Surat Yasin (Yasin)

Surat Yasin (Yasin) adalah surat ke-36 dalam Al Quran, terdiri dari 83 ayat, diturunkan di Mekkah.


  • 1
    يٰ[gu[سۤ]] ۚ Y± s³n. Yā Sīn.
  • 2
    وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ Wal-qur'±nil-¥ak³m(i). Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah,
  • 3
    اِ[gu[نّ]]َكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ Innaka laminal-mursal³n(a). sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar salah seorang dari rasul-rasul
  • 4
    عَلٰى صِرَا[gu[طٍ مّ]]ُسْتَقِيْمٍۗ ‘Al± ¡ir±¯im mustaq³m(in). (yang berada) di atas jalan yang lurus,
  • 5
    تَ[ik[نْز]]ِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ Tanz³lal-‘az³zir-ra¥³m(i). (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,
  • 6
    لِتُ[ik[نْذ]]ِرَ قَوْ[gu[مً]]ا [gu[مّ]][ik[َآ ا]]ُ[ik[نْذ]]ِرَ اٰ[iq[بَاۤؤ]]ُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ Litun©ira qaumam m± un©ira ±b±'uhum fahum g±filµn(a). agar engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai.
  • 7
    لَقَ[qa[دْ]] حَقَّ الْقَوْلُ عَ[ik[لٰٓى ا]]َكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Laqad ¥aqqal-qaulu ‘al± ak£arihim fahum l± yu'minµn(a). Sungguh, benar-benar berlaku perkataan (ketetapan takdir) terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman.
  • 8
    اِ[gu[نّ]]َا جَعَلْنَا[ik[ فِيْٓ ا]]َعْنَاقِهِمْ اَغْلٰ[ik[لً]]ا [ik[ف]]َهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُ[gu[مْ مّ]]ُ[qa[قْ]]مَحُوْنَ Inn± ja‘aln± f³ a‘n±qihim agl±lan fa hiya ilal-a©q±ni fahum muqma¥µn(a). Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka yang terbelenggu diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
  • 9
    وَجَعَلْنَا مِ[iq[نْۢ ب]]َيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَ[gu[دًّ]]ا [gu[وّ]]َمِنْ خَلْفِهِمْ سَ[ik[دًّ]]ا [ik[ف]]َاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُ[qa[بْ]]صِرُوْنَ Wa ja‘aln± mim baini aid³him saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyain±hum fahum l± yub¡irµn(a). Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.
  • 10
    وَسَ[iq[وَاۤء]]ٌ عَلَيْهِمْ ءَاَ[ik[نْذ]]َرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُ[ik[نْذ]]ِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Wa saw±'un ‘alaihim a'an©artahum am lam tun©irhum l± yu'minµn(a). Sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada mereka atau tidak. Mereka (tetap) tidak akan beriman.
  • 11
    اِ[gu[نّ]]َمَا تُ[ik[نْذ]]ِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْ[qa[ب]]ِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَ[gu[ةٍ وّ]]َاَ[qa[جْ]]ر[ik[ٍ ك]]َرِيْمٍ Innam± tun©iru manittaba‘a©-©ikra wa khasyiyar-ra¥m±na bil-gaib(i), fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin kar³m(in). Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanya (bisa) memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
  • 12
    اِ[gu[نّ]]َا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ [ik[فِيْٓ ا]]ِمَا[gu[مٍ مّ]]ُبِيْنٍ ࣖ Inn± na¥nu nu¥yil-maut± wa naktubu m± qaddamµ wa ±£±rahum, wa kulla syai'in a¥¡ain±hu f³ im±mim mub³n(in). Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).
  • 13
    وَاضْرِ[qa[بْ]] لَهُ[gu[مْ مّ]]َثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ [iq[جَاۤء]]َهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ Wa«rib lahum ma£alan a¡¥±bal-qaryah(ti), i© j±'ahal-mursalµn(a). Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka (kaum kafir Makkah), yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka,
  • 14
    اِذْ اَرْسَلْ[ik[نَآ ا]]ِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِ[ik[ثٍ ف]]َقَا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِ[gu[نّ]][ik[َآ ا]]ِلَيْكُ[gu[مْ مّ]]ُرْسَلُوْنَ I© arsaln± ilaihimu£naini fa ka©©abµhum± fa ‘azzazn± bi£±li£in faq±lµ inn± ilaikum mursalµn(a). (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”
  • 15
    قَالُوْا [ik[مَآ ا]]َ[ik[نْت]]ُمْ اِلَّا بَشَ[gu[رٌ م]]ِ[gu[ّ]]ثْلُنَاۙ وَ[ik[مَآ ا]]َ[ik[نْز]]َلَ الرَّحْمٰنُ مِ[ik[نْ ش]]َيْءٍۙ اِنْ اَ[ik[نْت]]ُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ Q±lµ m± antum ill± basyarum mi£lun±, wa m± anzalar-ra¥m±nu min syai'(in), in antum ill± tak©ibµn(a). Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. (Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.”
  • 16
    قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِ[gu[نّ]][ik[َآ ا]]ِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ Q±lµ rabbun± ya‘lamu inn± ilaikum lamursalµn(a). Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu.
  • 17
    وَمَا عَلَيْ[ik[نَآ ا]]ِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ Wa m± ‘alain± illal-bal±gul-mub³n(u). Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) yang jelas.”
  • 18
    قَا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِ[gu[نّ]]َا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕ[id[نْ لّ]]َمْ تَ[ik[نْت]]َهُوْا لَنَرْجُمَ[gu[نّ]]َكُمْ وَلَيَمَسَّ[gu[نّ]]َكُ[gu[مْ مّ]]ِ[gu[نّ]]َا عَذَابٌ اَلِيْمٌ Q±lµ inn± ta¯ayyarn± bikum, la'il lam tantahµ lanarjumannakum wa layamassannakum minn± ‘a©±bun al³m(un). Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”
  • 19
    قَالُوْا [iq[طَاۤىٕ]]ِرُكُ[gu[مْ مّ]]َعَكُمْۗ اَىِٕ[ik[نْ ذ]]ُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَ[ik[نْت]]ُمْ قَوْ[gu[مٌ مّ]]ُسْرِفُوْنَ Q±lµ ¯±'irukum ma‘akum, a'in ©ukkirtum, bal antum qaumum musrifµn(a). Mereka (para rasul) berkata, “Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
  • 20
    وَ[iq[جَاۤء]]َ مِنْ اَ[qa[قْ]]صَا الْمَدِيْنَةِ رَجُ[gu[لٌ يّ]]َسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ Wa j±'a min aq¡al-mad³nati rajuluy yas‘± q±la y± qaumittabi‘ul-mursal³n(a). Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!
  • 21
    اتَّبِعُوْا مَ[id[نْ لّ]]َا يَسْـَٔلُكُمْ اَ[qa[جْ]]ر[gu[ً]]ا [gu[وّ]]َهُ[gu[مْ مّ]]ُهْتَدُوْنَ ۔ Ittabi‘µ mal l± yas'alukum ajraw wa hum muhtadµn(a). Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
  • 22
    وَمَا لِيَ [ik[لَآ ا]]َعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Wa m± liya l± a‘budul-la©³ fa¯aran³ wa ilaihi turja‘µn(a). Apa (alasanku) untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan?
  • 23
    ءَاَتَّخِذُ مِ[ik[نْ د]]ُوْ[ik[نِهٖٓ ا]]ٰلِهَةً اِ[gu[نْ يّ]]ُرِ[qa[دْ]]نِ الرَّحْمٰنُ بِضُ[id[رٍّ لّ]]َا تُغْنِ عَ[gu[نّ]]ِيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْ[gu[ـًٔ]]ا [gu[وّ]]َلَا يُ[ik[نْق]]ِذُوْنِۚ A'attakhi©u min dµnih³ ±lihatan iy yuridnir-ra¥m±nu bi«urril l± tugni ‘ann³ syaf±‘atuhum syai'aw wa l± yunqi©µn(i). Mengapa aku (harus) mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.
  • 24
    اِ[gu[نّ]][ik[ِيْٓ ا]]ِ[id[ذً]]ا [id[لّ]]َفِيْ ضَلٰ[gu[لٍ مّ]]ُبِيْنٍ Inn³ i©al laf³ «al±lim mub³n(in). Sesungguhnya aku (jika berbuat) begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
  • 25
    اِ[gu[نّ]][ik[ِيْٓ ا]]ٰمَ[ik[نْت]]ُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ Inn³ ±mantu birabbikum fasma‘µn(i). Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah (pengakuan)-ku.”
  • 26
    قِيْلَ ا[qa[دْ]]خُلِ الْجَ[gu[نّ]]َةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ Q³ladkhulil-jannah(ta), q±la y± laita qaum³ ya‘lamµn(a). Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Aduhai, sekiranya kaumku mengetahui
  • 27
    بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ Bim± gafara l³ rabb³ wa ja‘alan³ minal-mukram³n(a). (bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”
  • 28
    ۞ وَ[ik[مَآ ا]]َ[ik[نْز]]َلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِهٖ مِ[ik[نْ ج]]ُ[ik[نْد]][gu[ٍ مّ]]ِنَ السَّ[iq[مَاۤء]]ِ وَمَا كُ[gu[نّ]]َا مُ[ik[نْز]]ِلِيْنَ Wa m± anzaln± ‘al± qaumih³ mim ba‘dih³ min jundim minas-sam±'i wa m± kunn± munzil³n(a). Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.
  • 29
    اِ[ik[نْ ك]]َانَتْ اِلَّا صَيْحَ[gu[ةً وّ]]َاحِدَ[ik[ةً ف]]َاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ In k±nat ill± ¡ai¥ataw w±¥idatan fa'i©± hum kh±midµn(a). (Azab mereka) itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati.
  • 30
    يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَا[qa[د]]ِۚ مَا يَأْتِيْهِ[gu[مْ مّ]]ِ[id[نْ رّ]]َسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ Y± ¥asratan ‘alal-‘ib±d(i), m± ya't³him mir rasµlin ill± k±nµ bih³ yastahzi'µn(a). Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
  • 31
    اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَ[qa[بْ]]لَهُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الْقُرُوْنِ اَ[gu[نّ]]َهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ Alam yarau kam ahlakn± qablahum minal-qurµni annahum ilaihim l± yarji‘µn(a). Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan? Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia).
  • 32
    وَاِ[ik[نْ ك]]ُ[id[لٌّ لّ]]َ[gu[مّ]]َا جَمِيْ[id[عٌ لّ]]َدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ Wa in kullul lamm± jam³‘ul ladain± mu¥«arµn(a). Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk dihisab).
  • 33
    وَاٰيَ[id[ةٌ لّ]]َهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَ[qa[جْ]]نَا مِنْهَا حَ[ik[بًّ]]ا [ik[ف]]َمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ Wa ±yatul lahumul-ar«ul-maitah(tu), a¥yain±h± wa akhrajn± minh± ¥abban faminhu ya'kulµn(a). Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu) Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu mereka makan.
  • 34
    وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَ[gu[نّ]]ٰ[gu[تٍ مّ]]ِ[gu[نْ نّ]]َخِيْ[gu[لٍ وّ]]َاَعْنَا[gu[بٍ وّ]]َفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ Wa ja‘aln± f³h± jann±tim min nakh³liw wa a‘n±biw wa fajjarn± f³h± minal-‘uyµn(i). Kami (juga) menjadikan padanya (bumi) kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air
  • 35
    لِيَأْكُلُوْا مِ[ik[نْ ث]]َمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ Liya'kulµ min £amarih³ wa m± ‘amilathu aid³him, afal± yasykurµn(a). agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur?
  • 36
    سُ[qa[بْ]]حٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِ[gu[مّ]]َا تُ[iq[نْۢب]]ِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَ[ik[نْف]]ُسِهِمْ وَمِ[gu[مّ]]َا لَا يَعْلَمُوْنَ Sub¥±nal-la©³ khalaqal-azw±ja kullah± mimm± tumbitul-ar«u wa min anfusihim wa mimm± l± ya‘lamµn(a). Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
  • 37
    وَاٰيَ[id[ةٌ لّ]]َهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ ال[gu[نّ]]َهَارَ فَاِذَا هُ[gu[مْ مّ]]ُظْلِمُوْنَۙ Wa ±yatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nah±ra fa'i©± hum mu§limµn(a). Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari (malam) itu. Maka, seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan.
  • 38
    وَالشَّمْسُ تَ[qa[جْ]]رِيْ لِمُسْتَقَ[id[رٍّ لّ]]َهَا ۗذٰلِكَ تَ[qa[قْ]]دِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ Wasy-syamsu tajr³ limustaqarril lah±, ©±lika taqd³rul-‘az³zil-‘al³m(i). (Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
  • 39
    وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ Wal-qamara qaddarn±hu man±zila ¥att± ‘±da kal-‘urjµnil-qad³m(i). (Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
  • 40
    لَا الشَّمْسُ يَ[iq[نْۢب]]َغِيْ لَ[ik[هَآ ا]]َ[ik[نْ ت]]ُ[qa[دْ]]رِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ ال[gu[نّ]]َهَارِ ۗوَكُ[ik[لٌّ ف]]ِيْ فَلَ[gu[كٍ يّ]]َسْبَحُوْنَ Lasy-syamsu yambag³ lah± an tudrikal-qamara wa lal-lailu s±biqun-nah±r(i), wa kullun f³ falakiy yasba¥µn(a). Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
  • 41
    وَاٰيَ[gu[ةٌ لّ]]َهُمْ اَ[gu[نّ]]َا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ Wa ±yatul lahum ann± ¥amaln± ©urriyyatahum fil-fulkil-masy¥µn(i). Suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan.
  • 42
    وَخَلَ[qa[قْ]]نَا لَهُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]][gu[نْ مّ]]ِثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ Wa khalaqn± lahum mim mi£lih³ m± yarkabµn(a). (Begitu juga) Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan (lain) yang mereka kendarai.
  • 43
    وَاِ[gu[نْ نّ]]َشَأْ نُغْرِ[qa[قْ]]هُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُ[ik[نْق]]َذُوْنَۙ Wa in nasya' nugriqhum fal± ¡ar³kha lahum wa l± hum yunqa©µn(a). Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.
  • 44
    اِلَّا رَحْمَ[gu[ةً م]]ِ[gu[ّ]][gu[نّ]]َا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ Ill± ra¥matam minn± wa mat±‘an il± ¥³n(in). Akan tetapi, (Kami menyelamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu.
  • 45
    وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Wa i©± q³la lahumuttaqµ m± baina aid³kum wa m± khalfakum la‘allakum tur¥amµn(a). Ketika dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan (siksa) yang ada di hadapanmu (di dunia) dan azab yang ada di belakangmu (akhirat) agar kamu mendapat rahmat,” (maka mereka berpaling).
  • 46
    وَمَا تَأْتِيْهِ[gu[مْ مّ]]ِنْ اٰيَ[gu[ةٍ مّ]]ِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ Wa m± ta't³him min ±yatim min ±y±ti rabbihim ill± k±nµ ‘anh± mu‘ri«³n(a). Tidak satu pun dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, kecuali mereka berpaling darinya.
  • 47
    وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَ[ik[نْف]]ِقُوْا مِ[gu[مّ]]َا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَ[ik[نُوْٓ]]ا [ik[ا]]َنُ[qa[طْ]]عِمُ مَ[id[نْ لّ]]َوْ يَ[iq[شَاۤء]]ُ اللّٰهُ اَ[qa[طْ]]عَمَهٗٓ ۖاِنْ اَ[ik[نْت]]ُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰ[gu[لٍ مّ]]ُبِيْنٍ Wa i©± q³la lahum anfiqµ mimm± razaqakumull±h(u), q±lal-la©³na kafarµ lil-la©³na ±manµ anu¯‘imu mal lau yasy±'ull±hu a¯‘amah(µ), in antum ill± f³ «al±lim mub³n(in). Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
  • 48
    وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِ[ik[نْ ك]]ُ[ik[نْت]]ُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqµlµna mat± h±©al-wa‘du in kuntum ¡±diq³n(a). Mereka berkata, “Kapankah janji (hari Kebangkitan) ini (terjadi) jika kamu orang-orang benar?”
  • 49
    مَا يَ[ik[نْظ]]ُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَ[gu[ةً وّ]]َاحِدَ[ik[ةً ت]]َأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ M± yan§urµna ill± ¡ai¥ataw w±¥idatan ta'khu©uhum wa hum yakhi¡¡imµn(a). Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka (sibuk) bertengkar (tentang urusan dunia).
  • 50
    فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَ[gu[ةً وّ]]َ[ik[لَآ ا]]ِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ Fal± yasta¯³‘µna tau¡iyataw wa l± il± ahlihim yarji‘µn(a). Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya.
  • 51
    وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الْاَ[qa[جْ]]دَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَ[ik[نْس]]ِلُوْنَ Wa nufikha fi¡-¡µri fa'i©± hum minal-ajd±£i il± rabbihim yansilµn(a). Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya.
  • 52
    قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَ[iq[نْۢ ب]]َعَثَنَا مِ[gu[نْ مّ]]َرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ Q±lµ y± wailan± mam ba‘a£an± mim marqadin±…h±©± m± wa‘adar-ra¥m±nu wa ¡adaqal-mursalµn(a). Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).”
  • 53
    اِ[ik[نْ ك]]َانَتْ اِلَّا صَيْحَ[gu[ةً وّ]]َاحِدَ[ik[ةً ف]]َاِذَا هُمْ جَمِيْ[id[عٌ لّ]]َدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ In k±nat ill± ¡ai¥ataw w±¥idatan fa'i©± hum jam³‘ul ladain± mu¥«arµn(a). Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).
  • 54
    فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْ[ik[سٌ ش]]َيْ[gu[ـًٔ]]ا [gu[وّ]]َلَا تُ[qa[جْ]]زَوْنَ اِلَّا مَا كُ[ik[نْت]]ُمْ تَعْمَلُوْنَ Fal-yauma l± tu§lamu nafsun syai'aw wa l± tujzauna ill± m± kuntum ta‘malµn(a). Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.
  • 55
    اِ[gu[نّ]]َ اَصْحٰبَ الْجَ[gu[نّ]]َةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُ[ik[لٍ ف]]ٰكِهُوْنَ ۚ Inna a¡¥±bal-jannatil-yauma f³ syugulin f±kihµn(a). Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan (sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka) lagi bersenang-senang.
  • 56
    هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَ[iq[رَاۤىٕ]]ِكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ Hum wa azw±juhum f³ §il±lin ‘alal-ar±'iki muttaki'µn(a). Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu.
  • 57
    لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَ[gu[ةٌ وّ]]َلَهُ[gu[مْ مّ]]َا يَدَّعُوْنَ ۚ Lahum f³h± f±kihatuw wa lahum m± yadda‘µn(a). Di (surga) itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan.
  • 58
    سَلٰمٌۗ قَوْ[gu[لً]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]][id[نْ رّ]]َ[id[بٍّ رّ]]َحِيْمٍ Sal±m(un) qaulam mir rabbir ra¥³m(in). (Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
  • 59
    وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُ[qa[جْ]]رِمُوْنَ Wamt±zul-yauma ayyuhal-mujrimµn(a). (Dikatakan kepada orang-orang kafir,) “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai para pendurhaka!
  • 60
    اَلَمْ اَعْهَ[qa[دْ]] اِلَيْكُمْ يٰبَ[ik[نِيْٓ ا]]ٰدَمَ اَ[id[نْ لّ]]َا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِ[gu[نّ]]َهٗ لَكُمْ عَدُ[gu[وٌّ مّ]]ُبِيْنٌ Alam a‘had ilaikum y± ban³ ±dama all± ta‘budusy-syai¯±n(a), innahµ lakum ‘aduwwum mub³n(un). Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.
  • 61
    وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَا[gu[طٌ مّ]]ُسْتَقِيْمٌ Wa ani‘budµn³, h±©± ¡ir±¯um mustaq³m(un). (Begitu juga bahwa) sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
  • 62
    وَلَقَدْ اَضَلَّ مِ[ik[نْك]]ُمْ جِبِ[ik[لًّ]]ا [ik[ك]]َثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ Wa laqad a«alla minkum jibillan ka£³r±(n), afalam takµnµ ta‘qilµn(a). Sungguh, ia (setan itu) benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti?
  • 63
    هٰذِهٖ جَهَ[gu[نّ]]َمُ الَّتِيْ كُ[ik[نْت]]ُمْ تُوْعَدُوْنَ H±©ih³ jahannamul-lat³ kuntum tµ‘adµn(a). Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.
  • 64
    اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُ[ik[نْت]]ُمْ تَكْفُرُوْنَ I¡lauhal-yauma bim± kuntum takfurµn(a). Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.
  • 65
    اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَ[ik[لٰٓى ا]]َفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُ[ik[نَآ ا]]َيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُ[ik[مْ ب]]ِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Al-yauma nakhtimu ‘al± afw±hihim wa tukallimun± aid³him wa tasyhadu arjuluhum bim± k±nµ yaksibµn(a). Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
  • 66
    وَلَوْ نَ[iq[شَاۤء]]ُ لَطَمَسْنَا عَ[ik[لٰٓى ا]]َعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَ[gu[نّ]]ٰى يُ[qa[بْ]]صِرُوْنَ Wa lau nasy±'u la¯amasn± ‘al± a‘yunihim fastabaqu¡-¡ir±¯a fa ann± yub¡irµn(a). Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan menghapus penglihatan (membutakan) mereka sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan (selamat). Maka, bagaimana mungkin mereka dapat melihat?
  • 67
    وَلَوْ نَ[iq[شَاۤء]]ُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِ[gu[يًّ]]ا [gu[وّ]]َلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ Wa lau nasy±'u lamasakhn±hum ‘al± mak±natihim famasta¯±‘µ mu«iyyaw wa l± yarji‘µn(a). Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak sanggup pulang kembali.
  • 68
    وَمَ[gu[نْ نّ]]ُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْ[qa[ق]]ِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ Wa man nu‘ammirhu nunakkishu fil-khalq(i), afal± ya‘qilµn(a). Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti?
  • 69
    وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَ[iq[نْۢب]]َغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْ[gu[رٌ وّ]]َقُرْاٰ[gu[نٌ مّ]]ُبِيْ[id[نٌ]] ۙ Wa m± ‘allamn±husy-syi‘ra wa m± yambag³ lah(µ), in huwa ill± ©ikruw wa qur'±num mub³n(un). Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Nabi Muhammad) dan (bersyair) itu tidaklah pantas baginya. (Wahyu yang Kami turunkan kepadanya) itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas
  • 70
    [id[ل]]ِ[id[ّ]]يُ[ik[نْذ]]ِرَ مَ[ik[نْ ك]]َانَ حَ[gu[يًّ]]ا [gu[وّ]]َيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ Liyun©ira man k±na ¥ayyaw wa ya¥iqqal-qaulu ‘alal-k±fir³n(a). agar dia (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti.
  • 71
    اَوَلَمْ يَرَوْا اَ[gu[نّ]]َا خَلَ[qa[قْ]]نَا لَهُ[gu[مْ مّ]]ِ[gu[مّ]]َا عَمِلَتْ اَيْدِيْ[ik[نَآ ا]]َنْعَا[ik[مً]]ا [ik[ف]]َهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ Awalam yarau ann± khalaqn± lahum mimm± ‘amilat aid³n± an‘±man fahum lah± m±likµn(a). Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-hewan ternak dari ciptaan tangan Kami (sendiri), lalu mereka menjadi pemiliknya?
  • 72
    وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ Wa ©allaln±h± lahum fa minh± rakµbuhum wa minh± ya'kulµn(a). Kami menjadikannya (hewan-hewan itu) tunduk kepada mereka. Sebagian di antaranya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (lagi) mereka makan.
  • 73
    وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِ[qa[ب]]ُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ Wa lahum f³h± man±fi‘u wa masy±rib(u), afal± yasykurµn(a). Pada dirinya (hewan-hewan ternak itu) terdapat berbagai manfaat dan minuman untuk mereka. Apakah mereka tidak bersyukur?
  • 74
    وَاتَّخَذُوْا مِ[ik[نْ د]]ُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَ[id[ةً لّ]]َعَلَّهُمْ يُ[ik[نْص]]َرُوْنَ ۗ Wattakha©µ min dµnill±hi ±lihatal la‘allahum yun¡arµn(a). Mereka menjadikan sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.
  • 75
    لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُ[ik[نْد]][gu[ٌ مّ]]ُحْضَرُوْنَ L± yasta¯³‘µna na¡rahum, wa hum lahum jundum mu¥«arµn(a). (Sesembahan) itu tidak mampu menolong mereka, padahal (sesembahan) itu adalah tentara yang dihadirkan untuk menjaganya.
  • 76
    فَلَا يَحْزُ[ik[نْك]]َ قَوْلُهُمْ ۘاِ[gu[نّ]]َا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ Fal± ya¥zunka qauluhum, inn± na‘lamu m± yusirrµna wa m± yu‘linµn(a). Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Nabi Muhammad) bersedih hati. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
  • 77
    اَوَلَمْ يَرَ الْاِ[ik[نْس]]َانُ اَ[gu[نّ]]َا خَلَ[qa[قْ]]نٰهُ مِ[gu[نْ نّ]]ُ[qa[طْ]]فَ[ik[ةٍ ف]]َاِذَا هُوَ خَصِيْ[gu[مٌ مّ]]ُبِيْنٌ Awalam yaral-ins±nu ann± khalaqn±hu min nu¯fatin fa'i©± huwa kha¡³mum mub³n(un). Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata.
  • 78
    وَضَرَبَ لَنَا مَثَ[gu[لً]]ا [gu[وّ]]َنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَ[gu[نْ يّ]]ُحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ Wa «araba lan± ma£alaw wa nasiya khalqah(µ), q±la may yu¥yil-‘i§±ma wa hiya ram³m(un). Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”
  • 79
    قُلْ يُحْيِيْهَا الَّ[ik[ذِيْٓ ا]]َ[ik[نْش]]َاَ[ik[هَآ ا]]َوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ Qul yu¥y³hal-la©³ ansya'ah± awwala marrah(tin), wa huwa bikulli khalqin ‘al³m(un). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.
  • 80
    ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَا[ik[رً]]اۙ [ik[ف]]َاِ[ik[ذَآ ا]]َ[ik[نْت]]ُ[gu[مْ مّ]]ِنْهُ تُوْقِدُوْنَ Alla©³ ja‘ala lakum minasy-syajaril-akh«ari n±r±(n), fa'i©± antum minhu tµqidµn(a). (Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.”
  • 81
    اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَ[ik[لٰٓى ا]]َ[gu[نْ يّ]]َخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ Awa laisal-la©³ khalaqas-sam±w±ti wal-ar«a biq±dirin ‘al± ay yakhluqa mi£lahum, bal± wa huwal-khall±qul-‘al³m(u). Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui.
  • 82
    اِ[gu[نّ]]َ[ik[مَآ ا]]َمْرُ[ik[هٗٓ ا]]ِ[ik[ذَآ ا]]َرَادَ شَيْـًٔاۖ اَ[gu[نْ يّ]]َقُوْلَ لَهٗ كُ[ik[نْ ف]]َيَكُوْنُ Innam± amruhµ i©± ar±da syai'±(n) ay yaqµla lahµ kun fa yakµn(u). Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu.
  • 83
    فَسُ[qa[بْ]]حٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْ[gu[ءٍ وّ]]َاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ Fa sub¥±nal-la©³ biyadih³ malakµtu kulli syai'iw wa ilaihi turja‘µn(a). Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

Sumber: Terjemah Kementerian Agama RI