Surat An Nur (Cahaya)
Surat An Nur (Cahaya) adalah surat ke-24 dalam Al Quran, terdiri dari 64 ayat, diturunkan di Madinah.

-
1سُوْرَةٌ اَ[ik[نْز]]َلْنٰهَا وَفَرَضْنٰهَا وَاَ[ik[نْز]]َلْنَا فِيْ[ik[هَآ ا]]ٰيٰ[iq[تٍۢ ب]]َيِّنٰ[id[تٍ لّ]]َعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ Sµratun anzaln±h± wa fara«n±h± wa anzaln± f³h± ±y±tim bayyin±til la‘allakum ta©akkarµn(a). (Inilah) surah yang Kami turunkan, Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum)-nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas agar kamu mengambil pelajaran.
-
2اَلزَّانِيَةُ وَالزَّانِيْ فَا[qa[جْ]]لِدُوْا كُلَّ وَاحِ[gu[دٍ م]]ِ[gu[ّ]]نْهُمَا مِائَةَ جَلْدَ[gu[ةٍ]] ۖ[gu[وّ]]َلَا تَأْخُذْكُ[ik[مْ ب]]ِهِمَا رَأْفَ[ik[ةٌ ف]]ِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِ[ik[نْ ك]]ُ[ik[نْت]]ُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۚ وَلْيَشْهَ[qa[دْ]] عَذَابَهُمَا [iq[طَاۤىٕ]]ِفَ[gu[ةٌ مّ]]ِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Az-z±niyatu waz-z±n³ fajlidµ kulla w±¥idim minhum± mi'ata jaldah(tan), wa l± ta'khu©kum bihim± ra'fatun f³ d³nill±hi in kuntum tu'minµna bill±hi wal-yaumil-±khir(i), walyasyhad ‘a©±bahum± ¯±'ifatum minal-mu'min³n(a). Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (melaksanakan) agama (hukum) Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Hendaklah (pelaksanaan) hukuman atas mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang mukmin.
-
3اَلزَّانِيْ لَا يَ[ik[نْك]]ِحُ اِلَّا زَانِيَةً اَوْ مُشْرِكَ[gu[ةً]] ۖ[gu[وّ]]َالزَّانِيَةُ لَا يَ[ik[نْك]]ِحُ[ik[هَآ ا]]ِلَّا زَانٍ اَوْ مُشْرِكٌۚ وَحُرِّمَ ذٰلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ Az-z±n³ l± yanki¥u ill± z±niyatan au musyrikah(tan), waz-z±niyatu l± yanki¥uh± ill± z±nin au musyrik(un), wa ¥urrima ©±lika ‘alal-mu'min³n(a). Pezina laki-laki tidak pantas menikah, kecuali dengan pezina perempuan atau dengan perempuan musyrik dan pezina perempuan tidak pantas menikah, kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik. Yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.
-
4وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ ثُ[gu[مّ]]َ لَمْ يَأْتُوْا بِاَرْبَعَةِ شُهَ[iq[دَاۤء]]َ فَا[qa[جْ]]لِدُوْهُمْ ثَمٰنِيْنَ جَلْدَ[gu[ةً وّ]]َلَا تَ[qa[قْ]]بَلُوْا لَهُمْ شَهَادَةً اَبَدًاۚ وَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۙ Wal-la©³na yarmµnal-mu¥¡an±ti £umma lam ya'tµ bi'arba‘ati syuhad±'a fajlidµhum £am±n³na jaldataw wa l± taqbalµ lahum syah±datan abad±(n), wa ul±'ika humul-f±siqµn(a). Orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan yang baik-baik dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (para penuduh itu) delapan puluh kali dan janganlah kamu menerima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik,
-
5اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۚ فَاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ غَفُوْ[id[رٌ رّ]]َحِيْمٌ Illal-la©³na t±bµ mim ba‘di ©±lika wa a¡la¥µ, fa innall±ha gafµrur ra¥³m(un). kecuali mereka yang bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
6وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ اَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُ[id[نْ لّ]]َهُمْ شُهَ[iq[دَاۤء]]ُ اِ[ik[لَّآ ا]]َ[ik[نْف]]ُسُهُمْ فَشَهَادَةُ اَحَدِهِمْ اَرْبَعُ شَهٰدٰ[iq[تٍۢ ب]]ِاللّٰهِ ۙاِ[gu[نّ]]َهٗ لَمِنَ الصّٰدِقِيْنَ Wal-la©³na yarmµna azw±jahum wa lam yakul lahum syuhad±'u ill± anfusuhum fa syah±datu a¥adihim arba‘u syah±d±tim bill±h(i), innahµ lamina¡-¡±diq³n(a). Orang-orang yang menuduh istrinya berzina, padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian masing-masing orang itu ialah empat kali bersumpah atas (nama) Allah, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang benar.
-
7وَالْخَامِسَةُ اَ[gu[نّ]]َ لَعْنَتَ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِ[ik[نْ ك]]َانَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ Wal-kh±misatu anna la‘natall±hi ‘alaihi in k±na minal-k±©ib³n(a). (Sumpah) yang kelima adalah bahwa laknat Allah atasnya jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.
-
8وَيَ[qa[دْ]]رَؤُا عَنْهَا الْعَذَابَ اَ[ik[نْ ت]]َشْهَدَ اَرْبَعَ شَهٰدٰ[iq[تٍۢ ب]]ِاللّٰهِ اِ[gu[نّ]]َهٗ لَمِنَ الْكٰذِبِيْنَ ۙ Wa yadra'u ‘anhal-‘a©±ba an tasyhada arba‘a syah±d±tim bill±hi innahµ laminal-k±©ib³n(a). Istri itu terhindar dari hukuman apabila dia bersumpah empat kali atas (nama) Allah bahwa dia (suaminya) benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta,
-
9وَالْخَامِسَةَ اَ[gu[نّ]]َ غَضَبَ اللّٰهِ عَلَيْ[ik[هَآ ا]]ِ[ik[نْ ك]]َانَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ Wal-kh±misata anna ga«aball±hi ‘alaih± in k±na mina¡-¡±diq³n(a). (Sumpah) yang kelima adalah bahwa kemurkaan Allah atasnya (istri) jika dia (suaminya) itu termasuk orang yang benar.
-
10وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ تَوَّابٌ حَكِيْمٌ ࣖ Wa lau l± fa«lull±hi ‘alaikum wa ra¥matuhµ wa annall±ha taww±bun ¥ak³m(un). Seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan (bukan karena) Allah Maha Penerima Tobat lagi Mahabijaksana, (niscaya kamu akan menemui kesulitan).
-
11اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ [iq[جَاۤء]]ُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَ[gu[ةٌ مّ]]ِ[ik[نْك]]ُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَ[id[رًّ]]ا [id[لّ]]َكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْ[id[رٌ لّ]]َكُمْۗ لِكُلِّ امْرِ[gu[ئٍ مّ]]ِنْهُ[gu[مْ مّ]]َا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِ[qa[بْ]]رَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ Innal-la©³na j±'µ bil-ifki ‘u¡batum minkum, l± ta¥sabµhu syarral lakum, bal huwa khairul lakum, likullimri'im minhum maktasaba minal-i£m(i), wal-la©³ tawall± kibrahµ minhum lahµ ‘a©±bun ‘a§³m(un). Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah kelompok di antara kamu (juga). Janganlah kamu mengira bahwa peristiwa itu buruk bagimu, sebaliknya itu baik bagimu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Adapun orang yang mengambil peran besar di antara mereka, dia mendapat azab yang sangat berat.
-
12لَوْ[ik[لَآ ا]]ِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَ[gu[نّ]]َ الْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بِاَ[ik[نْف]]ُسِهِمْ خَيْ[gu[رً]]اۙ [gu[وّ]]َقَالُوْا هٰ[ik[ذَآ ا]]ِفْ[gu[كٌ مّ]]ُبِيْنٌ Lau l± i© sami‘tumµhu §annal-mu'minµna wal-mu'min±tu bi'anfusihim khair±(n), wa q±lµ h±©± ifkum mub³n(un). Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap kelompok mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu, dan berkata, “Ini adalah (berita) bohong yang nyata?”
-
13لَوْلَا [iq[جَاۤء]]ُوْ عَلَيْهِ بِاَرْبَعَةِ شُهَ[iq[دَاۤء]]َۚ فَاِذْ لَمْ يَأْتُوْا بِالشُّهَ[iq[دَاۤء]]ِ فَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ عِ[ik[نْد]]َ اللّٰهِ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ Lau l± j±'µ ‘alaihi bi'arba‘ati syuhad±'(a), fa i© lam ya'tµ bisy-syuhad±'i fa ul±'ika ‘indall±hi humul-k±©ibµn(a). Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak datang membawa empat saksi? Karena tidak membawa saksi-saksi, mereka itu adalah para pendusta dalam pandangan Allah.
-
14وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِيْ [ik[مَآ ا]]َفَضْتُمْ فِيْهِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ Wa lau l± fa«lull±hi ‘alaikum wa ra¥matuhµ fid-dun-y± wal-±khirati lamassakum f³m± afa«tum f³hi ‘a©±bun ‘a§³m(un). Seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang sangat berat disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang (berita bohong) itu.
-
15اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُ[gu[مْ مّ]]َا لَيْسَ لَكُ[ik[مْ ب]]ِهٖ عِلْ[gu[مٌ وّ]]َتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّ[gu[نً]]اۙ [gu[وّ]]َهُوَ عِ[ik[نْد]]َ اللّٰهِ عَظِيْمٌ ۚ I© talaqqaunahµ bi'alsinatikum wa taqµlµna bi'afw±hikum m± laisa lakum bih³ ‘ilmuw wa ta¥sabµnahµ hayyin±(n), wa huwa ‘indall±hi ‘a§³m(un). (Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut; kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun; dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu masalah besar.
-
16وَلَوْ[ik[لَآ ا]]ِذْ سَمِعْتُمُوْهُ قُلْتُ[gu[مْ مّ]]َا يَكُوْنُ لَ[ik[نَآ ا]]َ[gu[نْ نّ]]َتَكَلَّمَ بِهٰذَاۖ سُ[qa[بْ]]حٰنَكَ هٰذَا بُهْتَانٌ عَظِيْمٌ Wa lau l± i© sami‘tumµhu qultum m± yakµnu lan± an natakallama bih±©±, sub¥±naka h±©± buht±nun ‘a§³m(un). Mengapa ketika mendengarnya (berita bohong itu), kamu tidak berkata, “Tidak pantas bagi kita membicarakan ini. Mahasuci Engkau. Ini adalah kebohongan yang besar.”
-
17يَعِظُكُمُ اللّٰهُ اَ[ik[نْ ت]]َعُوْدُوْا لِمِثْلِ[ik[هٖٓ ا]]َبَدًا اِ[ik[نْ ك]]ُ[ik[نْت]]ُ[gu[مْ مّ]]ُؤْمِنِيْنَ ۚ Ya‘i§ukumull±hu an ta‘µdµ limi£lih³ abadan in kuntum mu'min³n(a). Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali mengulangi seperti itu selama-lamanya jika kamu orang-orang mukmin.
-
18وَيُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Wa yubayyinull±hu lakumul-±y±t(i), wall±hu ‘al³mun ¥ak³m(un). Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
19اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَ[ik[نْ ت]]َشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْ[ik[مٌ]]ۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ[ik[نْت]]ُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ Innal-la©³na yu¥ibbµna an tasy³‘al-f±¥isyatu fil-la©³na ±manµ lahum ‘a©±bun al³m(un), fid-dun-y± wal-±khirah(ti), wall±hu ya‘lamu wa antum l± ta‘lamµn(a). Sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
-
20وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ رَءُوْ[id[فٌ رّ]]َحِيْمٌ ࣖ Wa lau l± fa«lull±hi ‘alaikum wa ra¥matuhµ wa annall±ha ra'µfur ra¥³m(un). Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan (bukan karena) Allah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).
-
21۞ [ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَ[gu[نْ يّ]]َتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِ[gu[نّ]]َهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْ[iq[شَاۤء]]ِ وَالْمُ[ik[نْك]]َرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِ[ik[نْك]]ُ[gu[مْ مّ]]ِنْ اَحَدٍ اَبَ[gu[دً]]اۙ [gu[وّ]]َلٰكِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Y± ayyuhal-la©³na ±manµ l± tattabi‘µ khu¯uw±tisy-syai¯±n(i), wa may yattabi‘ khu¯uw±tisy-syai¯±ni fa innahµ ya'muru bil-fa¥sy±'i wal-munkar(i), wa lau l± fa«lull±hi ‘alaikum wa ra¥matuhµ m± zak± minkum min a¥adin abad±(n), wa l±kinnall±ha yuzakk³ may yasy±'(u), wall±hu sam³‘un ‘al³m(un). Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan! Siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh (manusia mengerjakan perbuatan) yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Akan tetapi, Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
-
22وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِ[ik[نْك]]ُمْ وَالسَّعَةِ اَ[gu[نْ يّ]]ُؤْ[ik[تُوْٓ]]ا [ik[ا]]ُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَ[gu[نْ يّ]]َغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْ[id[رٌ رّ]]َحِيْمٌ Wa l± ya'tali ulul-fa«li minkum was-sa‘ati ay yu'tµ ulil-qurb± wal-mas±k³na wal-muh±jir³na f³ sab³lill±h(i), wal ya‘fµ wal ya¡fa¥µ, al± tu¥ibbµna ay yagfirall±hu lakum, wall±hu gafµrur ra¥³m(un). Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
23اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ الْغٰفِلٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ لُعِنُوْا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْ[gu[مٌ]] ۙ Innal-la©³na yarmµnal-mu¥¡an±til-g±fil±til-mu'min±ti lu‘inµ fid-dun-y± wal-±khirah(ti), wa lahum ‘a©±bun ‘a§³m(un). Sesungguhnya orang-orang yang menuduh perempuan baik-baik, polos, dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat dan mereka akan mendapat azab yang besar
-
24[gu[يّ]]َوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُ[ik[مْ ب]]ِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Yauma tasyhadu ‘alaihim alsinatuhum wa aid³him wa arjuluhum bim± k±nµ ya‘malµn(a). pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
-
25يَوْمَىِٕ[gu[ذٍ يّ]]ُوَفِّيْهِمُ اللّٰهُ دِيْنَهُمُ الْحَقَّ وَيَعْلَمُوْنَ اَ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ Yauma'i©iy yuwaff³himull±hu d³nahumul-¥aqqa wa ya‘lamµna annall±ha huwal-¥aqqul-mub³n(u). Pada hari itu Allah menyempurnakan balasan yang sebenarnya bagi mereka dan mereka mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Mahabenar lagi Maha Menjelaskan.
-
26اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِ[gu[مّ]]َا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُ[gu[مْ مّ]]َغْفِرَ[gu[ةٌ وّ]]َرِزْ[ik[قٌ ك]]َرِيْمٌ ࣖ Al-khab³£±tu lil-khab³£³na wal-khab³£µna lil-khab³£±t(i), wa¯-¯ayyib±tu li¯-¯ayyib³na wa¯-¯ayyibµna li¯-¯ayyib±t(i), ul±'ika mubarra'µna mimm± yaqµlµn(a), lahum magfiratuw wa rizqun kar³m(un). Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka (yang baik) itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.
-
27[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَ[qa[دْ]]خُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَ[ik[لٰٓى ا]]َهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْ[id[رٌ لّ]]َكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ Y± ayyuhal-la©³na ±manµ l± tadkhulµ buyµtan gaira buyµtikum ¥att± tasta'nisµ wa tusallimµ ‘al± ahlih±, ©±likum khairul lakum la‘allakum ta©akkarµn(a). Wahai orang-orang yang beriman, janganlah memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Demikian itu lebih baik bagimu agar kamu mengambil pelajaran.
-
28فَاِ[id[نْ لّ]]َمْ تَجِدُوْا فِيْ[ik[هَآ ا]]َحَ[ik[دً]]ا [ik[ف]]َلَا تَ[qa[دْ]]خُلُوْهَا حَتّٰى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَاِ[ik[نْ ق]]ِيْلَ لَكُمُ ارْجِعُوْا فَارْجِعُوْا هُوَ اَزْكٰى لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ Fa illam tajidµ f³h± a¥adan fal± tadkhulµh± ¥att± yu'©ana lakum wa in q³la lakumurji‘µ farji‘µ huwa azk± lakum, wall±hu bim± ta‘malµna ‘al³m(un). Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, janganlah masuk sebelum mendapat izin. Jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah,” (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
-
29لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَ[ik[نْ ت]]َ[qa[دْ]]خُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ مَسْكُوْنَ[ik[ةٍ ف]]ِيْهَا مَتَا[id[عٌ لّ]]َكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تُ[qa[بْ]]دُوْنَ وَمَا تَكْتُمُوْنَ Laisa ‘alaikum jun±¥un an tadkhulµ buyµtan gaira maskµnatin f³h± mat±‘ul lakum, wall±hu ya‘lamu m± tubdµna wa m± taktumµn(a). Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni (sebagai tempat umum) yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.
-
30قُ[id[لْ ل]]ِ[id[ّ]]لْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَ[qa[بْ]]صَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ خَبِيْ[iq[رٌۢ ب]]ِمَا يَصْنَعُوْنَ Qul lil-mu'min³na yagu««µ min ab£±rihim wa ya¥fa§µ furµjahum, ©±lika azk± lahum, innall±ha khab³rum bim± ya¡na‘µn(a). Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat.
-
31وَقُ[id[لْ لّ]]ِلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَ[qa[بْ]]صَارِهِ[gu[نّ]]َ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُ[gu[نّ]]َ وَلَا يُ[qa[بْ]]دِيْنَ زِيْنَتَهُ[gu[نّ]]َ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِ[gu[نّ]]َ عَلٰى جُيُوْبِهِ[gu[نّ]]َۖ وَلَا يُ[qa[بْ]]دِيْنَ زِيْنَتَهُ[gu[نّ]]َ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ اٰ[iq[بَاۤىٕ]]ِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ اٰ[iq[بَاۤء]]ِ بُعُوْلَتِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ اَ[qa[بْ]]ن[iq[َاۤىٕ]]ِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ اَ[qa[ب]]ْ[iq[نَاۤء]]ِ بُعُوْلَتِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ اِخْوَانِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ بَ[ik[نِيْٓ ا]]ِخْوَانِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ بَ[ik[نِيْٓ ا]]َخَوٰتِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ نِ[iq[سَاۤىٕ]]ِهِ[gu[نّ]]َ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُ[gu[نّ]]َ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ ۖوَلَا يَضْرِ[qa[بْ]]نَ بِاَرْجُلِهِ[gu[نّ]]َ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِ[ik[نْ ز]]ِيْنَتِهِ[gu[نّ]]َۗ وَتُوْ[ik[بُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ Wa qul lil-mu'min±ti yag«u«na min ab£±rihinna wa ya¥fa§na furµjahunna wa l± yubd³na z³natahunna ill± m± §ahara minh± walya«ribna bikhumurihinna ‘al± juyµbihinn(a), wa l± yubd³na z³natahunna ill± libu‘µlatihinna au ±b±'ihinna au ±b±'i bu‘µlatihinna au abn±'ihinna au abn±'i bu‘µlatihinna au ikhw±nihinna au ban³ ikhw±nihinna au ban³ akhaw±tihinna au nis±'ihinna au m± malakat aim±nuhunna awit-t±bi‘³na gairi ulil-irbati minar-rij±li awi¯-¯iflil-la©³na lam ya§harµ ‘al± ‘aur±tin-nis±'(i), wa l± ya«ribna bi'arjulihinna liyu‘lama m± yukhf³na min z³natihinn(a), wa tµbµ ilall±hi jam³‘an ayyuhal-mu'minµna la‘allakum tufli¥µn(a). Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.
-
32وَاَ[ik[نْك]]ِحُوا الْاَيَامٰى مِ[ik[نْك]]ُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِ[iq[مَاۤىٕ]]ِكُمْۗ اِ[gu[نْ يّ]]َكُوْنُوْا فُقَ[iq[رَاۤء]]َ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِ[ik[نْ ف]]َضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ Wa anki¥ul-ay±m± minkum wa¡-¡±li¥³na min ‘ib±dikum wa im±'ikum, iy yakµnµ fuqar±'a yugnihimull±hu min fa«lih(³), wall±hu w±si‘un ‘al³m(un). Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
-
33وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِ[ik[نْ ف]]َضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَ[qa[بْ]]تَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِ[gu[مّ]]َا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْ[gu[رً]]ا [gu[وّ]]َاٰتُوْهُ[gu[مْ مّ]]ِ[gu[نْ مّ]]َالِ اللّٰهِ الَّ[ik[ذِيْٓ ا]]ٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِ[iq[غَاۤء]]ِ اِنْ اَرَ[qa[دْ]]نَ تَحَصُّ[id[نً]]ا [id[لّ]]ِتَ[qa[بْ]]تَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَ[gu[نْ يّ]]ُكْرِ[id[هْهّ]]ُ[gu[نّ]]َ فَاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ مِ[iq[نْۢ ]]بَعْدِ اِكْرَاهِهِ[gu[نّ]]َ غَفُوْ[id[رٌ رّ]]َحِيْمٌ Walyasta‘fifil-la©³na l± yajidµna nik±¥an ¥att± yugniyahumull±hu min fa«lih(³), wal-la©³na yabtagµnal-kit±ba mimm± malakat aim±nukum fa k±tibµhum in ‘alimtum f³him khairaw wa ±tµhum mim m±lill±hil-la©³ ±t±kum, wa l± tukrihµ fatay±tikum ‘alal-big±'i in aradna ta¥a¡¡unal litabtagµ ‘ara«al-¥ay±tid-dun-y±, wa may yukrihhunna fa innall±ha mim ba‘di ikr±hihinna gafµrur ra¥³m(un). Orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)-nya sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. (Apabila) hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka. Berikanlah kepada mereka sebagian harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, jika mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.
-
34وَلَقَ[qa[دْ]] اَ[ik[نْز]]َلْ[ik[نَآ ا]]ِلَيْكُمْ اٰيٰتٍ [gu[مّ]]ُبَيِّنٰ[gu[تٍ وّ]]َمَثَ[gu[لً]]ا [gu[مّ]]ِنَ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِكُمْ وَمَوْعِظَ[id[ةً لّ]]ِلْمُتَّقِيْنَ ࣖ Wa laqad anzaln± ilaikum ±y±tim mubayyin±tiw wa ma£alam minal-la©³na khalau min qablikum wa mau‘i§atal lil-muttaq³n(a). Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penjelasan, contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu, dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
-
35۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰو[ik[ةٍ ف]]ِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَ[gu[نّ]]َهَا كَوْكَ[ik[بٌ د]]ُرِّ[gu[يٌّ يّ]]ُوْقَدُ مِ[ik[نْ ش]]َجَرَ[gu[ةٍ مّ]]ُبٰرَكَ[ik[ةٍ ز]]َيْتُوْنَ[id[ةٍ لّ]]َا شَرْقِيَّ[gu[ةٍ وّ]]َلَا غَرْبِيَّة[gu[ٍۙ يّ]]َكَادُ زَيْتُهَا يُ[iq[ضِيْۤء]]ُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِل[gu[نّ]]َاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْ[ik[مٌ]] ۙ All±hu nµrus-sam±w±ti wal-ar«(i), ma£alu nµrih³ kamisyk±tin f³h± mi¡b±¥(un), al-mi¡b±¥u f³ zuj±jah(tin), az-zuj±jatu ka'annah± kaukabun durriyyuy yµqadu min syajaratim mub±rakatin zaitµnatil l± syarqiyyatiw wa l± garbiyyah(tin), yak±du zaituh± yu«³'u wa lau lam tamsashu n±r(un), nµrun ‘al± nµr(in), yahdill±hu linµrih³ may yasy±'(u), wa ya«ribull±hul-am£±la lin-n±s(i), wall±hu bikulli syai'in ‘al³m(un). Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
-
36[ik[ف]]ِيْ بُيُوْتٍ اَذِنَ اللّٰهُ اَ[ik[نْ ت]]ُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهٗۙ يُسَبِّحُ لَهٗ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ۙ F³ buyµtin a©inall±hu an turfa‘a wa yu©kara f³hasmuh(µ), yusabbi¥u lahµ f³h± bil-guduwwi wal-±¡±l(i). (Cahaya itu ada) di rumah-rumah yang telah Allah perintahkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya nama-Nya. Di dalamnya senantiasa bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang
-
37رِجَا[id[لٌ لّ]]َا تُلْهِيْهِمْ تِجَارَ[gu[ةٌ وّ]]َلَا بَيْعٌ عَ[ik[نْ ذ]]ِكْرِ اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَاِيْ[iq[تَاۤء]]ِ الزَّكٰوةِ ۙيَخَافُوْنَ يَوْ[ik[مً]]ا [ik[ت]]َتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَالْاَ[qa[بْ]]صَارُ ۙ Rij±lul l± tulh³him tij±ratuw wa l± bai‘un ‘an ©ikrill±hi wa iq±mi¡-¡al±ti wa ³t±'iz-zak±h(ti), yakh±fµna yauman tataqallabu f³hil-qulµbu wal-ab¡±r(u). orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).
-
38لِيَ[qa[جْ]]زِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَيَزِيْدَهُ[gu[مْ مّ]]ِ[ik[نْ ف]]َضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُ بِغَيْرِ حِسَا[qa[ب]]ٍ Liyajziyahumull±hu a¥sana m± ‘amilµ wa yaz³duhum min fa«lih(³), wall±hu yarzuqu may yasy±'u bigairi ¥is±b(in). (Mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Allah menganugerahkan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.
-
39وَالَّذِيْنَ كَفَ[ik[رُوْٓ]]ا [ik[ا]]َعْمَالُهُمْ كَسَرَا[iq[بٍۢ ب]]ِقِيْعَ[gu[ةٍ يّ]]َحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ [iq[مَاۤء]]ًۗ حَ[ik[تّٰٓى ا]]ِذَا [iq[جَاۤء]]َهٗ لَمْ يَجِ[qa[دْ]]هُ شَيْ[gu[ـًٔ]]ا [gu[وّ]]َوَجَدَ اللّٰهَ عِ[ik[نْد]]َهٗ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهٗ ۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ۙ Wal-la©³na kafarµ a‘m±luhum kasar±bim biq³‘atiy ya¥sabuhu§-§am'±nu m±'±(n), ¥att± i©± j±'ahµ lam yajidhu syai'aw wa wajadall±ha ‘indahµ fa waff±hu ¥is±bah(µ), wall±hu sar³‘ul-¥is±b(i). Orang-orang yang kufur, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar. Orang-orang yang dahaga menyangkanya air, hingga apabila ia mendatanginya, ia tidak menjumpai apa pun. (Sebaliknya,) ia mendapati (ketetapan) Allah (baginya) di sana, lalu Dia memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna. Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
-
40اَوْ كَظُلُمٰ[ik[تٍ ف]]ِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْ[gu[جٌ مّ]]ِ[ik[نْ ف]]َوْقِهٖ مَوْ[gu[جٌ مّ]]ِ[ik[نْ ف]]َوْقِهٖ سَحَا[qa[ب]]ٌۗ ظُلُمٰ[iq[تٌۢ ب]]َعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ اِ[ik[ذَآ ا]]َخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَ[qa[دْ]] يَرٰىهَاۗ وَمَ[id[نْ لّ]]َمْ يَ[qa[جْ]]عَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْ[ik[رً]]ا [ik[ف]]َمَا لَهٗ مِ[gu[نْ نّ]]ُوْرٍ ࣖ Au ka§ulum±tin f³ ba¥ril lujjiyyiy yagsy±hu maujum min fauqih³ maujum min fauqih³ sa¥±b(un), §ulum±tum ba‘«uh± fauqa ba‘«(in), i©± akhraja yadahµ lam yakad yar±h±, wa mal lam yaj‘alill±hu lahµ nµran fam± lahµ min nµr(in). Atau, (amal perbuatan orang-orang yang kufur itu) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang yang di atasnya ada awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, ia benar-benar tidak dapat melihatnya. Siapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.
-
41اَلَمْ تَرَ اَ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَ[ik[نْ ف]]ِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ [gu[صٰۤ]]ف[gu[ّ]]ٰتٍۗ كُ[ik[لٌّ ق]]َ[qa[دْ]] عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْ[iq[مٌۢ ب]]ِمَا يَفْعَلُوْنَ Alam tara annall±ha yusabbi¥u lahµ man fis-sam±w±ti wal-ar«i wa¯-¯airu ¡±ff±t(in), kullun qad ‘alima ¡al±tahµ wa tasb³¥ah(µ), wall±hu ‘al³mum bim± yaf‘alµn(a). Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit dan di bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih. Masing-masing sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.
-
42وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ Wa lill±hi mulkus-sam±w±ti wal-ar«(i), wa ilall±hil-ma¡³r(u). Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi dan hanya kepada Allahlah kembalinya (seluruh makhluk).
-
43اَلَمْ تَرَ اَ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَا[ik[بً]]ا [ik[ث]]ُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُ[gu[مّ]]َ يَ[qa[جْ]]عَلُهٗ رُكَا[ik[مً]]ا [ik[ف]]َتَرَى الْوَ[qa[دْ]]قَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّ[iq[مَاۤء]]ِ مِ[ik[نْ ج]]ِبَا[ik[لٍ ف]]ِيْهَا مِ[iq[نْۢ ب]]َرَ[ik[دٍ ف]]َيُصِيْبُ بِهٖ مَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُ وَيَصْرِفُهٗ عَ[gu[نْ مّ]]َ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَ[qa[بْ]]صَارِ ۗ Alam tara annall±ha yuzj³ sa¥±ban £umma yu'allifu bainahµ £umma yaj‘aluhµ ruk±man fa taral-wadqa yakhruju min khil±lih(³), wa yunazzilu minas-sam±'i min jib±lin f³h± mim baradin fa yu¡³bu bih³ may yasy±'u wa ya¡rifuhµ ‘am may yasy±'(u), yak±du san± barqih³ ya©habu bil-ab¡±r(i). Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
-
44يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَال[gu[نّ]]َهَارَۗ اِ[gu[نّ]]َ فِيْ ذٰلِكَ لَعِ[qa[بْ]]رَ[id[ةً لّ]]ِاُولِى الْاَ[qa[بْ]]صَارِ Yuqallibull±hul-laila wan-nah±r(a), inna f³ ©±lika la‘ibratal li'ulil-ab¡±r(i). Allah menjadikan malam dan siang silih berganti. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).
-
45وَاللّٰهُ خَلَقَ كُلَّ [gu[دَاۤ]]ب[gu[ّ]]َ[gu[ةٍ مّ]]ِ[gu[نْ مّ]][iq[َاۤء]]ٍۚ فَمِنْهُ[gu[مْ مّ]]َ[gu[نْ يّ]]َمْشِيْ عَلٰى بَ[qa[طْ]]نِهٖۚ وَمِنْهُ[gu[مْ مّ]]َ[gu[نْ يّ]]َمْشِيْ عَلٰى رِ[qa[جْ]]لَيْنِۚ وَمِنْهُ[gu[مْ مّ]]َ[gu[نْ يّ]]َمْشِيْ عَ[ik[لٰٓى ا]]َرْبَعٍۗ يَخْلُقُ اللّٰهُ مَا يَ[iq[شَاۤء]]ُۗ اِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْ[ik[ءٍ ق]]َدِيْرٌ Wall±hu khalaqa kulla d±bbatim mim m±'(in), fa minhum may yamsy³ ‘al± ba¯nih(³), wa minhum may yamsy³ ‘al± rijlain(i), wa minhum may yamsy³ ‘al± arba‘(in), yakhluqull±hu m± yasy±'(u), innall±ha ‘al± kulli syai'in qad³r(un). Allah menciptakan semua jenis hewan dari air. Sebagian berjalan dengan perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, dan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
-
46لَقَ[qa[دْ]] اَ[ik[نْز]]َلْ[ik[نَآ ا]]ٰيٰ[gu[تٍ مّ]]ُبَيِّنٰتٍۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَ[gu[نْ يّ]]َ[iq[شَاۤء]]ُ اِلٰى صِرَا[gu[طٍ مّ]]ُسْتَقِيْمٍ Laqad anzaln± ±y±tim mubayyin±t(in), wall±hu yahd³ may yasy±'u il± ¡ir±¯im mustaq³m(in). Sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).
-
47وَيَقُوْلُوْنَ اٰمَ[gu[نّ]]َا بِاللّٰهِ وَبِالرَّسُوْلِ وَاَطَعْنَا ثُ[gu[مّ]]َ يَتَوَلّٰى فَرِيْ[gu[قٌ مّ]]ِنْهُ[gu[مْ مّ]]ِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ ذٰلِكَۗ وَ[ik[مَآ ا]]ُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ Wa yaqµlµna ±mann± bill±hi wa bir-rasµli wa a¯a‘n± £umma yatawall± far³qum minhum mim ba‘di ©±lik(a), wa m± ul±'ika bil-mu'min³n(a). Mereka (orang-orang munafik) berkata, “Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) dan kami menaati (keduanya).” Kemudian, sebagian dari mereka berpaling setelah itu. Mereka itu bukanlah orang-orang mukmin.
-
48وَاِذَا دُ[ik[عُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اِذَا فَرِيْ[gu[قٌ مّ]]ِنْهُ[gu[مْ مّ]]ُعْرِضُوْنَ Wa i©± du‘µ ilall±hi wa rasµlih³ liya¥kuma bainahum i©± far³qum minhum mu‘ri«µn(a). Apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar ia (Rasul) memutuskan perkara di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka berpaling.
-
49وَاِ[gu[نْ يّ]]َكُ[id[نْ لّ]]َهُمُ الْحَقُّ يَأْ[ik[تُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَيْهِ مُذْعِنِيْنَ Wa iy yakul lahumul-¥aqqu ya'tµ ilaihi mu©‘in³n(a). Akan tetapi, jika kebenaran (putusan Rasul) menguntungkan mereka, mereka datang kepadanya (Rasul) dengan patuh.
-
50اَفِيْ قُلُوْبِهِ[gu[مْ مّ]]َرَضٌ اَمِ ارْتَا[ik[بُوْٓ]]ا [ik[ا]]َمْ يَخَافُوْنَ اَ[gu[نْ يّ]]َحِيْفَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُوْلُهٗ ۗبَلْ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ࣖ Af³ qulµbihim mara«un amirt±bµ am yakh±fµna ay ya¥³fall±hu ‘alaihim wa rasµluh(µ), bal ul±'ika humu§-§±limµn(a). Apakah (sikap mereka yang demikian itu karena) dalam hati mereka ada penyakit atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berbuat zalim kepada mereka? Sebaliknya, mereka itulah orang-orang yang zalim.
-
51اِ[gu[نّ]]َمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُ[ik[عُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَ[gu[نْ يّ]]َقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Innam± k±na qaulal-mu'min³na i©± du‘µ ilall±hi wa rasµlih³ liya¥kuma bainahum ay yaqµlµ sami‘n± wa a¯a‘n±, wa ul±'ika humul-mufli¥µn(a). Sesungguhnya yang merupakan ucapan orang-orang mukmin, apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar ia memutuskan (perkara) di antara mereka, hanyalah, “Kami mendengar dan kami taat.” Mereka itulah orang-orang beruntung.
-
52وَمَ[gu[نْ يّ]]ُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّ[qa[قْ]]هِ فَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ هُمُ الْ[iq[فَاۤىٕ]]ِزُوْنَ Wa may yu¯i‘ill±ha wa rasµlahµ wa yakhsyall±ha wa yattaqhi fa ul±'ika humul-f±'izµn(a). Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
-
53۞ وَاَ[qa[قْ]]سَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ اَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُ[gu[نّ]]َۗ قُ[id[لْ لّ]]َا تُ[qa[قْ]]سِمُوْاۚ طَاعَ[gu[ةٌ مّ]]َعْرُوْفَةٌ ۗاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ خَبِيْ[iq[رٌۢ ب]]ِمَا تَعْمَلُوْنَ Wa aqsamµ bill±hi jahda aim±nihim la'in amartahum layakhrujunn(a), qul l± tuqsimµ, ¯±‘atum ma‘rµfah(tun), innall±ha khab³rum bim± ta‘malµn(a). Mereka bersumpah atas (nama) Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika engkau menyuruh mereka (berperang), pastilah mereka akan berangkat. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Janganlah kamu bersumpah (karena yang diminta) adalah ketaatan yang baik. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
-
54قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِ[ik[نْ ت]]َوَلَّوْا فَاِ[gu[نّ]]َمَا عَلَيْهِ مَا حُ[gu[مّ]]ِلَ وَعَلَيْكُ[gu[مْ مّ]]َا حُ[gu[مّ]]ِلْتُمْۗ وَاِ[ik[نْ ت]]ُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ Qul a¯³‘ull±ha wa a¯³‘ur-rasµl(a), fa in tawallau fa innam± ‘alaihi m± ¥ummila wa ‘alaikum m± ¥ummiltum, wa in tu¯³‘µhu tahtadµ, wa m± ‘alar rasµli illal-bal±gul-mub³n(u). Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul (Nabi Muhammad) hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.”
-
55وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِ[ik[نْك]]ُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَ[gu[نّ]]َهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَ[gu[نّ]]َ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَ[gu[نّ]]َهُ[gu[مْ مّ]]ِنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَ[ik[نْ ك]]َفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ Wa‘adall±hul-la©³na ±manµ minkum wa ‘amilu¡-¡±li¥±ti layastakhlifannahum fil-ar«i kamastakhlafal-la©³na min qablihim, wa layumakkinanna lahum d³nahumul-la©irta«± lahum wa layubaddilannahum mim ba‘di khaufihim amn±(n), ya‘budµnan³ l± yusyrikµna b³ syai'±(n), wa man kafara ba‘da ©±lika fa ul±'ika humul-f±siqµn(a). Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik.
-
56وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Wa aq³mu¡-¡al±ta wa ±tuz-zak±ta wa a¯³‘ur-rasµla la‘allakum tur¥amµn(a). Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu dirahmati.
-
57لَا تَحْسَبَ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِۚ وَمَأْوٰىهُمُ ال[gu[نّ]]َارُۗ وَلَبِئْسَ الْمَصِيْرُ ࣖ L± ta¥sabannal-la©³na kafarµ mu‘jiz³na fil-ar«(i), wa ma'w±humun-n±r(u), wa labi'sal-ma¡³r(u). Janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang kufur itu dapat melemahkan Allah di bumi (sehingga dapat menghindar dari siksa-Nya). Tempat kembali mereka (di akhirat) adalah neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
-
58[ik[يٰٓا]]َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَأْذِ[ik[نْك]]ُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَ[qa[بْ]]لُغُوا الْحُلُمَ مِ[ik[نْك]]ُمْ ثَلٰثَ مَرّٰتٍۗ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِ صَلٰوةِ الْفَ[qa[جْ]]رِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُ[gu[مْ مّ]]ِنَ الظَّهِيْرَةِ وَمِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ صَلٰوةِ الْعِ[iq[شَاۤء]]ِۗ ثَلٰثُ عَوْرٰ[id[تٍ لّ]]َكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَا[iq[حٌۢ بَ]]عْدَهُ[gu[نّ]]َۗ طَوَّافُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Y± ayyuhal-la©³na ±manµ liyasta'©inkumul-la©³na malakat aim±nukum wal-la©³na lam yablugul-¥uluma minkum £al±£a marr±t(in), min qabli ¡al±til-fajri wa ¥³na ta«a‘µna £iy±bakum mina§-§ah³rati wa mim ba‘di ¡al±til-‘isy±'(i), £al±£u ‘aur±til lakum, laisa ‘alaikum wa l± ‘alaihim jun±¥um ba‘dahunn(a), ¯aww±fµna ‘alaikum ba‘«ukum ‘al± ba‘«(in), ka©±lika yubayyinull±hu lakumul-±y±t(i), wall±hu ‘al³mun ¥ak³m(un). Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali, yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. (Itu adalah) tiga (waktu yang biasanya) aurat (terbuka) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu. (Mereka) sering keluar masuk menemuimu. Sebagian kamu (memang sering keluar masuk) atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
59وَاِذَا بَلَغَ الْاَ[qa[طْ]]فَالُ مِ[ik[نْك]]ُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوْا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِيْنَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِهِمْۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Wa i©± balagal-a¯f±lu minkumul-¥uluma falyasta'©inµ kamasta'©anal-la©³na min qablihim, ka©±lika yubayyinull±hu lakum ±y±tih(³),wall±hu ‘al³mun ¥ak³m(un). Apabila anak-anak di antaramu telah sampai umur dewasa, hendaklah mereka meminta izin seperti halnya orang-orang yang (telah dewasa) sebelum mereka (juga) meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
-
60وَالْقَوَاعِدُ مِنَ ال[gu[نّ]]ِ[iq[سَاۤء]]ِ الّٰتِيْ لَا يَرْجُوْنَ نِكَا[ik[حً]]ا [ik[ف]]َلَيْسَ عَلَيْهِ[gu[نّ]]َ جُنَاحٌ اَ[gu[نْ يّ]]َضَعْنَ ثِيَابَهُ[gu[نّ]]َ غَيْرَ مُتَبَرِّجٰ[iq[تٍۢ ب]]ِزِيْنَةٍۗ وَاَ[gu[نْ يّ]]َسْتَعْفِفْنَ خَيْ[id[رٌ لّ]]َهُ[gu[نّ]]َۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Wal-qaw±‘idu minan-nis±'il-l±t³ l± yarjµna nik±¥an fa laisa ‘alaihinna jun±¥un ay ya«a‘na £iy±bahunna gaira mutabarrij±tim biz³nah(tin), wa ay yasta‘fifna khairul lahunn(a), wall±hu sam³‘un ‘al³m(un). Para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak lagi berhasrat menikah, tidak ada dosa bagi mereka menanggalkan pakaian (luar) dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan. Akan tetapi, memelihara kehormatan (tetap mengenakan pakaian luar) lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
-
61لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَ[gu[جٌ وّ]]َلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَ[gu[جٌ وّ]]َلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَ[gu[جٌ وّ]]َلَا عَ[ik[لٰٓى ا]]َ[ik[نْف]]ُسِكُمْ اَ[ik[نْ ت]]َأْكُلُوْا مِ[iq[نْۢ ب]]ُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰ[iq[بَاۤى]]ِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُ[gu[مّ]]َهٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اِخْوَانِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخَوٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَعْمَامِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ عَ[gu[مّ]]ٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخْوَالِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ خٰلٰتِكُمْ اَوْ مَا مَلَكْتُ[gu[مْ مّ]]َفَاتِحَ[ik[هٗٓ ا]]َوْ صَدِيْقِكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَ[ik[نْ ت]]َأْكُلُوْا جَمِيْعًا اَوْ اَشْتَاتًاۗ فَاِذَا دَخَلْتُ[ik[مْ ب]]ُيُوْ[ik[تً]]ا [ik[ف]]َسَلِّمُوْا عَل[ik[ٰٓى ا]]َ[ik[نْف]]ُسِكُمْ تَحِيَّ[gu[ةً مّ]]ِنْ عِ[ik[نْد]]ِ اللّٰهِ مُبٰرَكَ[ik[ةً ط]]َيِّبَةً ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ࣖ Laisa ‘alal-a‘m± ¥arajuw wa l± ‘alal-a‘raji ¥arajuw wa l± ‘alal-mar³«i ¥arajuw wa l± ‘al± anfusikum an ta'kulµ mim buyµtikum au buyµti ±b±'ikum au buyµti ummah±tikum au buyµti ikhw±nikum au buyµti akhaw±tikum au buyµti a‘m±mikum au buyµti ‘amm±tikum au buyµti akhw±likum au buyµti kh±l±tikum au m± malaktum maf±ti¥ahµ au ¡ad³qikum, laisa ‘alaikum jun±¥un an ta'kulµ jam³‘an au asyt±t±(n), fa i©± dakhaltum buyµtan fa sallimµ ‘al± anfusikum ta¥iyyatam min ‘indill±hi mub±rakatan ¯ayyibah(tan), ka©±lika yubayyinull±hu lakumul-±y±ti la‘allakum ta‘qilµn(a). Tidak ada halangan bagi orang buta, orang pincang, orang sakit, dan dirimu untuk makan (bersama-sama mereka) di rumahmu, di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya, atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagimu untuk makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah itu, hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) kepadamu agar kamu mengerti.
-
62اِ[gu[نّ]]َمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاِذَا كَانُوْا مَعَهٗ عَل[ik[ٰٓى ا]]َمْرٍ جَامِ[id[عٍ لّ]]َمْ يَذْهَبُوْا حَتّٰى يَسْتَأْذِنُوْهُۗ اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ فَاِذَا اسْتَأْذَنُوْكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَ[id[نْ لّ]]ِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللّٰهَ ۗاِ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ غَفُوْ[id[رٌ رّ]]َحِيْمٌ Innamal-mu'minµnal-la©³na ±manµ bill±hi wa rasµlih³ wa i©± k±nµ ma‘ahµ ‘al± amrin j±mi‘il lam ya©habµ ¥att± yasta'©inµh(u), innal-la©³na yasta'©inµnaka ul±'ikal-la©³na yu'minµna bill±hi wa rasµlih(³), fa i©asta'©anµka liba‘«i sya'nihim fa'©al liman syi'ta minhum wastagfir lahumull±h(a), innall±ha gafµrur ra¥³m(un). (Yang disebut) orang-orang (yang benar-benar) mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Nabi Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka, apabila mereka meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
63لَا تَ[qa[جْ]]عَلُوْا دُ[iq[عَاۤءَ]] الرَّسُوْلِ بَيْنَكُمْ كَدُ[iq[عَاۤء]]ِ بَعْضِكُمْ بَعْضًاۗ قَ[qa[دْ]] يَعْلَمُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ يَتَسَلَّلُوْنَ مِ[ik[نْك]]ُمْ لِوَاذًاۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِ[ik[هٖٓ ا]]َ[ik[نْ ت]]ُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ L± taj‘alµ du‘±'ar-rasµli bainakum kadu‘±'i ba‘«ikum ba‘«±(n), qad ya'lamull±hul-la©³na yatasallalµna minkum liw±©±(n), falya¥©aril-la©³na yukh±lifµna ‘an amrih³ an tu¡³bahum fitnatun au yu¡³bahum ‘a©±bun al³m(un). Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul (Nabi Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya). Maka, hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
-
64اَ[ik[لَآ ا]]ِ[gu[نّ]]َ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قَ[qa[دْ]] يَعْلَمُ [ik[مَآ ا]]َ[ik[نْت]]ُمْ عَلَيْهِۗ وَيَوْمَ يُرْجَعُوْنَ اِلَيْهِ فَيُنَبِّئُهُ[ik[مْ ب]]ِمَا عَمِلُوْاۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ Al± inna lill±hi m± fis-sam±w±ti wal-ar«(i), qad ya‘lamu m± antum ‘alaih(i), wa yauma yurja‘µna ilaihi fa yunabbi'uhum bim± ‘amilµ, wall±hu bikulli syai'in ‘al³m(un). Ketahuilah (bahwa) sesungguhnya milik Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Dia benar-benar mengetahui keadaan kamu sekarang dan (benar-benar mengetahui pula) hari (ketika mereka) dikembalikan kepada-Nya, lalu Dia menerangkan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Sumber: Terjemah Kementerian Agama RI