’an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), janganlah kamu duduk bersama mereka hingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Sesungguhnya kamu (apabila tetap berbuat demikian) tentulah serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di (neraka) Jahanam.
-
141ۨالَّذِيْنَ يَتَرَبَّصُوْنَ بِكُمْۗ فَاِ[ik[نْ ك]]َانَ لَكُمْ فَتْ[gu[حٌ مّ]]ِنَ اللّٰهِ قَا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َلَمْ نَكُ[gu[نْ مّ]]َعَكُمْ ۖ وَاِ[ik[نْ ك]]َانَ لِلْكٰفِرِيْنَ نَصِيْ[ik[بٌ ق]]َا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُ[gu[مْ مّ]]ِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ فَاللّٰهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلَ[gu[نْ يّ]]َ[qa[جْ]]عَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا ࣖ Al-la©³na yatarabba¡µna bikum, fa in k±na lakum fat¥um minall±hi q±lµ alam nakum ma‘akum, wa in k±na lil-k±fir³na na¡³bun q±lµ alam nasta¥wi© ‘alaikum wa namna‘kum minal-mu'min³n(a), fall±hu ya¥kumu bainakum yaumal-qiy±mah(ti), wa lay yaj‘alall±hu lil-k±fir³na ‘alal-mu'min³na sab³l±(n). (Mereka itu adalah) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah, mereka berkata, “Bukankah kami (turut berperang) bersamamu?” Jika orang-orang kafir mendapat bagian (dari kemenangan), mereka berkata, “Bukankah kami turut memenangkanmu dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk mengalahkan orang-orang mukmin.
-
142اِ[gu[نّ]]َ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُ[ik[وْٓ]]ا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُ[iq[رَاۤء]]ُوْنَ ال[gu[نّ]]َاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْ[gu[لً]]اۖ Innal-mun±fiq³na yukh±di‘µnall±ha wa huwa kh±di‘uhum, wa i©± q±mµ ila¡-¡al±ti q±mµ kus±l±, yur±'µnan-n±sa wa l± ya©kurµnall±ha ill± qal³l±(n). Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.
-
143[gu[مّ]]ُذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ [ik[لَآ ا]]ِلٰى [ik[هٰٓؤُ]]ل[iq[َاۤء]]ِ وَ[ik[لَآ ا]]ِلٰى [ik[هٰٓؤ]]ُ[iq[لَاۤء]]ِ ۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]ُضْلِلِ اللّٰهُ فَلَ[ik[نْ ت]]َجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا Mu©ab©ab³na baina ©±lik(a), l± il± h±'ul±'i wa l± il± h±'ul±'(i), wa may yu«lilill±hu falan tajida lahµ sab³l±(n). Mereka (orang-orang munafik) dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk golongan (orang beriman) ini dan tidak (pula) golongan (orang kafir) itu. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena tidak mengikuti tuntunan-Nya dan memilih kesesatan), kamu tidak akan menemukan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
-
144[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِ[iq[يَاۤء]]َ مِ[ik[نْ د]]ُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ اَتُرِيْدُوْنَ اَ[ik[نْ ت]]َ[qa[جْ]]عَلُوْا لِلّٰهِ عَلَيْكُمْ سُلْطٰ[gu[نً]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا Y± ayyuhal-la©³na ±manµ l± tattakhi©ul-k±fir³na auliy±'a min dµnil-mu'min³n(a), atur³dµna an taj‘alµ lill±hi ‘alaikum sul¯±nam mub³n±(n). Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai teman setia dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menjatuhkan hukuman) atasmu?
-
145اِ[gu[نّ]]َ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ ال[gu[نّ]]َارِۚ وَلَ[ik[نْ ت]]َجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ Innal-mun±fiq³na fid-darkil-asfali minan-n±r(i), wa lan tajida lahum na¡³r±(n). Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di tingkat paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.
-
146اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ اَ[qa[جْ]]رًا عَظِيْمًا Illal-la©³na t±bµ wa a¡la¥µ wa‘ta¡amµ bill±hi wa akhla¡µ d³nahum lill±hi fa ul±'ika ma‘al-mu'min³n(a), wa saufa yu'till±hul mu'min³na ajran ‘a§³m±(n). Kecuali, orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, berpegang teguh pada (agama) Allah, dan dengan ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah, mereka itu bersama orang-orang mukmin. Kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang mukmin.
-
147مَا يَفْعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمْ اِ[ik[نْ ش]]َكَرْتُمْ وَاٰمَ[ik[نْت]]ُمْۗ وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا ۔ M± yaf‘alull±hu bi‘a©±bikum in syakartum wa ±mantum, wa k±nall±hu sy±kiran ‘al³m±(n). Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
-
148۞ لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِال[iq[سُّوْۤء]]ِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَ[ik[نْ ظ]]ُلِمَ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا L± yu¥ibbull±hul-jahra bis-sµ'i minal-qauli ill± man §ulim(a), wa k±nall±hu sam³‘an ‘al³m±(n). Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
-
149اِ[ik[نْ ت]]ُ[qa[بْ]]دُوْا خَيْرًا اَوْ تُخْفُوْهُ اَوْ تَعْفُوْا عَ[ik[نْ س]][iq[ُوْۤء]]ٍ فَاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ كَانَ عَفُ[ik[وًّ]]ا [ik[ق]]َدِيْرًا In tubdµ khairan au tukhfµhu au ta‘fµ ‘an sµ'in fa innall±ha k±na ‘afuwwan qad³r±(n). Jika kamu menampakkan atau menyembunyikan suatu kebaikan atau memaafkan suatu kesalahan, sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa.
-
150اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ يَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيُرِيْدُوْنَ اَ[gu[نْ يّ]]ُفَرِّقُوْا بَيْنَ اللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيَقُوْلُوْنَ نُؤْمِنُ بِبَعْ[gu[ضٍ وّ]]َنَكْفُرُ بِبَعْ[gu[ضٍ]]ۙ [gu[وّ]]َيُرِيْدُوْنَ اَ[gu[نْ يّ]]َتَّخِذُوْا بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًاۙ Innal-la©³na yakfurµna bill±hi wa rusulih³ wa yur³dµna ay yufarriqµ bainall±hi wa rusulih³ wa yaqµlµna nu'minu biba‘«in wa nakfuru biba‘«(in), wa yur³dµna ay yattakhi©µ baina ©±lika sab³l±(n). Sesungguhnya orang-orang yang kufur kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah antara itu (keimanan atau kekufuran),
-
151اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ هُمُ الْكٰفِرُوْنَ حَقًّا ۚوَاَعْتَ[qa[دْ]]نَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَا[gu[بً]]ا [gu[مّ]]ُهِيْنًا Ul±'ika humul-k±firµna ¥aqq±(n), wa a‘tadn± lil-k±fir³na ‘a©±bam muh³n±(n). merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir azab yang menghinakan.
-
152وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَلَمْ يُفَرِّقُوْا بَيْنَ اَحَ[gu[دٍ]] [gu[م]]ِ[gu[ّ]]نْهُمْ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ سَوْفَ يُؤْتِيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْ[id[رً]]ا [id[رّ]]َحِيْمًا ࣖ Wal-la©³na ±manµ bill±hi wa rusulih³ wa lam yufarriqµ baina a¥adim minhum ul±'ika saufa yu't³him ujµrahum, wa k±nall±hu gafµrar ra¥³m±(n). Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
153يَسْـَٔلُكَ اَهْلُ الْكِتٰبِ اَ[ik[نْ ت]]ُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتٰ[gu[بً]]ا [gu[مّ]]ِنَ السَّ[iq[مَاۤء]]ِ فَقَ[qa[دْ]] سَاَلُوْا مُوْ[ik[سٰٓى ا]]َكْبَرَ مِ[ik[نْ ذ]]ٰلِكَ فَقَا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َرِنَا اللّٰهَ جَهْرَ[ik[ةً ف]]َاَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْۚ ثُ[gu[مّ]]َ اتَّخَذُوا الْعِ[qa[جْ]]لَ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ مَا [iq[جَاۤء]]َتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ فَعَفَوْنَا عَ[ik[نْ ذ]]ٰلِكَ ۚ وَاٰتَيْنَا مُوْسٰى سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا Yas'aluka ahlul-kit±bi an tunazzila ‘alaihim kit±bam minas-sam±'i faqad sa'alµ mµs± akbara min ©±lika fa q±lµ arinall±ha jahratan fa akha©athumu¡-¡±‘iqatu bi §ulmihim, £ummattakha©ul-‘ijla mim ba‘di m± j±'athumul-bayyin±tu fa ‘afaun± ‘an ©±lik(a), wa ±tain± mµs± sul¯±nam mub³n±(n). Ahlulkitab meminta kepadamu (Nabi Muhammad) agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka. Sungguh, mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar daripada itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Maka, petir menyambar mereka karena kezalimannya. Kemudian, mereka menjadikan anak sapi (sebagai sembahan), (padahal) telah datang kepada mereka bukti-bukti (ketauhidan) yang nyata, lalu Kami memaafkan yang demikian itu. Kami telah menganugerahkan kepada Musa kekuasaan yang nyata.
-
154وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّوْرَ بِمِيْثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ا[qa[دْ]]خُلُوا الْبَابَ سُجَّ[gu[دً]]ا [gu[وّ]]َقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوْا فِى السَّ[qa[بْ]]تِ وَاَخَذْنَا مِنْهُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]يْثَاقًا غَلِيْظًا Wa rafa‘n± fauqahumu¯ ¯µra bim³£±qihim wa quln± lahumudkhulul-b±ba sujjadaw wa quln± lahum l± ta‘dµ fis-sabti wa akha©n± minhum m³£±qan gal³§±(n). Kami pun telah mengangkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Kami perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud”. Kami perintahkan pula kepada mereka, “Janganlah melanggar (peraturan) pada hari Sabat.” Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh.
-
155فَبِمَا نَ[qa[قْ]]ضِهِ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]يْثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِ[ik[مْ ب]]ِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَقَتْلِهِمُ الْاَ[iq[نْۢب]]ِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَ[gu[قٍّ وّ]]َقَوْلِهِمْ قُلُوْبُنَا غُلْفٌ ۗ بَلْ طَبَعَ اللّٰهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْ[gu[لً]]اۖ Fabim± naq«ihim m³£±qahum wa kufrihim bi'±y±till±hi wa qatlihimul-ambiy±'a bigairi ¥aqqiw wa qaulihim qulµbun± gulf(un), bal ¯aba‘all±hu ‘alaih± bikufrihim fal± yu'minµna ill± qal³l±(n). Maka, (Kami hukum mereka) karena mereka melanggar perjanjian itu, kafir terhadap keterangan-keterangan Allah, membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan mengatakan, “Hati kami tertutup.” Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekufurannya. Maka, mereka tidak beriman kecuali hanya sebagian kecil (dari mereka).
-
156[gu[وّ]]َبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلٰى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيْ[gu[مً]]اۙ Wa bikufrihim wa qaulihim ‘al± maryama buht±nan ‘a§³m±(n). (Kami juga menghukum mereka) karena kekufuran mereka dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan tuduhan palsu lagi sangat keji.
-
157[id[وّ]]َقَوْلِهِمْ اِ[gu[نّ]]َا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ا[qa[بْ]]نَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِ[ik[نْ ش]]ُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَ[gu[كٍّ م]]ِ[gu[ّ]]نْهُ ۗمَا لَهُ[ik[مْ ب]]ِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّ[gu[نّ]]ِ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْ[iq[نً]]ا[iq[ۢ]] ۙ Wa qaulihim inn± qatalnal-mas³¥a ‘³sabna maryama rasµlall±h(i), wa m± qatalµhu wa m± ¡alabµhu wa l±kin syubbiha lahum, wa innal-la©³nakhtalafµ f³hi laf³ syakkim minh(u), m± lahum bih³ min ‘ilmin illattib±‘a§-§anni wa m± qatalµhu yaq³n±(n). (Kami menghukum pula mereka) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang menurut mereka menyerupai (Isa). Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya (pembunuhan Isa), selalu dalam keragu-raguan terhadapnya. Mereka benar-benar tidak mengetahui (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), kecuali mengikuti persangkaan belaka. (Jadi,) mereka tidak yakin telah membunuhnya.
-
158[iq[ب]]َ[id[لْ رّ]]َفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا Bar rafa‘ahull±hu ilaih(i), wa k±nall±hu ‘az³zan ¥ak³m±(n). Akan tetapi, Allah telah mengangkatnya (Isa) ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
-
159وَاِ[gu[نْ مّ]]ِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَ[gu[نّ]]َ بِهٖ قَ[qa[بْ]]لَ مَوْتِهٖ ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًاۚ Wa im min ahlil-kit±bi ill± layu'minanna bih³ qabla mautih(³), wa yaumal-qiy±mati yakµnu ‘alaihim syah³d±(n). Tidak ada seorang pun di antara Ahlulkitab, kecuali beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.
-
160فَبِظُلْ[gu[مٍ مّ]]ِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبٰتٍ اُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَ[ik[نْ س]]َبِيْلِ اللّٰهِ كَثِيْ[gu[رً]]اۙ Fa bi§ulmim minal-la©³na h±dµ ¥arramn± ‘alaihim ¯ayyib±tin u¥illat lahum wa bi¡addihim ‘an sab³lill±hi ka£³r±(n). Karena kezaliman orang-orang Yahudi, Kami mengharamkan atas mereka (makanan-makanan) yang baik yang (dahulu) pernah dihalalkan bagi mereka; juga karena mereka sering menghalangi (orang lain) dari jalan Allah,
-
161[gu[وّ]]َاَخْذِهِمُ الرِّبٰوا وَقَ[qa[دْ]] نُهُوْا عَنْهُ وَاَكْلِهِمْ اَمْوَالَ ال[gu[نّ]]َاسِ بِالْبَاطِلِ ۗوَاَعْتَ[qa[دْ]]نَا لِلْكٰفِرِيْنَ مِنْهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا Wa akh©ihimur-rib± wa qad nuhµ ‘anhu wa aklihim amw±lan-n±si bil-b±¯il(i), wa a‘tadn± lil-k±fir³na minhum ‘a©±ban al³m±(n). melakukan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya; dan memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang sangat pedih.
-
162لٰكِنِ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُوْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِ[ik[مَآ ا]]ُ[ik[نْز]]ِلَ اِلَيْكَ وَ[ik[مَآ ا]]ُ[ik[نْز]]ِلَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِكَ وَالْمُقِيْمِيْنَ الصَّلٰوةَ وَالْمُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَالْمُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ سَنُؤْتِيْهِمْ اَ[qa[جْ]]رًا عَظِيْمًا ࣖ L±kinir-r±sikhµna fil-‘ilmi minhum wal-mu'minµna yu'minµna bim± unzila ilaika wa m± unzila min qablika wal-muq³m³na¡-¡al±ta wal-mu'tµnaz-zak±ta wal-mu'minµna bill±hi wal-yaumil-±khir(i), ul±'ika sanu't³him ajran ‘a§³m±(n). Akan tetapi, orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka dan orang-orang mukmin beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan pada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu. (Begitu pula) mereka yang melaksanakan salat, yang menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah serta hari Akhir. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar.
-
163۞ اِ[ik[نَّآ ا]]َوْحَيْ[ik[نَآ ا]]ِلَيْكَ كَ[ik[مَآ ا]]َوْحَيْ[ik[نَآ ا]]ِلٰى نُوْ[gu[حٍ وّ]]َال[gu[نّ]]َبِيّٖنَ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْ[ik[نَآ ا]]ِ[ik[لٰٓى ا]]ِ[qa[بْ]]رٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ Inn± au¥ain± ilaika kam± au¥ain± il± nµ¥iw wan-nabiyy³na mim ba‘dih(³), wa au¥ain± il± ibr±h³ma wa ism±‘³la wa is¥±qa wa ya‘qµba wal-asb±¯i wa ‘³s± wa ayyµba wa yµnusa wa h±rµna wa sulaim±n(a), wa ±tain± d±wµda zabµr±(n). Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami telah memberikan (Kitab) Zabur kepada Daud.
-
164وَرُسُ[ik[لً]]ا [ik[ق]]َ[qa[دْ]] قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لُ وَرُسُ[id[لً]]ا [id[لّ]]َمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ Wa rusulan qad qa¡a¡n±hum ‘alaika min qablu wa rusulal lam naq¡u¡hum ‘alaik(a), wa kallamall±hu mµs± takl³m±(n). Ada beberapa rasul yang telah Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada (pula) beberapa rasul (lain) yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu. Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung).
-
165رُسُ[gu[لً]]ا [gu[مّ]]ُبَشِّرِيْنَ وَمُ[ik[نْذ]]ِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِل[gu[نّ]]َاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّ[iq[ةٌ ۢ ب]]َعْدَ الرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا Rusulam mubasysyir³na wa mun©ir³na li'all± yakµna lin-n±si ‘alall±hi ¥ujjatum ba‘dar-rusul(i), wa k±nall±hu ‘az³zan ¥ak³m±(n). (Kami mengutus) rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu (diutus). Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
-
166لٰكِنِ اللّٰهُ يَشْهَدُ بِ[ik[مَآ ا]]َ[ik[نْز]]َلَ اِلَيْكَ اَ[ik[نْز]]َلَهٗ بِعِلْمِهٖ ۚوَالْ[iq[مَلٰۤى]]ِٕكَةُ يَشْهَدُوْنَ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۗ L±kinill±hu yasyhadu bim± anzala ilaika anzalahµ bi‘ilmih(³), wal-mal±'ikatu yasyhadµn(a), wa kaf± bill±hi syah³d±(n). Akan tetapi, Allah bersaksi atas apa (Al-Qur’an) yang telah diturunkan-Nya kepadamu (Nabi Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya. (Demikian pula) para malaikat pun bersaksi. Cukuplah Allah menjadi saksi.
-
167اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْا عَ[ik[نْ س]]َبِيْلِ اللّٰهِ قَ[qa[دْ]] ضَلُّوْا ضَلٰ[iq[لً]]ا [iq[ۢ ب]]َعِيْدًا Innal-la©³na kafarµ wa ¡addµ ‘an sab³lill±hi qad «allµ «al±lam ba‘³d±(n). Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah, benar-benar telah tersesat jauh.
-
168اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَظَلَمُوْا لَمْ يَكُنِ اللّٰهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيْقًاۙ Innal-la©³na kafarµ wa §alamµ lam yakunill±hu liyagfira lahum wa l± liyahdiyahum ¯ar³q±(n). Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan melakukan kezaliman, Allah tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan menunjukkan kepada mereka jalan apa pun,
-
169اِلَّا طَرِيْقَ جَهَ[gu[نّ]]َمَ خٰلِدِيْنَ فِيْ[ik[هَآ ا]]َبَدًا ۗوَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا Ill± ¯ar³qa jahannama kh±lid³na f³h± abad±(n), wa k±na ©±lika ‘alall±hi yas³r±(n). kecuali jalan ke (neraka) Jahanam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Hal itu bagi Allah (sangat) mudah.
-
170[ik[يٰٓا]]َيُّهَا ال[gu[نّ]]َاسُ قَ[qa[دْ]] [iq[جَاۤء]]َكُمُ الرَّسُوْلُ بِالْحَقِّ مِ[id[نْ رّ]]َبِّكُمْ فَاٰمِنُوْا خَيْ[id[رً]]ا [id[لّ]]َكُمْ ۗوَاِ[ik[نْ ت]]َكْفُرُوْا فَاِ[gu[نّ]]َ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا Y± ayyuhan-n±su qad j±'akumur-rasµlu bil-¥aqqi mir rabbikum fa ±minµ khairal lakum, wa in takfurµ fa inna lill±hi m± fis-sam±w±ti wal-ar«(i), wa k±nall±hu ‘al³man ¥ak³m±(n). Wahai manusia, sungguh telah datang Rasul (Nabi Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu. Maka, berimanlah (kepadanya). Itu lebih baik bagimu. Jika kamu kufur, (itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
171[ik[يٰٓا]]َهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَ[qa[ق]]َّۗ اِ[gu[نّ]]َمَا الْمَسِيْحُ عِيْسَى ا[qa[بْ]]نُ مَرْيَمَ رَسُوْلُ اللّٰهِ وَكَلِمَتُهٗ ۚ اَلْقٰ[ik[هَآ ا]]ِلٰى مَرْيَمَ وَرُوْ[gu[حٌ مّ]]ِنْهُ ۖفَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖۗ وَلَا تَقُوْلُوْا ثَلٰثَةٌ ۗاِ[ik[نْت]]َهُوْا خَيْ[id[رً]]ا [id[لّ]]َكُمْ ۗ اِ[gu[نّ]]َمَا اللّٰهُ اِلٰ[gu[هٌ وّ]]َاحِدٌ ۗ سُ[qa[بْ]]حٰنَ[ik[هٗٓ ا]]َ[gu[نْ يّ]]َكُوْنَ لَهٗ وَلَ[qa[د]]ٌ ۘ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا ࣖ Y± ahlal-kit±bi l± taglµ f³ d³nikum wa l± taqµlµ ‘alall±hi illal-¥aqq(a), innamal-mas³¥u ‘³sabnu maryama rasµlull±hi wa kalimatuh(µ), alq±h± il± maryama wa rµ¥um minh(u), fa ±minµ bill±hi wa rusulih(³), wa l± taqµlµ £al±£ah(tun), intahµ khairal lakum innamall±hu il±huw w±¥id(un), sub¥±nahµ ay yakµna lahµ walad(un), lahµ m± fis-sam±w±ti wa m± fil-ar«(i), wa kaf± bill±hi wak³l±(n). Wahai Ahlulkitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam (menjalankan) agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar. Sesungguhnya Almasih, Isa putra Maryam, hanyalah utusan Allah dan (makhluk yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga.” Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya hanya Allahlah Tuhan Yang Maha Esa. Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pelindung.
-
172لَ[gu[نْ يّ]]َسْتَ[ik[نْك]]ِفَ الْمَسِيْحُ اَ[gu[نْ يّ]]َكُوْنَ عَ[qa[بْ]]د[id[ً]]ا [id[لّ]]ِلّٰهِ وَلَا الْمَ[iq[لٰۤىٕ]]ِكَةُ الْمُقَرَّبُوْنَۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]َسْتَ[ik[نْك]]ِفْ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ اِلَيْهِ جَمِيْعًا Lay yastankifal-mas³¥u ay yakµna ‘abdal lill±hi wa lal-mal±'ikatul-muqarrabµn(a), wa may yastankif ‘an ‘ib±datih³ wa yastakbir fa saya¥syuruhum ilaihi jam³‘±(n). Almasih tidak akan pernah enggan menjadi hamba Allah dan begitu pula para malaikat yang dekat (kepada Allah). Siapa yang enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
-
173فَاَ[gu[مّ]]َا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدُهُ[gu[مْ مّ]]ِ[ik[نْ ف]]َضْلِهٖۚ وَاَ[gu[مّ]]َا الَّذِيْنَ اسْتَ[ik[نْك]]َفُوْا وَاسْتَكْبَرُوْا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا اَلِيْ[gu[مً]]اۙ [gu[وّ]]َلَا يَجِدُوْنَ لَهُ[gu[مْ مِ]]ّ[ik[نْ د]]ُوْنِ اللّٰهِ وَلِ[gu[يًّ]]ا [gu[وّ]]َلَا نَصِيْرًا Fa ammal-la©³na ±manµ wa ‘amilu¡-¡±li¥±ti fa yuwaff³him ujµrahum wa yaz³duhum min fa«lih(³), wa ammal-la©³nastankafµ wastakbarµ fa yu‘a©©ibuhum ‘a©±ban al³m±(n), wa l± yajidµna lahum min dµnill±hi waliyyaw wa l± na¡³r±(n). Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sementara itu, orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Mereka pun tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.
-
174[ik[يٰٓا]]َيُّهَا ال[gu[نّ]]َاسُ قَ[qa[دْ]] [iq[جَاۤء]]َكُ[ik[مْ ب]]ُرْهَا[gu[نٌ م]]ِ[gu[ّ]][id[نْ رّ]]َبِّكُمْ وَاَ[ik[نْز]]َلْ[ik[نَآ ا]]ِلَيْكُمْ نُوْ[gu[رً]]ا [gu[مّ]]ُبِيْنًا Y± ayyuhan-n±su qad j±'akum burh±num mir rabbikum wa anzaln± ilaikum nµram mub³n±(n). Wahai manusia, sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran (Nabi Muhammad dengan mukjizatnya) dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an).
-
175فَاَ[gu[مّ]]َا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَاعْتَصَمُوْا بِهٖ فَسَيُ[qa[دْ]]خِلُهُمْ فِيْ رَحْمَ[gu[ةٍ م]]ِ[gu[ّ]]نْهُ وَفَضْ[gu[لٍ]]ۙ [gu[وّ]]َيَهْدِيْهِمْ اِلَيْهِ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًاۗ Fa ammal-la©³na ±manµ bill±hi wa‘ta¡amµ bih³ fa sayudkhiluhum f³ ra¥matim minhu wa fa«l(in), wa yahd³him ilaihi ¡ir±¯am mustaq³m±(n). Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh pada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga) serta menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya.
-
176يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَ[gu[دٌ وّ]]َلَ[ik[هٗٓ ا]]ُخْ[ik[تٌ ف]]َلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُ[ik[هَآ ا]]ِ[id[نْ لّ]]َمْ يَكُ[id[نْ لّ]]َهَا وَلَ[qa[دٌ]] ۚ فَاِ[ik[نْ ك]]َانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ [gu[مِمّ]]َا تَرَكَ ۗوَاِ[ik[نْ ك]]َا[ik[نُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِخْوَ[id[ةً رّ]]ِجَا[gu[لً]]ا [gu[وّ]]َنِ[iq[سَاۤء]][ik[ً ف]]َلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُ[ik[نْث]]َيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَ[ik[نْ ت]]َضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ Yastaftµnak(a), qulill±hu yuft³kum fil-kal±lah(ti), inimru'un halaka laisa lahµ waladuw wa lahµ ukhtun fa lah± ni¡fu m± tarak(a), wa huwa yari£uh± illam yakul lah± walad(un), fa in k±nata£nataini fa lahuma£-£ulu£±ni mimm± tarak(a), wa in k±nµ ikhwatar rij±law wa nis±'an fa li©-©akari mi£lu ¥a§§il-un£ayain(i), yubayyinull±hu lakum an ta«illµ, wall±hu bikulli syai'in ‘al³m(un). Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalālah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalālah, (yaitu) jika seseorang meninggal dan dia tidak mempunyai anak, tetapi mempunyai seorang saudara perempuan, bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya. Adapun saudara laki-lakinya mewarisi (seluruh harta saudara perempuan) jika dia tidak mempunyai anak. Akan tetapi, jika saudara perempuan itu dua orang, bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika mereka (ahli waris itu terdiri atas) beberapa saudara laki-laki dan perempuan, bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu agar kamu tidak tersesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Sumber: Terjemah Kementerian Agama RI