Surat Fussilat (Yang Dijelaskan)
Surat Fussilat (Yang Dijelaskan) adalah surat ke-41 dalam Al Quran, terdiri dari 54 ayat, diturunkan di Mekkah.

-
1حٰ[gu[مۤ]] ۚ ¦± m³m. Ḥa Mīm.
-
2تَ[ik[نْز]]ِيْ[gu[لٌ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۚ Tanz³lum minar-ra¥m±nir-ra¥³m(i). (Al-Qur’an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
-
3كِتٰ[ik[بٌ ف]]ُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ قُرْاٰنًا عَرَبِ[id[يًّ]]ا [id[ل]]ِ[id[ّ]]قَوْ[gu[مٍ يّ]]َعْلَمُوْنَۙ Kit±bun fu¡¡ilat ±y±tuhµ qur'±nan ‘arabiyyal liqaumiy ya‘lamµn(a). Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan sebagai bacaan dalam bahasa Arab untuk kaum yang mengetahui,
-
4بَشِيْ[gu[رً]]ا [gu[وّ]]َنَذِيْرًاۚ فَاَعْرَضَ اَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُوْنَ Basy³raw wa na©³r±(n), fa'a‘ra«a ak£aruhum fahum l± yasma‘µn(a). yang membawa berita gembira dan peringatan. Akan tetapi, kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan.
-
5وَقَالُوْا قُلُوْبُنَا [ik[فِيْٓ ا]]َكِ[gu[نّ]]َ[gu[ةٍ م]]ِ[gu[ّ]][gu[مّ]]َا تَ[qa[دْ]]عُوْ[ik[نَآ ا]]ِلَيْهِ وَ[ik[فِيْٓ ا]]ٰذَانِنَا وَ[qa[قْ]]ر[gu[ٌ وّ]]َمِ[iq[نْۢ ب]]َيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَا[ik[بٌ ف]]َاعْمَلْ اِ[gu[نّ]]َنَا عٰمِلُوْنَ Wa q±lµ qulµbun± f³ akinnatim mimm± tad‘µn± ilaihi wa f³ ±©±nin± waqruw wa mim bainin± wa bainika ¥ij±bun fa‘mal innan± ‘±milµn(a). Mereka berkata, “Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau serukan kepada kami. Dalam telinga kami ada penyumbat dan di antara kami dan engkau ada tabir. Oleh sebab itu, lakukanlah (apa yang kamu sukai). Sesungguhnya kami akan melakukan (apa yang kami sukai).”
-
6قُلْ اِ[gu[نّ]]َ[ik[مَآ ا]]َنَا۟ بَشَ[gu[رٌ مّ]]ِثْلُكُمْ يُوْ[ik[حٰىٓ ا]]ِلَيَّ اَ[gu[نّ]]َ[ik[مَآ ا]]ِلٰهُكُمْ اِلٰ[gu[هٌ وّ]]َاحِ[ik[دٌ ف]]َاسْتَقِيْ[ik[مُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ ۗوَوَيْ[id[لٌ لّ]]ِلْمُشْرِكِيْنَۙ Qul innam± ana basyarum mi£lukum yµ¥± ilayya annam± il±hukum il±huw w±¥idun fastaq³mµ ilaihi wastagfirµh(u), wa wailul lil-musyrik³n(a). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, tetaplah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Celakalah orang-orang yang mempersekutukan(-Nya),
-
7الَّذِيْنَ لَا يُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُ[ik[مْ ب]]ِالْاٰخِرَةِ هُمْ كٰفِرُوْنَ Alla©³na l± yu'tµnaz-zak±ta wa hum bil-±khirati hum k±firµn(a). (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat.
-
8اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ اَ[qa[جْ]]رٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ ࣖ Innal-la©³na ±manµ wa ‘amilu¡-¡±li¥±ti lahum ajrun gairu mamnµn(in). Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.”
-
9۞ قُلْ اَىِٕ[gu[نّ]]َكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِالَّذِيْ خَلَقَ الْاَرْضَ فِيْ يَوْمَيْنِ وَتَ[qa[جْ]]عَلُوْنَ لَ[ik[هٗٓ ا]]َ[ik[نْد]]َادًا ۗذٰلِكَ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۚ Qul a'innakum latakfurµna bil-la©³ khalaqal-ar«a f³ yaumaini wa taj‘alµna lahµ and±d±(n), ©±lika rabbul-‘±lam³n(a). Katakanlah, “Pantaskah kamu mengingkari Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan semesta alam.”
-
10وَجَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ مِ[ik[نْ ف]]َوْقِهَا وَبٰرَكَ فِيْهَا وَقَدَّرَ فِيْ[ik[هَآ ا]]َ[qa[قْ]]وَاتَهَا [ik[فِيْٓ ا]]َرْبَعَةِ اَيَّامٍۗ سَ[iq[وَاۤء]][id[ً لّ]]ِل[iq[سَّاۤىٕ]]ِلِيْنَ Wa ja‘ala f³h± raw±siya min fauqih± wa b±raka f³h± wa qaddara f³h± aqw±tah± f³ arba‘ati ayy±m(in), saw±'al lis-s±'il³n(a). Dia ciptakan pada (bumi) itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya, lalu Dia memberkahi dan menentukan makanan-makanan (bagi penghuni)-nya dalam empat masa yang cukup untuk (kebutuhan) mereka yang memerlukannya.
-
11ثُ[gu[مّ]]َ اسْتَ[ik[وٰىٓ ا]]ِلَى السَّ[iq[مَاۤء]]ِ وَهِيَ دُخَا[ik[نٌ ف]]َقَالَ لَهَا وَلِلْاَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًاۗ قَالَ[ik[تَآ ا]]َتَيْنَا [iq[طَاۤىٕ]]ِعِيْنَ ¤ummastaw± ilas-sam±'i wa hiya dukh±nun faq±la lah± wa lil-ar«i'tiy± ¯au‘an au karh±(n), q±lat± atain± ¯±'i‘³n(a). Dia kemudian menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap. Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kepada-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami tunduk dengan patuh.”
-
12فَقَضٰىهُ[gu[نّ]]َ سَ[qa[بْ]]عَ سَمٰوَا[ik[تٍ ف]]ِيْ يَوْمَيْنِ وَاَوْحٰى فِيْ كُلِّ سَ[iq[مَاۤء]]ٍ اَمْرَهَا ۗوَزَيَّ[gu[نّ]]َا السَّ[iq[مَاۤء]]َ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَۖ وَحِفْظًا ۗذٰلِكَ تَ[qa[قْ]]دِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ Fa qa«±hunna sab‘a sam±w±tin f³ yaumaini wa au¥± f³ kulli sam±'in amrah±, wa zayyannas-sam±'ad-dun-y± bima¡±b³¥a wa ¥if§±(n), ©±lika taqd³rul-‘az³zil-‘al³m(i). Lalu, Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit Dia mewahyukan urusan masing-masing. Kemudian langit yang paling dekat (dengan bumi), Kami hiasi dengan bintang-bintang sebagai penjagaan (dari setan). Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
-
13فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَقُلْ اَ[ik[نْذ]]َرْتُكُمْ صٰعِقَ[gu[ةً م]]ِ[gu[ّ]]ثْلَ صٰعِقَةِ عَا[gu[دٍ وّ]]َثَمُوْ[qa[د]]َ ۗ Fa in a‘ra«µ faqul an©artukum ¡±‘iqatam mi£la ¡±‘iqati ‘±diw wa £amµd(a). Jika mereka berpaling, katakanlah, “Aku telah memperingatkan kamu (azab berupa) petir seperti petir yang menimpa (kaum) ‘Ad dan (kaum) Samud.”
-
14اِذْ [iq[جَاۤء]]َتْهُمُ الرُّسُلُ مِ[iq[نْۢ ب]]َيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ اَلَّا تَعْبُ[ik[دُوْٓ]]ا [ik[ا]]ِلَّا اللّٰهَ ۗقَالُوْا لَوْ [iq[شَاۤء]]َ رَبُّنَا لَاَ[ik[نْز]]َلَ مَ[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ[ik[ةً ف]]َاِ[gu[نّ]]َا بِ[ik[مَآ ا]]ُرْسِلْتُ[ik[مْ ب]]ِهٖ كٰفِرُوْنَ I© j±'athumur-rusulu mim baini aid³him wa min khalfihim all± ta‘budµ illall±h(a), q±lµ lau sy±'a rabbun± la'anzala mal±'ikatan fa'inn± bim± ursiltum bih³ k±firµn(a). Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka (dengan menyerukan,) “Janganlah kamu menyembah selain Allah,” mereka menjawab, “Kalau Tuhan kami menghendaki, tentu Dia menurunkan malaikat-malaikat-Nya. Sesungguhnya kami ingkar pada kerasulanmu.”
-
15فَاَ[gu[مّ]]َا عَا[ik[دٌ ف]]َاسْتَكْبَرُوْا فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوْا مَنْ اَشَدُّ مِ[gu[نّ]]َا قُوَّةً ۗ اَوَلَمْ يَرَوْا اَ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ الَّذِيْ خَلَقَهُمْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَ[qa[جْ]]حَدُوْنَ Fa amm± ‘±dun fastakbarµ fil-ar«i bigairil-¥aqqi wa q±lµ man asyaddu minn± quwwah(tan), awalam yarau annall±hal-la©³ khalaqahum huwa asyaddu minhum quwwah(tan), wa k±nµ bi'±y±tin± yaj¥adµn(a). Adapun (kaum) ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya daripada kami?” Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka itu lebih hebat kekuatan-Nya daripada mereka? Mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
-
16فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْ[ik[حً]]ا [ik[ص]]َرْصَ[ik[رً]]ا [ik[ف]][ik[ِيْٓ ا]]َيَّا[gu[مٍ نّ]]َحِسَا[id[تٍ لّ]]ِنُذِيْقَهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَخْزٰى وَهُمْ لَا يُ[ik[نْص]]َرُوْنَ Fa arsaln± ‘alaihim r³¥an ¡ar¡aran f³ ayy±min na¥is±til linu©³qahum-‘a©±bal khizyi fil-¥ay±tid-dun-y±, wa la‘a©±bul-±khirati akhz± wa hum l± yun¡arµn(a). Maka, Kami mengembuskan angin yang sangat dingin dan bergemuruh kepada mereka selama beberapa hari yang nahas karena Kami ingin agar mereka merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia. Sungguh, azab akhirat lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan.
-
17وَاَ[gu[مّ]]َا ثَمُوْدُ فَهَدَيْنٰهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمٰى عَلَى الْهُدٰى فَاَخَذَتْهُمْ صٰعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُوْنِ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ۚ Wa amm± £amµdu fa hadain±hum fasta¥abbul-‘am± ‘alal-hud± fa akha©athum ¡±‘iqatul-‘a©±bil-hµni bim± k±nµ yaksibµn(a). Adapun (kaum) Samud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu. Maka, mereka disambar petir sebagai azab yang menghinakan karena apa yang telah mereka kerjakan.
-
18وَنَجَّيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ ࣖ Wa najjainal-la©³na ±manµ wa k±nµ yattaqµn(a). Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
-
19وَيَوْمَ يُحْشَرُ اَعْ[iq[دَاۤء]]ُ اللّٰهِ اِلَى ال[gu[نّ]]َارِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ Wa yauma yu¥syaru a‘d±'ull±hi ilan-n±ri fahum yµza‘µn(a). (Ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke neraka, lalu mereka dipisah-pisahkan.
-
20حَ[ik[تّٰىٓ ا]]ِذَا مَا [iq[جَاۤء]]ُوْهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَاَ[qa[بْ]]صَارُهُمْ وَجُلُوْدُهُ[ik[مْ ب]]ِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ¦att± i©± m± j±'µh± syahida ‘alaihim sam‘uhum wa ab¡±ruhum wa julµduhum bim± k±nµ ya‘malµn(a). Ketika mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan.
-
21وَقَالُوْا لِجُلُوْدِهِمْ لِمَ شَهِ[id[دْتّ]]ُمْ عَلَيْنَا ۗقَا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]َ[ik[نْط]]َقَنَا اللّٰهُ الَّ[ik[ذِيْٓ ا]]َ[ik[نْط]]َقَ كُلَّ شَيْ[gu[ءٍ وّ]]َهُوَ خَلَقَكُمْ اَوَّلَ مَرَّ[gu[ةٍ]]ۙ [gu[وّ]]َاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Wa q±lµ lijulµdihim lima syahittum ‘alain±, q±lµ an¯aqanall±hul-la©³ an¯aqa kulla syai'iw wa huwa khalaqakum awwala marrah(tin), wa ilaihi turja‘µn(a). Mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” (Kulit) mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu dapat berbicara telah menjadikan kami dapat berbicara. Dialah yang menciptakan kamu pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
-
22وَمَا كُ[ik[نْت]]ُمْ تَسْتَتِرُوْنَ اَ[gu[نْ يّ]]َشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَ[ik[لَآ ا]]َ[qa[بْ]]صَارُكُمْ وَلَا جُلُوْدُكُمْ وَلٰكِ[ik[نْ ظ]]َنَ[ik[نْت]]ُمْ اَ[gu[نّ]]َ اللّٰهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيْ[gu[رً]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]][gu[مّ]]َا تَعْمَلُوْنَ Wa m± kuntum tastatirµna ay yasyhada ‘alaikum sam‘ukum wa l± ab¡±rukum wa l± julµdukum wa l±kin §anantum annall±ha l± ya‘lamu ka£³ram mimm± ta‘malµn(a). Kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kamu lakukan.
-
23وَذٰلِكُمْ ظَ[gu[نّ]]ُكُمُ الَّذِيْ ظَنَ[ik[نْت]]ُ[ik[مْ ب]]ِرَبِّكُمْ اَرْدٰىكُمْ فَاَصْبَحْتُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الْخٰسِرِيْنَ Wa ©±likum §annukumul-la©³ §anantum birabbikum ard±kum fa a¡ba¥tum minal-kh±sir³n(a). Itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu. (Dugaan) itu telah membinasakan kamu sehingga jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi.
-
24فَاِ[gu[نْ يّ]]َصْبِرُوْا فَال[gu[نّ]]َارُ مَثْ[id[وً]]ى [id[لّ]]َهُمْ ۚوَاِ[gu[نْ يّ]]َسْتَعْتِبُوْا فَمَا هُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]]نَ الْمُعْتَبِيْنَ Fa iy ya¡birµ fan-n±ru ma£wal lahum, wa iy yasta‘tibµ fam± hum minal-mu‘tab³n(a). Jika mereka bersabar (atas azab neraka), nerakalah tempat tinggal mereka dan jika mereka meminta belas kasihan, maka mereka bukanlah orang yang pantas dikasihani.
-
25۞ وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَ[iq[نَاۤء]]َ فَزَيَّنُوْا لَهُ[gu[مْ مّ]]َا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ [ik[فِيْٓ ا]]ُمَ[ik[مٍ ق]]َ[qa[دْ]] خَلَتْ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِهِ[gu[مْ مّ]]ِنَ الْجِ[gu[نّ]]ِ وَالْاِ[ik[نْس]]ِۚ اِ[gu[نّ]]َهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَ ࣖ Wa qayya«n± lahum quran±'a fa zayyanµ lahum m± baina aid³him wa m± khalfahum wa ¥aqqa ‘alaihimul-qaulu f³ umamin qad khalat min qablihim minal-jinni wal-ins(i), innahum k±nµ kh±sir³n(a). Kami menetapkan bagi mereka teman-teman (dari setan) yang memuji-muji apa saja yang ada di hadapan (nafsu dan kelezatan dunia) dan di belakang (angan-angan) mereka. Tetaplah atas mereka putusan (azab) bersama umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari (golongan) jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi.
-
26وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَا تَسْمَعُوْا لِهٰذَا الْقُرْاٰنِ وَالْغَوْا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُوْنَ Wa q±lal-la©³na kafarµ l± tasma‘µ lih±©al-qur'±ni walgau f³hi la‘allakum taglibµn(a). Orang-orang yang kufur berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan (mereka).”
-
27فَلَنُذِيْقَ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَذَا[ik[بً]]ا [ik[ش]]َدِيْ[gu[دً]]اۙ [gu[وّ]]َلَنَ[qa[جْ]]زِيَ[gu[نّ]]َهُمْ اَسْوَاَ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Fa lanu©³qannal-la©³na kafarµ ‘a©±ban syad³d±(n), wa lanajziyannahum aswa'al-la©³ k±nµ ya‘malµn(a). Sungguh, Kami pasti akan menimpakan azab yang keras kepada orang-orang yang kufur itu dan sungguh, Kami pasti akan membalas mereka dengan seburuk-buruk balasan (atas) apa yang telah mereka kerjakan.
-
28ذٰلِكَ جَ[iq[زَاۤء]]ُ اَعْ[iq[دَاۤء]]ِ اللّٰهِ ال[gu[نّ]]َارُ لَهُمْ فِيْهَا دَارُ الْخُلْ[qa[د]]ِ ۗجَ[iq[زَاۤء]][iq[ً ۢب]]ِمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَ[qa[جْ]]حَدُوْنَ ª±lika jaz±'u a‘d±'ill±hin-n±ru lahum f³h± d±rul-khuld(i), jaz±'am bim± k±nµ bi'±y±tin± yaj¥adµn(a). Itulah neraka, balasan (bagi) musuh-musuh Allah. Mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.
-
29وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا رَبَّ[ik[نَآ ا]]َرِنَا الَّذَيْنِ اَضَلّٰنَا مِنَ الْجِ[gu[نّ]]ِ وَالْاِ[ik[نْس]]ِ نَ[qa[جْ]]عَلْهُمَا تَحْتَ اَ[qa[قْ]]دَامِنَا لِيَكُوْنَا مِنَ الْاَسْفَلِيْنَ Wa q±lal-la©³na kafarµ rabban± arinal-la©aini a«all±n± minal-jinni wal-insi naj‘alhum± ta¥ta aqd±min± liyakµn± minal-asfal³n(a). Orang-orang yang kufur berkata, “Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua golongan yang telah menyesatkan kami, yaitu (golongan) jin dan manusia, agar kami meletakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya keduanya menjadi golongan yang paling bawah (hina).”
-
30اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُ[gu[مّ]]َ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَ[iq[لٰۤىٕ]]ِكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَ[qa[بْ]]شِرُوْا بِالْجَ[gu[نّ]]َةِ الَّتِيْ كُ[ik[نْت]]ُمْ تُوْعَدُوْنَ Innal-la©³na q±lµ rabbunall±hu £ummastaq±mµ tatanazzalu ‘alaihimul-mal±'ikatu all± takh±fµ wa l± ta¥zanµ wa absyirµ bil-jannatil-lat³ kuntum tµ‘adµn(a). Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
-
31نَحْنُ اَوْلِ[iq[يَاۤؤ]]ُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَ[ik[هِيْٓ ا]]َ[ik[نْف]]ُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ ۗ Na¥nu auliy±'ukum fil-¥ay±tid-dun-y± wa fil-±khirah(ti), wa lakum f³h± m± tasytah³ anfusukum wa lakum f³h± m± tadda‘µn(a). Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya (surga) kamu akan memperoleh apa yang kamu sukai dan apa yang kamu minta.
-
32نُزُ[gu[لً]]ا [gu[مّ]]ِنْ غَفُوْ[id[رٍ رّ]]َحِيْمٍ ࣖ Nuzulam min gafµrir ra¥³m(in). (Semua itu) sebagai karunia (penghormatan bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
-
33وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْ[gu[لً]]ا [gu[م]]ِ[gu[ّ]][gu[مّ]]َ[ik[نْ د]]َ[ik[عَآ ا]]ِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِ[gu[حً]]ا [gu[وّ]]َقَالَ اِ[gu[نّ]]َنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Wa man a¥sanu qaulam mimman da‘± ilall±hi wa ‘amila ¡±li¥aw wa q±la innan³ minal-muslim³n(a). Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”
-
34وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِ[qa[دْ]]فَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَ[ik[ةٌ ك]]َاَ[gu[نّ]]َهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ Wa l± tastawil-¥asanatu wa las-sayyi'ah(tu), idfa‘ bil-lat³ hiya a¥sanu fa'i©al-la©³ bainaka wa bainahµ ‘ad±watun ka'annahµ waliyyun ¥am³m(un). Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan perilaku yang lebih baik sehingga orang yang ada permusuhan denganmu serta-merta menjadi seperti teman yang sangat setia.
-
35وَمَا يُلَقّٰى[ik[هَآ ا]]ِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْاۚ وَمَا يُلَقّٰى[ik[هَآ ا]]ِلَّا ذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ Wa m± yulaqq±h± illal-la©³na ¡abarµ, wa m± yulaqq±h± ill± ©µ ¥a§§in ‘a§³m(in). (Sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak (pula) dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.
-
36وَاِ[gu[مّ]]َا يَ[ik[نْز]]َغَ[gu[نّ]]َكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْ[ik[غٌ ف]]َاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِ[gu[نّ]]َهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa imm± yanzagannaka minasy-syai¯±ni nazgun fasta‘i© bill±h(i), innahµ huwas-sam³‘ul-‘al³m(u). Jika setan sungguh-sungguh menggodamu dengan halus (untuk meninggalkan perilaku baik itu), maka berlindunglah kepada Allah! Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
-
37وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَال[gu[نّ]]َهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُ[gu[نّ]]َ اِ[ik[نْ ك]]ُ[ik[نْت]]ُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ Wa min ±y±tihil-lailu wan-nah±ru wasy-syamsu wal-qamar(u), l± tasjudµ lisy-syamsi wa l± lil-qamari wasjudµ lill±hil-la©³ khalaqahunna in kuntum iyy±hu ta‘budµn(a). Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan. Bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
-
38فَاِنِ اسْتَكْبَرُوْا فَالَّذِيْنَ عِ[ik[نْد]]َ رَبِّكَ يُسَبِّحُوْنَ لَهٗ بِالَّيْلِ وَال[gu[نّ]]َهَارِ وَهُمْ لَا يَسْـَٔمُوْنَ ۩ Fa inistakbarµ fal-la©³na ‘inda rabbika yusabbi¥µna lahµ bil-laili wan-nah±ri wa hum l± yas'amµn(a). Jika mereka (orang-orang musyrik) menyombongkan diri (enggan bersujud kepada-Nya), mereka (malaikat) yang (berada) di sisi Tuhanmu selalu bertasbih kepada-Nya pada malam dan siang hari tanpa pernah jemu.
-
39وَمِنْ اٰيٰتِ[ik[هٖٓ ا]]َ[gu[نّ]]َكَ تَرَى الْاَرْضَ خَاشِعَ[ik[ةً ف]]َاِ[ik[ذَآ ا]]َ[ik[نْز]]َلْنَا عَلَيْهَا الْ[iq[مَاۤء]]َ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْۗ اِ[gu[نّ]]َ الَّ[ik[ذِيْٓ ا]]َحْيَاهَا لَمُحْيِ الْمَوْتٰى ۗاِ[gu[نّ]]َهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْ[ik[ءٍ ق]]َدِيْرٌ Wa min ±y±tih³ annaka taral-ar«a kh±syi‘atan fa i©± anzaln± ‘alaihal-m±'ahtazzat wa rabat, innal-la©³ a¥y±h± lamu¥yil-maut±, innahµ ‘al± kulli syai'in qad³r(un). Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa engkau melihat bumi kering dan tandus, kemudian apabila Kami menurunkan air (hujan) padanya, ia pun hidup dan menjadi subur. Sesungguhnya Zat yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
-
40اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ [ik[فِيْٓ ا]]ٰيٰتِنَا لَا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَاۗ اَفَمَ[gu[نْ يّ]]ُلْقٰى فِى ال[gu[نّ]]َارِ خَيْرٌ اَ[gu[مّ]]َ[gu[نْ يّ]]َأْ[ik[تِيْٓ ا]]ٰمِ[gu[نً]]ا [gu[يّ]]َوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗاِعْمَلُوْا مَا شِئْتُمْ ۙاِ[gu[نّ]]َهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ Innal-la©³na yul¥idµna f³ ±y±tin± l± yakhfauna ‘alain±, afamay yulq± fin-n±ri khairun am may ya't³ ±minay yaumal-qiy±mah(ti), i‘malµ m± syi'tum, innahµ bim± ta‘malµna ba¡³r(un). Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami, (mereka) tidak tersembunyi dari Kami. Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka itu lebih baik ataukah yang datang pada hari Kiamat dengan aman sentosa? Lakukanlah apa yang kamu kehendaki! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
-
41اِ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِالذِّكْرِ لَ[gu[مّ]]َا [iq[جَاۤء]]َهُمْ ۗوَاِ[gu[نّ]]َهٗ لَكِتٰبٌ عَزِيْ[id[زٌ]] ۙ Innal-la©³na kafarµ bi©-©ikri lamm± j±'ahum, wa innahµ lakit±bun ‘az³z(un). Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an ketika (Al-Qur’an) itu disampaikan kepada mereka, (pasti mereka akan celaka). Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu adalah kitab yang mulia.
-
42[id[لّ]]َا يَأْتِيْهِ الْبَاطِلُ مِ[iq[نْۢ ب]]َيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهٖ ۗتَ[ik[نْز]]ِيْ[gu[لٌ مّ]]ِنْ حَكِيْمٍ حَمِيْ[qa[د]]ٍ L± ya't³hil-b±¯ilu mim baini yadaihi wa l± min khalfih(³), tanz³lum min ¥ak³min ¥am³d(in). Tidak ada kebatilan yang mendatanginya, baik dari depan maupun dari belakang. (Al-Qur’an itu adalah) kitab yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji.
-
43مَا يُقَالُ لَكَ اِلَّا مَا قَ[qa[دْ]] قِيْلَ لِلرُّسُلِ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لِكَ ۗاِ[gu[نّ]]َ رَبَّكَ لَذُوْ مَغْفِرَ[gu[ةٍ وّ]]َذُوْ عِقَابٍ اَلِيْمٍ M± yuq±lu laka ill± m± qad q³la lir-rusuli min qablik(a), inna rabbaka la©µ magfiratiw wa ©µ ‘iq±bin al³m(in). Apa yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu tidak lain adalah apa yang telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelummu. Sesungguhnya Tuhanmu pasti mempunyai ampunan dan azab yang pedih.
-
44وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِ[id[يًّ]]ا [id[لّ]]َقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِ[gu[يٌّ وّ]]َعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُ[gu[دً]]ى [gu[وّ]]َشِ[iq[فَاۤء]]ٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ [ik[فِيْٓ ا]]ٰذَانِهِمْ وَ[qa[قْ]]ر[gu[ٌ وّ]]َهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُو[iq[لٰۤىٕ]]ِكَ يُنَادَوْنَ مِ[gu[نْ مّ]]َكَا[iq[نٍۢ ب]]َعِيْ[qa[د]]ٍ ࣖ Wa lau ja‘aln±hu qur'±nan a‘jamiyyal laq±lµ lau l± fu¡¡ilat ±y±tuh(µ), a'a‘jamiyyuw wa ‘arabiyy(un), qul huwa lil-la©³na ±manµ hudaw wa syif±'(un), wal-la©³na l± yu'minµna f³ ±©±nihim waqruw wa huwa ‘alaihim ‘am±(n), ul±'ika yun±dauna mim mak±nim ba‘³d(in). Seandainya Kami menjadikannya (Al-Qur’an) bacaan dalam bahasa selain Arab, niscaya mereka akan mengatakan, “Mengapa ayat-ayatnya tidak dijelaskan (dengan bahasa yang kami pahami)?” Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab, sedangkan (rasul adalah) orang Arab? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman, sedangkan orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada penyumbat dan mereka buta terhadapnya (Al-Qur’an). Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”
-
45وَلَقَ[qa[دْ]] اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ فَاخْتُلِفَ فِيْهِ ۗوَلَوْلَا كَلِمَ[ik[ةٌ س]]َبَقَتْ مِ[id[نْ رّ]]َبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗوَاِ[gu[نّ]]َهُمْ لَفِيْ شَ[gu[كٍّ م]]ِ[gu[ّ]]نْهُ مُرِيْ[qa[ب]]ٍ Wa laqad ±tain± mµsal-kit±ba fakhtulifa f³h(i), wa lau l± kalimatun sabaqat mir rabbika laqu«iya bainahum, wa innahum laf³ syakkim minhu mur³b(in). Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu ia (kitab itu) diperselisihkan. Seandainya tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu (bahwa orang-orang yang mendustakan Al-Qur’an akan ditunda penyiksaannya), niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka. Sesungguhnya mereka benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya.
-
46مَنْ عَمِلَ صَالِ[ik[حً]]ا [ik[ف]]َلِنَفْسِهٖ ۙوَمَنْ اَ[iq[سَاۤء]]َ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّا[id[مٍ ل]]ِ[id[ّ]]لْعَبِيْ[qa[د]]ِ ۔ Man ‘amila ¡±li¥an fa linafsih(³), wa man as±'a fa ‘alaih±, wa m± rabbuka bi§all±mil lil-‘ab³d(i). Siapa yang mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan siapa yang berbuat jahat, maka (akibatnya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).
-
47۞ اِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ ۗوَمَا تَخْرُجُ مِ[ik[نْ ث]]َمَرٰ[gu[تٍ مّ]]ِنْ اَكْمَامِهَا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ اُ[ik[نْث]]ٰى وَلَا تَضَعُ اِلَّا بِعِلْمِهٖ ۗوَيَوْمَ يُنَادِيْهِمْ اَيْنَ شُرَ[iq[كَاۤء]]ِيْۙ قَا[ik[لُوْٓ]]ا [ik[ا]]ٰذَ[gu[نّ]]ٰكَ مَا مِ[gu[نّ]]َا مِ[ik[نْ ش]]َهِيْ[qa[د]]ٍ ۚ Ilaihi yuraddu ‘ilmus-s±‘ah(ti), wa m± takhruju min £amar±tim min akm±mih± wa m± ta¥milu min un£± wa l± ta«a‘u ill± bi‘ilmih(³), wa yauma yun±d³him aina syurak±'³, q±lµ ±©ann±ka m± minn± min syah³d(in). Hanya kepada-Nya pengetahuan tentang hari Kiamat itu dikembalikan. Tidak ada sama sekali buah-buahan yang keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan semuanya dengan sepengetahuan-Nya. Pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu?” Mereka menjawab, “Kami menyatakan kepada-Mu bahwa tidak ada seorang pun di antara kami yang dapat memberi kesaksian (bahwa Engkau mempunyai sekutu).”
-
48وَضَلَّ عَنْهُ[gu[مْ مّ]]َا كَانُوْا يَ[qa[دْ]]عُوْنَ مِ[ik[نْ ق]]َ[qa[بْ]]لُ وَظَ[gu[نّ]]ُوْا مَا لَهُ[gu[مْ م]]ِ[gu[ّ]][gu[نْ مّ]]َحِيْصٍ Wa «alla ‘anhum m± k±nµ yad‘µna min qablu wa §annµ m± lahum mim ma¥³¡(in). Lenyaplah dari mereka apa yang dahulu selalu mereka sembah dan mereka pun mengetahui bahwa tidak ada tempat untuk menghindar (dari azab Allah) bagi mereka.
-
49لَا يَسْـَٔمُ الْاِ[ik[نْس]]َانُ مِ[ik[نْ د]]ُ[iq[عَاۤء]]ِ الْخَيْرِۖ وَاِ[gu[نْ مّ]]َسَّهُ الشَّرُّ فَيَـُٔوْ[ik[سٌ ق]]َنُوْ[qa[ط]]ٌ L± yas'amul-ins±nu min du‘±'il-khair(i), wa im massahusy-syarru fa ya'µsun qanµ¯(un). Manusia tidak pernah jemu memohon kebaikan dan jika ditimpa malapetaka, mereka berputus asa dan hilang harapan.
-
50وَلَىِٕنْ اَذَ[qa[قْ]]نٰهُ رَحْمَ[gu[ةً مّ]]ِ[gu[نّ]]َا مِ[iq[نْۢ ب]]َعْدِ ضَ[iq[رَّاۤء]]َ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلَ[gu[نّ]]َ هٰذَا لِيْۙ وَ[ik[مَآ ا]]َظُ[gu[نّ]]ُ السَّاعَةَ [iq[قَاۤىٕ]]ِمَ[gu[ةً]]ۙ [gu[وّ]]َلَىِٕ[id[نْ رّ]]ُجِعْتُ اِلٰى رَ[ik[بِّيْٓ ا]]ِ[gu[نّ]]َ لِيْ عِ[ik[نْد]]َهٗ لَلْحُسْنٰىۚ فَلَنُنَبِّئَ[gu[نّ]]َ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِمَا عَمِلُوْاۖ وَلَنُذِيْقَ[gu[نّ]]َهُ[gu[مْ مّ]]ِنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ Wa la'in a©aqn±hu ra¥matam minn± mim ba‘di «arr±'a massathu layaqµlanna h±©± l³, wa m± a§unnus-s±‘ata q±'imah(tan), wa la'ir ruji‘tu il± rabb³ inna l³ ‘indahµ lal-¥usn±, fa lanunabbi'annal-la©³na kafarµ bim± ‘amilµ, wa lanu©³qannahum min ‘a©±bin gal³§(in). Jika Kami menganugerahkan kepadanya suatu rahmat dari Kami setelah ditimpa kesusahan, pastilah dia akan berkata, “Ini adalah hakku dan aku tidak yakin bahwa hari Kiamat itu akan terjadi. Jika (ternyata) aku dikembalikan kepada Tuhanku, sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan di sisi-Nya.” Maka, sungguh, Kami akan memberitahukan kepada orang-orang yang kufur tentang apa yang telah mereka kerjakan dan sungguh Kami benar-benar akan menimpakan kepada mereka azab yang sangat berat.
-
51وَاِ[ik[ذَآ ا]]َنْعَمْنَا عَلَى الْاِ[ik[نْس]]َانِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُوْ دُ[iq[عَاۤء]]ٍ عَرِيْضٍ Wa i©± an‘amn± ‘alal-ins±ni a‘ra«a wa na'± bij±nibih(³), wa i©± massahusy-syarru fa©µ du‘±'in ‘ar³«(in). Apabila Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling (tidak mensyukuri nikmat-Nya) dan menjauhkan diri (dari Allah dengan sombong), namun apabila kesusahan menimpanya, dia akan banyak berdoa.
-
52قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِ[ik[نْ ك]]َانَ مِنْ عِ[ik[نْد]]ِ اللّٰهِ ثُ[gu[مّ]]َ كَفَرْتُ[ik[مْ ب]]ِهٖ مَنْ اَضَلُّ مِ[gu[مّ]]َنْ هُوَ فِيْ شِقَا[iq[قٍۢ ب]]َعِيْ[qa[د]]ٍ Qul ara'aitum in k±na min ‘indill±hi £umma kafartum bih³ man a«allu mimman huwa f³ syiq±qim ba‘³d(in). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bagaimana pendapatmu jika (Al-Qur’an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya? Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu menyimpang jauh (dari kebenaran)?”
-
53سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَ[ik[فِيْٓ ا]]َ[ik[نْف]]ُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَ[gu[نّ]]َهُ الْحَ[qa[قّ]]ُۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَ[gu[نّ]]َهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْ[ik[ءٍ ش]]َهِيْ[qa[د]]ٌ Sanur³him ±y±tin± fil-±f±qi wa f³ anfusihim ¥att± yatabayyana lahum annahul-¥aqq(u), awalam yakfi birabbika annahµ ‘al± kulli syai'in syah³d(un). Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Qur’an) itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
-
54اَ[ik[لَآ ا]]ِ[gu[نّ]]َهُمْ فِيْ مِرْيَ[gu[ةٍ مّ]]ِ[id[نْ ل]]ِ[id[ّ]]ق[iq[َاۤء]]ِ رَبِّهِمْ ۗ اَ[ik[لَآ ا]]ِ[gu[نّ]]َهٗ بِكُلِّ شَيْ[gu[ءٍ مّ]]ُحِيْ[qa[ط]]ٌ ࣖ Al± innahum f³ miryatim mil liq±'i rabbihim, al± innahµ bikulli syai'im mu¥³¯(un). Ketahuilah, sesungguhnya mereka dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ketahuilah, sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.
Sumber: Terjemah Kementerian Agama RI